Tomat merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi, baik itu untuk dijadikan sebagai lalapan, menu utama dalam salad, ataupun jus segar. Tomat juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Tidak mengherankan jika kemudian banyak orang yang melakukan tanam tomat sendiri di rumahnya.
Baca Juga : Langkah Cara Menanam Seledri dari Bibit Sampai Panen
Cara Menanam Tomat di Lahan Rumah
- Pastikan untuk memilih lahan yang biasa menerima sinar matahari setidaknya 6 jam setiap harinya. Disamping itu, pilih juga lokasi yang memiliki tanah berdrainase baik.
- Gali tanah sedalam 30 cm dan campurkan dengan pupuk kompos dua minggu sebelum proses tanam tomat di luar ruangan berlangsung.
- Tanam tomat dengan jarak sekitar 60 cm antara satu tanaman dengan tanaman lainnya.
- Letakkan keramba di tanah saat proses penanaman berlangsung. Hal ini dilakukan guna menghindari adanya potensi kerusakan akar di kemudian hari.
- Jepitlah beberapa cabang bagian bawah tanaman tomat dan tanam akarnya dalam kedalaman yang cukup. Sehingga daun yang tumbuh terendah nantinya akan terletak tepat di atas permukaan tanah.
- Siram tanaman tersebut dengan rutin untuk mengurangi guncangan yang mungkin timbul pada akar.
Cara Merawat Tomat
1. Penyulaman
Fungsi dari penyulaman adalah mengganti tanaman yang gagal tumbuh dikarenakan sakit atau rebah akibat cuaca yang tidak mendukung. Caranya, cabut tanaman yang terlihat tidak sehat atau mati, kemudian ganti dengan bibit baru sisa penyemaian sebelumnya. Proses penyulaman tanam tomat ini bisa dilakukan setelah seminggu tomat ditanam.
2. Penyiangan
Proses penyiangan dalam budidaya tomat umumnya dilakukan setiap 3-4 kali selama musim tanam berlangsung. Di area tanam yang ditutupi oleh mulsa, pemberlakukan prosedur ini malah bisa lebih jarang lagi.
Tujuan utama dialakukannya penyiangan ialah mengangkat gulma yang ada di area tanaman tomat. Seperti yang kita tahu, gulma akan mengganggu tanaman dalam persaingan nutrisi. Disamping itu, gulma akan mengundang hama dan penyakit untuk datang dan menyerang tanaman utama.
3. Pemangkasan
Secara umum, pemangkasan pada tumbuhan tomat bisa dilakukan setiap minggunya. Pemangkasan tunas baru yang terletak di ‘ketiak’ daun perlu dilakukan agar tidak tumbuh menjadi batang.
Untuk mengatur ketinggian tomat, petani bisa memotong bagian ujung tanaman tersebut. Pemotongan ujung tanaman ini dilakukan setelah terlihat adanya 5-7 buah dompolan dalam satu pohon.
4. Pemupukan Tambahan
Semprotkan pupuk organik cair yang memiliki kandungan kalium tinggi saat tanaman akan berbunga dan berbuah. Pada budidaya tomat organik, penyemprotan ini bisa dilakukan setiap minggu. Namun perlu diperhatikan, pupuk organik cair ini harus diencerkan terlebih dahulu dengan perbandingan 1 liter pupuk cair:100 liter air. Intinya, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi angka 2%.
Selain itu, petani bisa menambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang setelah tanaman menginjak 2-3 minggu dengan dosisi satu genggam tangan orang dewasa per tanamannya.
Sedangkan untuk budidaya tomat non-organik, berikan campuran KCL dan urea dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per tanamannya. Pemberian pupuk ini bisa dilakukan tatkala tanaman tomat mencapai usia 1 minggu. Lalu, setelah tanam tomat berumur 2-3 minggu, berikan lagi campuran KCL dan urea dengan dosis 5 gram per tanamannya.
Dan ketika umurnya sudah melebihi 4 minggu namun tanaman masih saja terlihat kurang gizi, maka petani bisa memberikan KCL dan urea sebanyak 7 gram pertanamannya.
5. Penyiraman dan Pengairan
Pada dasarnya, tomat tidak membutuhkan terlalu banyak air, tapi juga jangan sampai kekurangan air. Kondisi kelebihan air dalam budidaya tomat memang akan membuat pertumbuhan vegetatif menjadi subur, namun hal ini bisa menghambat fase generatif. Sebaliknya, bila tanaman tomat kekurangan air dalam jangka waktu panjang, buah tomat yang dihasilkan akan menjadi pecah-pecah.
Kekeringan yang panjang juga bisa mengakibatkan kerontokan pada bunga. Oleh karena itu, petani hendaknya menyesuaikan penyiraman sesuai dengan cuaca yang ada. Apabila curah hujan relatif tinggi, maka tidak perlu dilakukan penyiraman lagi. Malah, saluran drainase harus diperbaiki agar air tidak menggenangi sekitaran area tanam tomat.
Sedangkan di musim kemarau, penyiraman harus dilakukan secara rutin di pagi hari. Cobalah untuk mencegah kondisi tanah agar tidak retak-retak akibat kekeringan.
6. Pemasangan Lenjeran
Pemasangan lenjeran pada prosesi tanam tomat berguna untuk menjadi tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh ke tanah. Lenjeran sendiri bisa dibuat dengan bambu sepanjang 1,5 hingga 2 meter. Cukup tancapkan lenjeran pada jarak 10 sampai 20 cm dari posisi tanaman tumbuh.
Untuk dapat memperkokoh posisi lenjeran, petani bisa mengikatkan ujung satu lenjeran dengan lenjeran lain yang letaknya berdekatan.
Lenjeran ini sebaiknya dipasang sedini mungkin guna mencegah luka pada tanaman yang diakibatkan oleh penancapan. Seperti yang kita tahu, tanaman yang masih kecil biasanya akarnya belum menyebar kemana-mana, sehingga potensi tertancap akan kecil.
Sebagai tambahan informasi, luka pada akar yang diperoleh akibat tusukan lenjeran dapat menghambat pertumbuhan tomat dan mengundang penyakit.
Petani bisa mulai melakukan pemasangan lenjeran tatkala tanaman tomat sudah mencapai tinggi 10 hingga 15 cm.
Baca Juga : Syarat Budidaya Kacang Panjang dan Metode Pemupukannya
Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tomat
Beberapa jenis penyakit dan hama yang sering menyerang budidaya tomat adalah kutu daun thrips, lalat buah, lalat putih, tungau, ulat buah, nematoda, penyakit layu, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun, bercak daun, dan busuk buah.
Solusi yang bisa mengendalikan hadirnya hama dan penyakit adalah penyemprotan pestisida. Tapi perlu diingat, penggunaan pestisida harus disesuaikan dengan dosisnya, riwayat penyemprotan, serta lingkungan sekitar, atau dalam artian tumbuhan petani lainnya.
Secara garis besar, hama dan penyakit dalam budidaya tanam tomat tidak bisa dimusnahkan hanya dengan mengandalkan pestisida saja. Mengingat manfaat dari pestisida yang hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya, munculnya serangan hama dan penyakit akan tetap muncul. Dan bahkan kemungkinannya akan lebih resisten.
Terkait dengan menaikkan dosis dari penggunaan pestisida, mungkin akan cukup efektif. Namun dampak lingkungan yang akan ditimbulkan tidak akan baik. Disamping itu, petani juga harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk pembelian pestisida.
Agar bisa menanggulangi hadirnya hama dan penyakit dalam budidaya tanam tomat secara menyeluruh, petani bisa menggunakan prinsip-prinsip PHT atau pengendalian hama terpadu. Penerapan PHT sendiri harus dilakukan secara berkesinambungan.
Baca Juga : Rahasia Sukses Budidaya Kangkung Untuk Pemula
Cara Memanen Tomat
- Biarkan dulu tomat yang sudah mulai tumbuh selama mungkin. Apabila ditemukan adanya rontok sebelum tomat terlihat matang, petani bisa memasukkannya ke dalam kantong kertas dan menyimpannya di tempat yang gelap dan sejuk.
- Perlu dicatat, jangan pernah tempatkan tomat tadi di area yang cerah agar membuatnya matang, atau tomat tersebut mungkin malah akan membusuk bahkan sebelum matang.
- Tomat yang sempurna untuk dipanen biasanya memiliki karakteristik tekstur keras dan warnanya sangat merah.
- Juga, jangan letakkan tomat segar ke dalam kulkas. Pasalnya, hal tersebut akan merusak tekstur dan rasa dari tomat itu sendiri.
Ternyata budidaya tanam tomat bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan ya? Selain bisa di tanam di kebun, tumbuhan ini juga bisa ditanam di halaman depan rumah dengan menggunakan pot loh! Makin praktis deh!
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment