Cabe rawit tampaknya sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Cabe rawit menjadi salah satu bahan memasak yang paling tinggi peminatnya, apalagi di kalangan penyuka pedas.
Jenis cabe ini juga memiliki rasa pedas yang lebih di atas cabe keriting maupun cabe merah. Terlebih lagi, mencarinya juga tidak sulit karena budidaya cabe rawit di Indonesia terbilang umum untuk ditemukan.
Produksi budidaya cabe rawit dapat dilakukan dalam skala kecil untuk kebutuhan rumah tangga dengan pot, maupun untuk skala besar yang dijual di pasar.
Budidaya cabe rawit bisa dibilang cukup mudah dilakukan. Terutama cabe rawit dikenal lebih tahan hama dan penyakit daripada tanaman cabe lainnya. Meski begitu, supaya hasilnya maksimal, syarat hidupnya harus terpenuhi dibarengi dengan perawatan yang tepat.
Petunjuk Teknis Melakukan Budidaya Cabe Rawit Supaya Hasil Maksimal
Cabe rawit sangat cocok ditanam di Indonesia yang memiliki iklim tropis. Hasil panen cabe rawit akan maksimal apabila ditanam di daerah dengan ketinggian mulai 0 hingga 500 meter di atas permukaan laut.
Sebenarnya bisa saja ditanam di ketinggian yang lebih dari itu bahkan sampai 1000 meter dpl, akan tetapi hasilnya akan lebih sedikit dan usia produktifnya akan lebih pendek.
Baca Juga: Langkah Budidaya Tanaman Porang yang Menghasilkan
Tanaman cabe rawit dalam sekali tanam akan terus memproduksi cabe sampai usia 3 tahun. Agar hasilnya maksimal, cabe rawit memerlukan intensitas cahaya matahari penuh setiap hari selama 8 jam dan lebih. Tingkat keasaman tanahnya pun tidak boleh terlalu asam, maupun terlalu basa, paling ideal di pH 6,5-7.
Budidaya cabe rawit disarankan dilakukan di lahan kebun. Namun jika lahan yang dimiliki terbatas, bisa juga dilakukan di dalam pot. Adapun perlu diingat bahwa tanah atau media tanamnya masih dalam keadaan steril, dalam artian belum pernah ditanami cabe jenis apa pun.
Walaupun sebelumnya pernah, tanah perlu dibiarkan dulu selama 6 bulan. Penanaman cabe rawit juga sebaiknya tidak berdekatan dengan lahan cabe lainnya yang sudah duluan ditanami.
1. Mempersiapkan Bibit Cabe
Setelah syarat hidupnya sudah terpenuhi, selanjutnya adalah melakukan persiapan bibit. Persiapan bibit ini harus melalui penyemaian benih cabe rawit.
Mendapatkan benih cabe rawit bisa dilakukan sendiri maupun cabe hibrida. Apabila dilakukan sendiri, caranya adalah dengan mengambil buah cabe dari pohon cabe secara langsung.
Pohonnya dipilih yang benar-benar sehat, dalam artian tahan terhadap hama maupun penyakit. Buah cabe yang diambil adalah buah yang 90-100% sudah berwarna merah, dan merupakan buah dari hasil panen ke-4 sampai ke-6.
Sebaiknya hindari mengambil buah cabe hasil panen ke-7 dan seterusnya karena hasilnya nanti jadi tidak maksimal dan kualitasnya tidak sebagus hasil panen ke-4 hingga ke-6.
2. Penyemaian Bibit Cabe Rawit
Penyemaian benih cabe rawit membutuhkan setidaknya 25 sampai 30 hari sebelum ditanam ke lahan maupun ke pot. Penyemaian ini dilakukan dengan dua cara.
Apabila benihnya baru dibuat, benih bisa langsung disemai pada polybag maupun tebar bedeng. Akan tetapi jika benihnya sudah disimpan agak lama, maka benih harus direndam dengan air bawang merah maupun ZPT dan air hangat kuku.
Baca Juga : Cara Menaman Bawang Putih yang Sehat dan Menguntungkan
Tujuan dari perendaman ini adalah untuk merangsang pertumbuhan akar dan mempercepat tumbuhnya kecambah pada benih.
Untuk media semainya dibuat dari campuran tanah dengan pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan 3 : 1. Jika persemaian menggunakan polybag, maka polybag yang digunakan adalah polybag berukuran 4 x 6 cm yang kemudian diisikan dengan media semai.
Satu polybag hanya boleh diisi dengan 1 benih cabe rawit saja. Benihnya lalu ditutup dengan media semai tipis saja. Berikutnya cukup lakukan penyiraman hingga tunasnya tumbuh.
3. Mempersiapkan Lahan Tanam atau Pot Tanam
Menunggu bibit siap ditanam, silahkan persiapkan dulu lahan atau potnya. Untuk penanaman di lahan, lahan harus dalam keadaan bersih dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya.
Kalau lahannya pernah digunakan untuk budidaya cabe sebelumnya, maka dibiarkan dulu selama 6 bulan. Lahan untuk menanam cabe rawit juga tidak boleh berdekatan dengan lahan cabe yang sudah ditanami lebih dulu.
Tanahnya kemudian digemburkan. Setelah itu silahkan buat bedengan dengan lebar sekitar 90 sampai 100 cm. Tinggi dan panjang bedengan bisa disesuaikan dengan kondisi lahannya. Kemudian tiap bedengan diberi jarak sekitar 60 sampai 70 cm.
Berikutnya tambahkan pupuk dasar. Pupuk dasar ini bisa diberikan mulai 10-15 hari sebelum bibit ditanam. Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar diantaranya pupuk organik, ZA, TSP dan KCl yang ditaburkan di tanah. Selain itu juga bisa menambahkan dolomit apabila pH tanahnya lebih rendah dari 6,5. Untuk jarak tanamnya dibuat 70 x 60 cm di musim kemarau atau 80 x 60 cm di musim penghujan.
Sedangkan apabila menggunakan pot, persiapan potnya bisa dilakukan mulai 10 hari sebelum bibit ditanam. Pot yang digunakan sebaiknya memiliki diameter mulai 30 cm dan lebih. Media tanamnya adalah berupa campuran dari tanah gembur, sekam mentah, pupuk kandang dan arang sekam.
Media tanam dari campuran ini memiliki sifat gembur, mudah menyerap air dan memiliki kandungan unsur hara yang banyak. Perbandingan tanah, sekam mentah, pupuk kandang dan arang sekamnya adalah 3 : 1 : 2 : 1.
4. Penanaman Bibit Cabe ke Lahan Tanam atau Pot Tanam
Memasuki usia 25 sampai 30 hari penyemaian, bibit sudah siap untuk ditanam ke lahan maupun ke pot. Sebaiknya pilih bibit yang memiliki kualitas baik, diantaranya memiliki warna daun hijau, vigornya kuat dan akarnya tidak membusuk.
Penanaman ini dilakukan saat sore hari, akan lebih baik lagi dilakukan setelah ajir sudah dipasang. Silahkan buat lubang tanamnya, kemudian robek polybag dengan hati-hati supaya perakarannya tidak rusak, lalu tanamnya dan tutupi setengah bagian batang cabe rawitnya dengan tanah galian.
5. Pemeliharaan Tanaman Cabe Rawit
Pelihara Tanaman Cabe Rawit dengan Benar
Selanjutnya yang dapat dilakukan adalah pemeliharaan. Pemeliharaan cabe rawit supaya hasilnya maksimal di antaranya penyiraman, pemupukan, penyiangan hingga penanggulangan HPT. Penyiraman bagi yang ditanam di lahan dan di pot berbeda.
Baca Juga : Cara Efektif Merawat Tanaman Cabe Saat Musim Hujan
Penyiraman untuk budidaya di lahan dilakukan mengikuti cuaca dan kondisi tanahnya. Sedangkan di pot, penyiraman dilakukan rutin dua kali sehari, pagi menggunakan air bekas cucian beras, dan sore menggunakan air biasa.
Kemudian pemberian pupuk susulan. Baik itu di lahan maupun di pot, pemberian pupuk susulan pertama dilakukan saat tanaman sudah berusia 2 minggu setelah tanam. Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK dengan dosis 3 kg per 1000 tanaman di lahan, atau ½ sendok makan tiap tanaman di pot.
Pemberian pupuk NPK di lahan dilakukan dengan melarutkannya bersama 200 liter air, lalu dikocorkan sebanyak 200ml/tanaman. Untuk di pot, pemberiannya dilakukan di sekeliling pangkal batang, hindari bagian batangnya. Disarankan untuk melakukan penyemprotan pupuk daun tiap 1 minggu sekali untuk memenuhi kebutuhan unsur hara mikro.
6. Panen Cabe Rawit
Panen Cabe Rawit Jika Sudah Waktunya
Dengan pemeliharaan yang tepat, cabe rawit sudah bisa dipanen mulai usia 3 bulan setelah tanam. Bisa dipanen saat cabe masih berwarna hijau, atau sudah warna merah, sesuaikan dengan permintaan pasar.
Itulah petunjuk teknis budidaya cabe rawit yang bisa dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Jika dikerjakan dengan serius, bukan tidak mungkin budidaya ini bisa menjadi lahan bisnis yang sangat menggiurkan.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
[…] Baca Juga : Petunjuk Teknis Cara Budidaya Cabe Rawit yang Sangat Menguntungkan […]
[…] Baca Juga : Petunjuk Teknis Budidaya Cabe Rawit Agar Hasil Maksimal […]