Budidaya belut bisa menjadi pilihan budidaya perikanan termudah bagi pemula. Umumnya cara budidaya belut adalah dengan menggunakan lumpur. Namun supaya belut tidak mudah terserang penyakit, maka budidaya belut tanpa lumpur bisa menjadi pilihan.
Budidaya belut akan berhasil jika syarat lokasi budidayanya terpenuhi. Di antaranya berlokasi di ketinggian 0 sampai 1200 mdpl, menggunakan air dengan pH 6 sampai 9, suhu air budidaya idealnya 25 sampai 32 derajat Celcius, air harus memiliki kadar oksigen dan karbondioksida terlarut masing-masing sebesar 3-5 ppm dan 5 – 15 ppm.
Budidaya belut paling mudah tanpa lumpur dapat dilakukan di drum, kolam terpal maupun kolam tembok. Tiap kolam ini memiliki keunggulan serta kelemahannya masing-masing. Jika dilihat dari segi modal yang dibutuhkan, maka yang lebih murah adalah dengan kolam terpal, sedangkan yang lebih mahal adalah dengan kolam tembok.
Tapi jika ingin praktis, bisa dengan menggunakan drum. Teruntuk pembudidaya yang berniat akan melakukan budidaya dalam jangka panjang, dapat menggunakan kolam tembok.
Cara Budidaya Belut Menggunakan Kolam Drum
Bagi yang ingin melakukan budidaya dengan kolam drum, maka perlu diingat bahwa kolam dari drum sifatnya semi permanen, alias bisa cepat rusak. Jadi kolam drum yang dipakai hanya bisa bertahan 1 – 2 kali periode budidaya.
Untuk kolam drum, yang dipersiapkan tentu adalah drumnya. Drum-drum yang akan dipakai pastikan sudah dibersihkan sampai benar-benar bersih baik di luar maupun dalam. Kemudian buatlah lubang dengan bentuk persegi panjang di salah satu sisi drum yang nantinya akan dihadapkan ke atas.
Baca Juga : Cara Budidaya Ikan Patin
Kalau sudah, silahkan susun secara berderet di atas tanah yang datar, kemudian diberi pengganjal berupa batu besar di kanan kiri drum supaya drumnya tidak guling.
Yang tak kalah penting berikutnya adalah membuat saluran pembuangan di bawah drum, serta beri naungan di atas drum supaya tidak meluap saat hujan dan terhindar dari paparan sinar matahari yang terlalu menyengat.
Tahukah Kamu? Bahwa Belut memiliki segudang manfaat seperti sumber kalori, kaya vitamin, mengandung arginin, zat besi dan fospor.
Cara Budidaya Belut Menggunakan Kolam Dari Terpal
Teruntuk yang menggunakan kolam terpal, yang perlu disiapkan adalah lahan serta terpalnya. Kolam terpal dinilai lebih efektif dan efisien. Ketahanannya bisa sampai 1 – 2 tahun, dan mudah untuk dibongkar pasang.
Selain itu juga dinilai lebih murah daripada menggunakan drum maupun kolam tembok. Cukup dengan membeli terpal plastik kualitas super, serta kayu atau bambu yang kuat. Untuk ukuran kolam terpalnya bebas, kalau bisa menyesuaikan dengan jumlah belut yang akan dibudidaya.
Patokannya, 1 meter persegi kolam terpal dapat menampung hingga 100 ekor belut. Pastikan juga untuk membuat saluran pembuangan pada kolam terpal.
Budidaya Belut Menggunakan Kolam Tembok
Jika ingin budidaya awet dalam jangka waktu yang lama, kolam tembok bisa menjadi solusi.
1. Persiapan Kolam Tembok
Setiap bagian kolam perlu di tembok karena belut biasanya suka menggali. Ukuran luasnya bebas, menyesuaikan dengan jumlah belut yang akan dibudidaya. Sama halnya seperti menggunakan kolam terpal, 1 meter persegi cukup untuk 100 belut.
Kelebihannya menggunakan kolam ini yakni lebih tahan terhadap kebocoran oleh hewan yang merusak kolam, serta mudah mengontrol air dan hewan pengganggu.
Karena budidaya yang dijelaskan di sini adalah budidaya tanpa lumpur, maka setelah kolam sudah siap, langsung saja isi dengan air bersih dan jernih. Usahakan untuk menghindari air yang berasal dari PAM dan air sumur bor. Suhu ideal airnya adalah 26 sampai 28 derajat Celcius.
2. Menebar Bibit Belut
Begitu kolam sudah siap dengan kondisi air yang sudah sesuai, saatnya untuk menebarkan bibit belut. Belut yang dipilih sebisa mungkin merupakan belut berkualitas unggul. Cek terlebih dahulu bibit belut saat membeli.
Ciri-ciri bibit belut yang berkualitas unggul diantaranya memiliki ukuran yang seragam. Ukuran yang berbeda akan memicu adanya kanibalisme yang dominasi makanan. Lalu bibit belut memiliki tubuh yang tanpa adanya satupun bekas luka, dan pergerakannya lincah.
Baca Juga : Cara Budidaya Lobster Air Tawar
Bibit-bibit belut yang sudah didapatkan, kemudian disebar di kolam pembesaran. Penyebaran bibit harus menyesuaikan dengan kapasitas kolamnya. Pada kolam drum, satu drum dapat menampung belut mulai 200 sampai 400 ekor.
Pada kolam terpal dan kolam tembok, tiap 1 meter persegi dapat menampung mulai 50 hingga 100 ekor bibit. Bibit-bibit belut itu pastikan untuk disebar saat cuaca teduh, hindari saat siang hari ketika matahari sedang terik-teriknya.
3. Pemberian Pakan Belut
Cacing Merupakan Salah Satu Makanan Favorit Belut
Karena budidaya ini tanpa menggunakan lumpur, maka pemberian pakannya harus secara intensif. Namun pakan yang diberikan harus dalam batas ideal, tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit. Pakan yang diberikan dibedakan dalam dua jenis, yaitu pakan hidup dan pakan mati.
Pakan hidup dapat berupa larva ikan, cacing, kutu air, zooplankton, kecebong, serta larva serangga. Sedangkan pakan mati berupa bangkai ayam, ikan rucah, pelet, bekicot yang dicincang dan kepiting yuyu yang sudah dicincang. Pakan mati ini wajib direbus terlebih dahulu sebelum diberikan pada belut.
Pemberian pakan belut menyesuaikan dengan bobot populasi belut. Misalnya bobot populasi belut yang dibudidaya adalah 10kg, dan jumlah pakan yang diberikan sebanyak 5 sampai 20% dari bobotnya tiap hari, maka pada usia 0 sampai 1 bulan, pakan yang diberikan sebanyak 0,5 kg perhari.
Untuk belut yang sudah memasuki usia 1 sampai 2 bulan, pemberian pakannya ditambah menjadi 1 kg per hari. Lalu di usia 2 sampai 3 bulan, ditambah lagi menjadi 1,5 kg perhari. Dan seterusnya.
Untuk pemberian pakan hidup jangan dilakukan setiap hari, cukup diberikan tiap 3 hari sekali. Sedangkan untuk pakan mati dapat diberikan sebanyak 1 sampai 2 kali per harinya.
Pemberian pakannya terutama di kolam terbuka sebisa mungkin dilakukan pada sore dan malam hari, karena belut merupakan hewan nokturnal. Sedangkan pada kolam yang ternaungi, pemberian pakannya bisa dilakukan sepanjang hari.
4. Perawatan dan Pemeliharaan Air Kolam Belut
Selain pemberian pakan secara intensif, pengaturan air kolam juga harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan air kolam bisa saja berubah pH karena belut mengeluarkan lendir sebagai mekanisme melindungi diri secara terus menerus.
Pengukuran pH air perlu dilakukan secara berkala. Saat pH air kolam sudah mencapai pH 7, itu menjadi indikasi bahwa air kolam harus segera dilakukan sirkulasi atau diganti.
Kualitas air kolam yang buruk akan berdampak buruk juga terhadap budidaya, di antaranya munculnya hama dan penyakit, hingga kegagalan panen.
Untuk saat ini (tahun 2020) Harga belut berkisar antara Rp. 40.000 – Rp. 50.000 per kilonya
5. Panen Belut Hasil Budidaya
Panen Belut Anda Jika Sudah Waktunya
Panen belut sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, terutama untuk konsumsi pribadi dan rumah makan. Tapi kalau ingin hasilnya nanti dijual di pasar-pasar lokal, maka panen yang ideal dilakukan saat belut berusia 3 sampai 4 bulan dari masa pemeliharaan.
Baca Juga : Cara Budidaya Lele
Panen sebaiknya dilakukan secara bertahap selama beberapa hari. Untuk budidaya di kolam, panen dapat dilakukan dengan menjaring belut atau menguras kolamnya. Nantinya jika ada belut dengan kualitas baik, dapat dibudidaya lagi sebagai indukan untuk menghasilkan bibit-bibit belut yang baru.
Itulah informasi mengenai cara budidaya belut yang dapat dilakukan di tiga jenis kolam. Pertama adalah kolam drum, kemudian kolam terpal, dan kolam tembok. Budidaya ini bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment