Ulat bumbung atau yang juga sering disebut sebagai ulat bambu merupakan salah satu jenis ngengat bernama latin waxworm. Jenis ulat ini berhabitat di rumpun bambu di kawasan utara Thailand, Myanmar, Laos, dan daerah-daerah yang berhubungan dengan Provinsi Yunan di Cina.
Ulat bambu banyak digunakan sebagai pakan hewan peliharaan seperti halnya kura-kura, kadal, burung, ikan koi, atau hewan pemakan insekta lainnya. Melihat dari banyaknya permintaan pasar atas keberadaannya, kini budidaya ulat bambu kian berkermbang di Indonesia.
Siklus Hidup Ulat Bambu
Ngengat dewasa biasanya memiliki masa hidup selama 2 bulan, yakni pada bulan Juli sampai bulan Agustus. Fase perkawinan ulat bambu terjadi saat malam hari di sekitar awal bulan Agustus, dimana ngengat betina akan bertelur pada area di dalam batang bambu. Dalam proses perkawinannya, ngengat betina mampu menghasilkan telur 80 hingga 130 butir telur. Telur-telur tadi kemudian akan menetas setelah usianya menginjak 12 hari.
Larva ngengat memiliki ciri dominan warna tubuh coklat pucat. Jenis larva ini umumnya dipenuhi rambut panjang yang cukup tajam. Dimana rambut tersebut akan digunakannya untuk mengebor dan membuat lubang pada bambu. Pada awalnya, larva memang memiliki warna coklat pucat, namun setelah hari ketiga berlalu warnanya akan berubah menjadi putih.
Larva-larva tadi akan terus mengebor ke ruang-ruang atas bambu lainnya, serta memakan bubur bambu yang ada di dalam bambu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Saat menginjak hari ke-45, larva dewasa akan bermigrasi menuju ruang bambu paling bawah dimana mereka telah mengebor pintu keluar sebelumnya.
Baca Juga : Tips dan Trik Cara Budidaya Ulat Jerman yang Menguntungkan
Persiapan Alat dan Bahan Budidaya
Bila tertarik untuk membudidayakan jenis insekta satu ini, petani perlu menyiapkan beberapa bahan sebagaimana berikut:
- Siapkan setidaknya 150 ulat bambu untuk dibudidayakan. Benih ini bisa diperoleh langsung dari perburuan di hutan, atau bisa juga dengan membelinya pada toko pakan burung terdekat.
- Siapkan pula wadah berukuran besar seperti nampan atau ember untuk digunakan sebagai tempat penampungan ulat. Semakin besar wadah yang bisa diperoleh, maka akan semakin baik karena ulat yang bisa ditampung didalamnya pun akan semakin banyak.
- Serbuk gergaji dan kertas kardus/karton tebal.
- Pakan alami seperti sayuran dan buah. Atau bisa juga dengan menggunakan pakan racikan sebagai alternatifnya. Petani dapat membuat pakan racikan dengan mencampurkan 1,2 gram tepung sereal bayi, 100 ml air hangat, 100 ml madu, 1 sdm ragi, dan 5 ml vitamin. Aduk seluruh bahan tadi hingga menjadi adonan yang kenyal.
Membuat Tempat Pembiakan
Tempat pembiakan bisa dilakukan pada ember, nampan, atau toples yang sudah disediakan, pastikan untuk tidak menggunakan wadah bermaterial kayu karena ulat bambu akan memakannya.
Buatlah lubang ventilasi udara kecil pada tempat pembiakan agar udara bisa tetap masuk tanpa membiarkan bibit ulat kabur. Pastikan juga agar tempat pembiakan bersih, jauh dari bahan kimia, serta memiliki temperatur stabil yakni 21-24 derajat Celcius.
Jangan lupa untuk melapisi wadah tadi dengan 2-3 inci substrat. Jika ingin membuat substrat sendiri, petani dapat mencampurkan kepingan jagung, sereal, dan dedak. Kemudian menggiling campuran tersebut sampai halus.
Agar wadah pembiakan tetap dalam keadaan lembab, simpan irisan apel, kentang, atau wortel pada bagian atas substrat. Simpan ulat bambu ke dalam wadah dan tutup seluruh akses lubang, selain ventilasi udara, karena ulat bambu akan berkembang biak.
Baca Juga : Ini Resep Anti Gagal Budidaya Ulat Hongkong Cepat Panen
Tahap Perkembangbiakan Ulat Bambu
Ulat bambu membutuhkan waktu selama 10 minggu untuk dapat berkembang biak. Dalam masa perkembangbiakan, petani perlu melakukan sejumlah perawatan seperti halnya memastikan wadah tetap bersih dan mengganti irisan buah/sayur secara berkala.
Tempatkan wadah perkembangbiakan di lokasi yang terkena cahaya matahari. Walau begitu, pastikan agar suhunya tetap berada di angka 21-24 derajat Celcius.
Pertumbuhan ulat bambu diawali dari larva yang beranjak dewasa, berubah menjadi kepompong, dan kemudian berakhir menjadi kumbang. Saat ulat bambu berubah menjadi kumbang dan kepompong, pindahkan ke wadah lainnya agar keduanya bisa tumbuh dewasa.
Saat telur menetas, segera buang kumbang yang mati dan pisahkan telur dari kumbang yang masih hidup. Apabila larva dan kumbang disatukan pada satu wadah yang sama, maka kumbang tadi akan memakan larva di sekitarnya.
Cara Budidaya Ulat Bambu
Di bawah ini adalah serangkaian cara budidaya ulat bambu paling mudah yang bisa dijajal.
- Masukkan serbuk gergaji di bagian dasar wadah perkembangbiakan yang digunakan. Kemudian, isikan adonan pakan.
- Remas kertas karton/kardus menjadi bulatan seperti bola, kemudian letakkan dalam media perkembangbiakan. Nantinya, bola kardus tersebut akan digunakan sebagai tempat bagi ulat untuk berubah menjadi kepompong. Selain bola kardus, petani juga dapat memanfaatkan potongan-potongan kain yang disatukan.
- Ketika wadah selesai dimodifikasi, masukkan ulat bambu ke dalam wadah.
- Tempatkan wadah tadi pada area yang lembab.
- Setelah beberapa minggu, ulat bambu berubah menjadi kepompong yang menempel pada bola-bola kertas/gumpalan kain. Saat hal ini terjadi, segera pindahkan bola-bola kertas tadi ke wadah lain.
- Selang beberapa waktu, kepompong akan menjadi ngengat dewasa.
- Berlanjut pada masa perkawinan. Ngengat betina dewasa akan bertelur sebanyak 80-130 telu dan akan menetas dalam 12 hari. Jika telur menetas dan menjadi larva atau ulat bambu, maka ulat bisa langsung dipanen.
Tips Dalam Membudidayakan Ulat Bambu
Agar budidaya ulat bambu bisa sukses, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh petani, diantaranya adalah:
- Menyimpan wadah di tempat yang terkena cahaya namun memiliki suhu yang stabil.
- Membersihkan media perkembangbiakan secara berkala.
- Tidak menyimpan terlalu banyak ulat bambu dalam satu wadah.
- Memberikan pakan dalam jumlah cukup secara rutin.
- Melakukan riset dan pencarian informasi lebih lanjut terkait metode budidaya.
- Guna menjaga kelembaban dari wadah perkembangbiakan, petani dapat membuka daun penutup wadah dan menetesinya dengan sedikit air. Atau bisa juga dengan mencelupkan bagian ujung bambu ke wadah berisi air.
- Jauhkan lokasi wadah budidaya dari serangan semut atau tikus.
Baca Juga : Cara Budidaya Kroto Termudah‌ ‌dari‌ ‌Awal‌ ‌hingga‌ ‌Panen‌ ‌Besar‌
Pangsa Pasar Ulat Bambu
Pangsa pasar yang dimiliki ulat bambu sangatlah luas. Karena ulat bambu merupakan pakan yang baik bagi segala jenis binatang, terutama hewan pemangsa insekta.
Selain itu, ulat bambu juga cukup baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Mengingat banyaknya protein dan lemak yang dimilikinya. Meski sedikit ekstrim, namun olahan larva banyak digemari orang-orang. Bahkan di Thailand, ulat bambu menjadi olahan favorit yang banyak dijajakan di jalanan sebagai street food.
Itulah beberapa panduan budidaya ulat bambu cepat panen yang bisa diterapkan. Selanjutnya, petani dapat memanennya secara berkala sesuai dengan siklus yang ada. Sebelum memulai siklus perkembangbiakan yang baru, pastikan untuk membersihkan wadah terlebih dahulu, mengganti substrat dan pakan yang ada di dalamnya, serta mengeluarkan bola-bola kardus untuk kemudian menggantinya dengan yang baru.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment