Alpukat atau avokad adalah salah satu jenis buah yang memiliki beragam khasiat baik bagi kesehatan. Buah ini juga bisa dikonsumsi sebagai buah, jus maupun campuran olahan makanan. Dengan segala khasiatnya itu, kemudian mendorong masyarakat untuk melakukan budidaya alpukat. Baik untuk usaha maupun untuk konsumsi pribadi.
Di Indonesia sendiri setidaknya terdapat 5 jenis alpukat unggul yang mudah ditemui di pasaran. Di antaranya alpukat Wina, alpukat Miki, alpukat Mentega, alpukat Kendil, serta alpukat Pluwang. Kelima jenis alpukat itu cocok dibudidayakan dengan iklim di Indonesia.
Alpukat mengandung kandungan lemak yang tinggi, namun lemak di dalam buah ini jika tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Karena lemak yang terkandung dalam buah alpukat merupakan lemak tak jenuh tunggal yang merupakan lemak baik.
Cara Budidaya Alpukat dengan Mudah
Budidaya alpukat dapat dilakukan di lahan kebun maupun di pot. Tanaman alpukat baru mulai berbuah saat usianya sudah bertahun-tahun. Pada pot sendiri pohon alpukat sudah mulai berbuah di usia 2 sampai 3 tahun.
Sedangkan di lahan, untuk alpukat Wina yang dibudidaya melalui sambung pucuk atau okulasi, baru berbuah di usia 2-3 tahun dan bisa dipanen saat memasuki usia 4 sampai 5 tahun. Jika budidaya melalui biji, berbuahnya baru di usia 10 hingga 15 tahun.
Bagi yang menginginkan tanaman alpukat cepat berbuah, maka bisa menggunakan teknik cangkok. Bibit yang dipilih pastikan merupakan bibit yang unggul.
Baca Juga : Cara Menanam Pohon Bidara
Yakni dengan memilih cabang yang subur dengan usia yang tidak terlalu tua atau muda. Begitu cabang cangkok sudah tumbuh akar, maka silahkan potong pangkal cabangnya berukuran sekitar 3 cm dari cangkokan.
Kemudian cabang cangkok tersebut ditanam di polybag dengan membuka penutup cangkok lebih dahulu. Tempatkan polybag di bawah naungan atau tempat yang teduh. Jangan lupa untuk menyiramnya secara rutin diikuti perawatan tambahan hingga bibit alpukat tumbuh banyak akar.
Ataupun dengan teknik okulasi, caranya adalah dengan menyambung pucuk tanaman alpukat dengan tunas dari biji alpukat jenis lainnya. Proses sambung pucuk ini dapat dilakukan saat tunas alpukat sudah berusia 2 bulan dengan tinggi kurang lebih 50 cm.
1. Proses Persiapan Lahan
Sambil menunggu bibit mulai berakar, sebaiknya lakukan persiapan lahan tanam terlebih dahulu. Lahan harus memiliki tanah yang gembur. Caranya adalah dengan membuang gulma serta bebatuan lalu lahan digemburkan dengan cara dicangkul dengan halus sebanyak 2 sampai 3 kali.
Syarat tumbuh tanaman alpukat diantaranya berada di dataran ketinggian 200 hingga 1000 mdpl untuk alpukat Wina, dan 1500 mdpl untuk alpukat Miki.
Daerah tempat budidaya harus berada pada rentang suhu udara 15 hingga 30 derajat celcius. Tingkat keasaman tanahnya sendiri berada pada pH 5,6 sampai 6,4, dengan intensitas cahaya sebesar 40 hingga 80%.
2. Proses Menanam Alpukat
Setelah tanah digemburkan, silahkan buat jarak tanam tiap tanaman. Umumnya 6 x 6 meter, bisa juga lebih dekat atau lebih jauh dari ukuran itu tergantung luas lahan. Baru kemudian membuat lubang tanam dengan ukuran umum panjang lebar kedalaman 70 x 70 x 70 cm. Lubang tanam tersebut dibiarkan dalam kondisi terbuka selama kurang lebih 2 minggu.
Ketika menggali lubang tanam, sebaiknya tanah bagian atas dan bawah dipisahkan. Nantinya tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang yang takarannya menyesuaikan luas lahan yang dimiliki.
Sebagai patokan, 1 hektar lahan umumnya membutuhkan pupuk kandang sebanyak 25 kg. Kemudian lubang tanam ditutup kembali dengan tanah bagian bawah terlebih dahulu, kemudian disusul oleh tanah bagian atas. Supaya posisi tanamnya tidak keliru, disarankan menggunakan ajir untuk memberi tanda.
Baca Juga : Cara Menanam Tanaman Pare
Proses penanaman bibit alpukat ke lahan, sebaiknya dilakukan saat awal musim hujan. Lubang tanam yang sebelumnya ditutup, kemudian digali lagi dan segera pindahkan bibit alpukat ke lubang tanamnya. Pastikan untuk membuka polybagnya terlebih dahulu dengan tidak merusak akar.
Setelah bibit dimasukkan dalam lubang tanam, silahkan ditimbun kembali dengan tanah galian tadi. Supaya batangnya tidak roboh, disarankan untuk memasang tajir yang diikatkan bersama batangnya.
3. Tahap Perawatan Tanaman
Rawat Tanaman Anda Hingga Menghasilkan
Perawatan serta pemeliharaan pun perlu dilakukan. Tanaman alpukat muda perlu peneduh supaya tumbuh maksimal. Peneduh ini hanya diperlukan hingga tumbuhnya tunas baru, biasanya berlangsung selama 2 sampai 3 minggu setelah proses penanaman.
Peneduh yang digunakan haruslah peneduh yang dapat melindungi tanaman alpukat muda dari intensitas hujan yang berlebih, paparan sinar matahari langsung, serta terpaan angin kencang. Peneduhnya dibuat dalam posisi miring di mana yang bagian timur dibuat lebih tinggi. Alpukat perlu dilakukan penyiraman rutin 2 kali sehari, terkecuali saat tanahnya masih basah oleh siraman air hujan.
4. Pengendalian Hama Alpukat dan Pemupukan
Yang tak kalah penting adalah pemeliharaan dari gulma serta hama. Oleh karena ditanam di lahan kebun, maka perlu dilakukan penyiangan secara berkala, supaya nutrisi tanah tidak dicuri oleh tumbuhan yang tidak diinginkan.
Hama yang biasa menyerang alpukat, terutama alpukat Wina adalah ulat kipat dan kupu gajah. Dan penyakit yang seringkali menjangkiti tanaman alpukat Wina di antaranya bercak daun dan antraknosa.
Pengendalian hama dapat dengan menggunakan pestisida yang mengandung bahan aktif abamektin dengan dosis yang telah tertera. Sedangkan penanggulangan penyakit tanaman alpukat dapat menggunakan fungisida yang memiliki bahan aktif berupa klorotalonil, propamocarb atau ziram.
Pemberian pupuk juga disarankan supaya tanaman alpukat tumbuh dengan optimal, tetap produktif dan cepat berbuah. Pupuk yang diberikan berupa campuran dari pupuk urea, pupuk KCl dan pupuk TSP. Pemberian pupuk dilakukan sebanyak 4 kali setahun setiap 3 bulan sekali.
Untuk usia tanaman 1 sampai 2 tahun, maka dosis pupuk per pohon yang diberikan berupa campuran dari Urea 0,27 sampai 1,1 kg, KCl 0,2 sampai 0,83 kg, dan TSP 0,5 sampai 1 kg. Sedangkan untuk usia tanaman 3 sampai 4 tahun, dosis per pohon yang diberikan meliputi urea 2,22 sampai 3,55 kg, KCl 4 kg dan TSP 3,2 kg.
Pemberian pupuk sebaiknya berada sedekat mungkin dengan akar tanaman. Caranya adalah dengan membuat lubang secara melingkar yang berada tepat di bawah tepi tajuk dengan kedalaman 30 cm.
Baca Juga : Cara Budidaya Tanaman Vanili
Pupuk kemudian ditebarkan ke dalam lubang, lalu lubang ditimbun kembali dengan tanah. Selain pemberian pupuk buatan, pupuk kandang juga perlu diberikan setiap 6 bulan sekali dengan patokan 1 hektar = 20 kg.
5. Panen Tanaman Alpukat
Jika Sudah Waktunya Panen, Silahkan di Panen
Panen baru bisa dilakukan saat tanaman berusia 4 sampai 5 tahun. Ditandai dengan bunga yang biasanya muncul di awal musim hujan. Terhitung 6 sampai 7 bulan sejak bunga mekar, buah alpukat pun menjadi matang dan siap dipanen.
Umumnya pemanenan dapat dilakukan di bulan Desember hingga Februari. Dengan ciri berupa kulit yang berwarna gelap, tidak menimbulkan suara yang nyaring saat diketuk, dan akan terdengar suara tumbuhan biji dengan daging buang saat buahnya digoyang-goyangkan.
Itulah tahapan dan panduan budidaya alpukat yang mudah dilakukan bagi para pemula. Pilihan budidaya ini bisa menjadi suatu ladang bisnis yang berpotensi menghasilkan keuntungan cukup besar.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
[…] Baca Juga : Cara Budidaya Alpukat […]
[…] Baca Juga : Cara Budidaya Alpukat […]
[…] Baca Juga : Cara Budidaya Alpukat […]