Beberapa waktu yang lalu, metode penanaman hidroponik mulai banyak dilakukan. Selain lebih hemat dan praktis dalam hal perawatannya, penerapan metode hidroponik menjadi solusi alternatif bagi masyarakat Indonesia yang mempunyai keterbatasan lahan namun menghendaki keberadaan tanaman segar di rumahnya. Salah satu jenis tanaman yang kerap dibudidayakan lewat metode hidroponik ialah buah cabai. Lantas, bagaimanakah prosedur penanaman hidroponik cabe?
Kenapa Harus Hidroponik?
Ada banyak sekali alasan yang mendukung dilakukannya sistem hidroponik untuk penanaman buah/sayur di rumah. Salah satunya ialah sebagai berikut:
- Pengerjaan dan perawatan sistem hidroponik tergolong mudah untuk dilakukan, bahkan oleh pemula yang masih cukup awam sekalipun.
- Tidak membutuhkan banyak biaya, tenaga, maupun waktu untuk memeliharanya.
- Pemberian nutrisi yang dilarutkan lewat air lebih efektif dan efisien untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.
- Tanaman yang telah mati bisa dicabut dan diganti dengan tanaman yang baru.
- Potensi serangan hama dan penyakit lebih mudah dikendalikan.
- Produk yang dihasilkan lebih sehat juga aman untuk dikonsumsi.
- Tanaman hidroponik dapat bertumbuh lebih cepat dengan hasil kontinyu.
- Menjadi solusi terbaik atas perkara keterbatasan lahan atau kondisi tanah kurang baik.
- Kemungkinan kerugian yang akan diderita petani setelah panen cenderung lebih kecil dibandingkan dengan bercocok tanam secara konvensional. Ini karena ketika hasil hidroponik dijual, harga pasaran produknya cukup tinggi dan relatif konstan.
- Bisa menanam tanaman musiman di luar musimnya, tidak mengenal musim.
- Terhindar dari resiko erosi atau kekeringan.
Baca Juga : Panduan Lengkap Cara Budidaya Aquaponik untuk Pemula
6 Cara Menanam Hidroponik Cabe
Berikut merupakan panduan menanam cabai di sistem hidroponik. Let’s get to the list!
1. Memilih Benih
Pilihlah jenis cabai yang akan dibudidayakan. Apapun jenisnya, pastikan agar kematangan benih telah sempurna. Dalam hal ini, biasanya ditunjukkan melalui warna cabai yang merah tua.
Belah buah cabai dan ambil bagian isinya. Setelah itu, jemur biji cabai selama 2 hari hingga mengering. Sebagai alternatif, petani dapat membeli benih cabai siap tabur melalui toko-toko tanaman terdekat.
2. Menyemai Benih Cabe
Bertani cabai menggunakan sistem hidroponik atau sistem fertigasi/nft sejatinya tidak dapat menggunakan benih secara langsung. Melainkan harus melalui proses pembibitan atau penyemaian terlebih dahulu supaya benih dapat bertumbuh dengan baik sekaligus menghemat tempat.
Selain itu, langkah ini juga bisa menyeleksi benih yang hendak ditanam, sehingga pada akhirnya petani akan memperoleh bibit dan hasil yang bagus. Mengingat tidak semua benih yang disemai akan berkembang. Fakta ini juga dijelaskan pada kemasan benih, biasanya akan tertulis daya kecambah minimal berkisar antara 80% sampai dengan 90%.
Wadah pembibitan atau persemaian idealnya menggunakan baki, tray semai, ataupun kotak kayu. Semai benih cabai di tempat tersebut dan gunakan cocopeat, sekam bakar, juga pasir sebagai media tanamnya. Proporsi ketiganya adalah 1 : 1 : 1. Setelah campuran media tanam siap, semprot wadah pembibitan dengan air secukupnya. Kemudian, sebarkan benih cabai dan tutupi kembali dengan media tanam yang tersisa.
Apabila petani menggunakan tray semai, pastikan untuk memberikan jarak antar benih supaya tanaman cabai yang tumbuh tidak terlalu berdempetan, sehingga pertumbuhannya menjadi terganggu. Disamping itu, keberadaan jarak akan memudahkan petani saat memindahkan tanaman tersebut nantinya.
Lakukan perawatan pada benih dengan rutin menyiraminya setiap hari dan menempatkan tray semai di bawah sinar matahari, sehingga bibit cabai tidak kutilang. Pada saat bibit mencapai usia 7-10 hari, petani bisa mulai memindahkannya ke lahan hidroponik.
Baca Juga : Rahasia Cara Mencangkok dengan Mudah dan Cepat Tanpa Gagal
3. Menyiapkan Media Tanam
Keterbatasan lahan dan biaya kerap kali memaksa manusia memutar otaknya demi memperoleh ide kreatif sebagai solusinya. Sembari menunggu waktu pembibitan bibit cabai usai, petani dapat menyiapkan sistem atau tempat yang akan digunakan sebagai wadah budidaya cabai.
Hingga saat ini, ada banyak variasi media tanam hidroponik yang bisa digunakan. Sebut saja polyback, wick, deep water culture, dan banyak lagi lainnya. Untuk tanaman cabai hidroponik, media tanam yang kerap digunakan adalah potongan pipa atau botol air mineral.
Masih menggunakan media tanam dengan bahan cocopeat dan arang sekam, sistem penanaman cabai secara hidroponik digarap dengan perbandingan 1 : 1 antar masing-masing bahan. Lalu, campur hingga merata dan letakkan pada botol air mineral atau potongan pipa yang sudah dibentuk sedemikian rupa.
Berikan pula sumbu supaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman cabai bisa terserap dan membasahi seluruh bagian media tanam pun akarnya. Kain dengan daya serap bagus layaknya kain flanel bisa menjadi opsi sumbu hidroponik.
4. Menanam Bibit
Memiliki daun berjumlah 4 dan akar yang lebat menjadi acuan ketika benih cabai telah siap dipindahkan dari tempat penyemaian ke media tanam sesungguhnya. Pastikan untuk mencabut bibit cabai secara perlahan agar akarnya tidak patah atau rusak.
Sirami bibit menggunakan air hingga media penyemaian basah supaya proses pencabutan lebih mudah dilakukan. Atau bisa juga dengan menyertakan sedikit media tanam ketika mencabut bibitnya. Baru kemudian merendamnya di air sembari digoyang-goyangkan agar media tanamnya rontok ke dasar air. Setelah itu, tanam bibit cabai ke botol atau sistem hidroponik lain yang telah disiapkan.
Perlu diingat, proses pemindahan bibit disarankan dilakukan pada pagi atau sore hari. Usahakan untuk tidak memindahkannya di siang hari atau bibit malah akan jadi layu.
Posisikan sistem hidroponik ke arah yang banyak menerima paparan sinar matahari guna memudahkannya tumbuh optimal. Jangan lupa pula untuk menambahkan nutrisi tambahan untuk menunjang perkembangannya.
Baca Juga : Musim Hujan Tiba? Begini 3 Cara Merawat Cabe yang Tepat
5. Merawat Tanaman Cabai
a. Mengontrol Nutrisi
Perhatikan suplai nutrisi pada tanaman cabai secara berkala. Pastikan untuk tidak membuatnya terlalu kering ataupun mengurangi kelembabannya. Kondisi media tanam terlalu kering akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai itu sendiri. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu menjaga keseimbangan antara kelembaban media tanam dan asupan nutrisinya sehingga syarat tumbuh cabai bisa terpenuhi dengan maksimal.
b. Mencegah dan Menanggulangi Hama
Sejumlah penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai ialah kutu daun, ulat, serta tungau. Dimana hama tersebut akan menyebabkan timbulnya bercak pada daun dan busuk pada buahnya. Untuk mengatasinya, cukup semprotkan pestisida organik secara berkala.
c. Memeriksa Derajat Keasaman
Tiap-tiap tumbuhan memiliki syarat hidupnya masing-masing. Pun dengan tumbuhan cabai yang membutuhkan derajat keasaman sebesar 6-7. Pengukurannya bisa dilangsungkan dengan 2 metode. Yakni menggunakan pH meter atau melakukannya secara manual dengan memperhatikan daun tanaman cabai. Apabila warna daun tampak kekuningan, artinya pH tanah sedang menurun.
6. Proses Panen
Cabai dapat mulai dipanen ketika usianya mencapai 60-70 hari sejak hari pertama penanamannya. Waktu terbaik untuk memanen hasil budidaya cabai ialah ketika buahnya berwarna kemerahan, alias sudah matang. Pemanenan bisa dilakukan saat pagi hari supaya kesegaran cabai dapat terjaga.
Kini, keterbatasan lahan tidak lagi menjadi alasan sulit membudidayakan suatu tanaman. Lewat prosedur budidaya hidroponik cabai di atas, penanaman buah dan sayur-mayur segar bisa dilakukan dimanapun. Menarik ya?
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment