Tanaman Pangan Cara Merawat Tanaman

Langkah Bisnis Budidaya Porang yang Menguntungkan

Budidaya Porang
Written by Trikmerawat.com

Budidaya tanaman buah dan tanaman hias mungkin sudah kurang potensial lagi sebagai suatu bisnis. Lain lagi dengan budidaya porang, yang masih sangat jarang dilakukan di Indonesia sehingga akan menjadi suatu bisnis yang menguntungkan.

Porang sendiri mungkin masih terdengar cukup asing bagi masyarakat awam. Porang bukan buah, bukan juga salah satu jenis tanaman hias. Porang adalah tanaman umbi-umbian, yang memiliki nama ilmiah Amorphophallus muelleri.

Umbi porang ternyata sangat diminati oleh pasar dunia, sehingga menjadikannya sebagai salah satu komoditas yang diekspor ke luar negeri. Negara-negara tujuan ekspor paling besar adalah Jepang, Vietnam, Tiongkok, Australia dan masih banyak lagi.

Namun sayangnya jumlah bahan baku yang tersedia di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini dikarenakan masih jarangnya petani yang menjalankan budidaya ini, dan rata-rata bahan baku umbi porang didapat dari hutan.

Sehingga bukannya tidak mungkin pembudidaya porang akan menghasilkan untung yang besar dari budidaya porang yang dilakoninya. Porang adalah salah satu produk lokal yang sangat berpotensi di pasar dunia, terutama apabila porang sudah diolah menjadi chip porang yang siap ekspor.

Harganya bisa 4 kali lipat lebih mahal daripada harga porang segar di pasar yang hanya seharga Rp.4000 per kilogramnya.

Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Budidaya Porang


Porang biasanya ditemukan di hutan, sehingga tanaman porang bisa tumbuh dengan baik di tanah jenis apa pun. Untuk ketinggian lokasi budidayanya, baik dilakukan pada ketinggian 0-700 meter dpl. Serta dapat ditanam di bawah naungan tanaman lainnya.

Porang yang menjadi komoditas unggulan dari Jawa Timur ini, di Madiun dibudidayakan di sekitar hutan jati. Mengingat tanaman porang merupakan tanaman yang toleran dengan naungan bahkan hingga 60% sehingga tetap akan tumbuh dengan optimal meskipun ternaungi oleh tanaman tinggi lainnya.

Baca Juga : Begini Rahasi Budidaya Pohon Coklat, Banyak Untung!

Tanaman porang akan tumbuh hingga ketinggian 150 cm, dengan batang halus, di mana tangkai serta daunnya akan memiliki warna hijau bergaris-garis dengan bercak putih.

Tanaman porang diperbanyak dari biji, potongan umbi batangnya, maupun dari umbi yang sudah memiliki titik tumbuh/umbi katak (bubil) yang dapat langsung ditanam.

Meskipun bisa tumbuh dengan baik pada jenis tanah apa pun, akan tetapi pertumbuhannya hanya akan optimal pada tanah dengan tingkat keasaman pH 6 sampai 7, yang gembur, subur serta dapat menyerap air dengan baik.

Tahapan Melakukan Budidaya Porang


Lahan sebagai lokasi budidaya juga ada baiknya memiliki tingkat kerapatan setidaknya 40%, yakni dengan adanya pepohonan jenis angsana, mahoni dan jati yang tumbuh di sekitar area budidaya. Kalaupun dibudidayakan di lahan terbuka, maka diperlukan paranet supaya intensitas cahaya dapat dikurangi sehingga tanaman akan tumbuh dengan optimal.

1. Persiapan Bibit untuk Budidaya Porang

Bibit porang bisa berupa umbi, biji, maupun bubil. Banyaknya bibit porang disesuaikan dengan luas lahan dan jarak tanamnya. Tiap satu hektar lahan yang memiliki jarak tanam 1 x 0,5 meter, maka untuk bibit umbi dibutuhkan setidaknya 1500 kg, biji sebanyak 300 kg dan bubil sebanyak 350 kg.

Bibit umbi didapatkan dari anakan tanaman porang yang sudah berumur 1 tahun, yang mana pertumbuhannya sehat dan subur. Tanaman yang dipilih kemudian dibongkar, lalu bersihkan umbi porang dari akar serta tanah yang menempel. Lalu umbi dikumpulkan di tempat yang teduh sebelum ditanam. Satu buah umbi hanya akan menghasilkan satu tanaman porang saja.

Baca Juga : Ini Rahasia Cara Budidaya Lengkeng yang Banyak Diminati Masyarakat

Untuk yang menggunakan bibit bubil, yakni didapat dari tanaman porang yang sudah berusia tua. Tiap tanaman porang yang sudah berusia tua dan memiliki ukuran yang cukup besar biasanya akan menghasilkan hingga 15 bubil. Bubil ini diseleksi dulu, dipilih yang sehat saja. Lalu dikumpulkan dan disimpan dalam tempat kering.

2. Persiapan Lahan Tempat Budidaya

Dalam melakukan budidaya porang, perlu dilakukan persiapan lahan dan bibit porang. Lahan harus dalam keadaan bersih dari tanaman liar, gembur dan dibuat guludan dengan lebar 50 cm dan tinggi 25 cm.

Tiap guludan diberi jarak kurang lebih 50 cm. Bagi yang menggunakan bibit umbi dan bubil, diperlukan pemasangan ajir dengan jarak 1 x 1 meter. Untuk bibit dari bubil, diperlukan membuat jalur dengan menggunakan cangkul selebar 0,5 meter, sehingga nantinya bibit ditanam pada jalur yang sudah dibuat tersebut.

Sedangkan yang menggunakan bibit umbi, harus membuat lubang tanam dengan ukuran 20x20x20 cm, yang kemudian diberikan pupuk dasar berupa pupuk bokashi 0,5 kg per lubang tanah atas. Pupuk bokashi juga diberikan untuk bubil yaitu dengan dicampurkan ke dalam tanah di sekitar tumpukan.

3. Penanaman Bibit Porang

Perbanyakan porang secara generatif atau biji perlu melalui proses penyemaian sebelum ditanam ke lahan. Sedangkan secara vegetatif, bisa langsung ditanam di lahan yang sudah diolah.

Caranya adalah dengan memasukkan tiap satu bibit ke dalam satu lubang tanam, yang mana bakal tunasnya dihadapkan ke atas. Kemudian bibit ditimbun dengan tanah olahan dengan ketebalan sekitar 3 cm. silahkan lakukan penanaman saat musim penghujan, biasanya mulai bulan November hingga Desember.

4. Pemeliharaan Porang

Setelah penanaman berhasil, yang dilakukan selanjutnya adalah pemeliharaan. Sebenarnya tanaman porang tidak membutuhkan pemeliharaan yang intensif, mengingat tanaman porang tumbuh begitu baik di hutan. Penyiraman atau pengairan tidak perlu dilakukan selama musim penghujan, sehingga cukup dengan mengandalkan air hujan.

Pemeliharaan yang dapat dilakukan oleh pembudidaya adalah penyiangan gulma. Gulma akan cepat tumbuh di lahan, yang akan mencuri unsur hara tanah yang seharusnya untuk tanaman porang.

Maka penyiangan wajib dilakukan, yakni mulai umur 1 bulan sejak porang ditanam, dan penyiangan berikutnya dilakukan saat gulma muncul kembali. Gulma yang sudah disiangi sebaiknya dikumpulkan dalam suatu lubang di tanah lalu ditimbun dengan tanah supaya menjadi kompos.

5. Pemberian Pupuk Lanjutan

Selain penyiangan, pembudidaya juga wajib melakukan pemupukan lanjutan. Pemupukan lanjutan bisa dimulai saat tanaman sudah memasuki usia 1 tahun setelah tanam, lalu berikutnya dilakukan setiap setahun sekali. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea dan SP.

Caranya adalah dengan ditanam di sekitar batang tanaman porang, dengan dosis urea dan SP masing-masing 10 g dan 36,5 g tiap lubang.

Baca Juga : Tips Sukses Budidaya Semangka yang Mencapai Omset Ratusan Juta

Pembudidaya mungkin akan khawatir saat melihat tanaman tampak layu dan mati saat musim kemarau. Akan tetapi tanaman sebenarnya tidak benar-benar mati. Ini hanyalah suatu fase dari pertumbuhan tanaman porang, di mana tanaman akan memasuki masa dorman atau istirahat di musim kemarau.

Sehingga akan tampak daunnya yang layu dan terlihat seperti mati. Nantinya saat memasuki musim penghujan, tanaman akan kembali subur dan umbinya akan tumbuh makin besar di dalam tanah.

6. Masa Panen Porang

Kapan masa panen porang pertama kali? Panen porang pertama kali terjadi saat tanaman memasuki usia 3 tahun setelah tanam. Namun panen berikutnya akan terjadi lebih cepat dari panen pertama, yaitu tiap setahun sekali saat tanaman memasuki masa dorman. Umbi yang bisa dipanen adalah umbi yang sudah mencapai berat 1 kg.

Itulah informasi mengenai langkah budidaya porang yang bisa menguntungkan. Semoga setelah ini akan semakin banyak orang yang tertarik untuk mencoba budidaya yang menjanjikan ini ya!

Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.

About the author

Trikmerawat.com

Situs yang Membahas tentang Cara Merawat Tanaman, Cara Merawat Hewan, Cara Merawat Tubuh dan Cara Merawat Benda.

2 Comments

Leave a Comment