Sapi adalah salah satu hewan ternak dengan ragam manfaat. Dari daging hingga kotorannya dapat menghasilkan banyak keuntungan. Sayangnya, masyarakat di Indonesia masih beternak sapi secara tradisional hingga saat ini. Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, ada satu cara penggemukan sapi potong yang bisa dilakukan secara organik hanya dalam kurun 100 hari untuk bisa panen.
Cara Penggemukan Sapi Potong
1. Pemilihan Bibit Sapi
Memilih bibit unggul untuk ternak sapi harus dilakukan secara tepat. Bila salah dalam memilih bibit atau bibit yang dipilih tidak baik, maka biaya yang harus dikeluarkan peternak akan jauh lebih banyak ke depannya. Guna menghindari potensi kerugian tersebut, di bawah ini merupakan cara pemilihan bibit sapi untuk prosedur penggemukan sapi yang benar.
- Baik lokal ataupun persilangan, bibit sapi harus memiliki produktivitas yang tinggi. Salah satu jenis sapi yang dapat digunakan adalah peranakan Ongole (PO) dan Madura.
- Gunakan bibit sapi jantan karena memiliki pertumbuhan yang lebih cepat.
- Pilihlah sapi muda dalam usia 1-2,5 tahun dengan bobot kurang lebih 200 kg karena memiliki tekstur daging yang lebih halus, kandungan lemak rendah, serta warna lemaknya muda. Sehingga keempukan daging yang akan dihasilkan akan lebih baik.
- Memilih sapi yang sehat dengan indikator:
- Memilih sapi dengan punggung yang rapi.
- Sapi tidak terlalu kurus tapi sehat.
- Memilih sapi yang semok karena mampu menghasilkan karkas lebih banyak.
- Asal usul sapi jelas.
- Asal usul indukan sapi jelas.
Baca Juga : Informasi Lengkap Cara Budidaya Sapi Brahman Cepat Besar
2. Sistem Penggemukan Sapi
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem penggemukan sapi. Mulai dari cara pemberian pakan, usia dan kondisi sapi, luas kandang, serta lamanya proses penggemukan sapi. Di Indonesia sendiri, prosedur penggemukan sapi yang cukup efisien adalah kereman/dikandangkan. Melalui cara ini, disamping akan meningkatkan nilai jual sapi, juga akan memberikan nilai tambah terhadap kotoran ternak yang dihasilkan.
Adapun cara untuk menggemukkan sapi dengan sistem Keraman adalah:
- Sapi dikandangkan.
- Tidak membatasi pakan dan air minum.
- Memberikan pakan rumput hijau dengan konsentrat.
- Pemberian suplemen dan obat cacing guna meningkatkan nafsu makan dan daya tahan sapi.
- Proses penggemukan dilakukan selama 100 hari.
Pada umumnya, penggemukan sapi berlangsung antara 4 hingga 6 bulan dan memakan banyak biaya untuk perawatannya. Melalui sistem pemeliharaan yang benar dan tepat, peternak dapat menyingkat waktu hanya dengan 100 hari. Ditambah dengan pemberian pakan lengkap dengan suplemen, akan membantu pertumbuhan sapi lebih optimal.
3. Pemberian Pakan
Pakan merupakan sumber protein bagi sapi yang diubah menjadi energi untuk menunjang pertumbuhannya. Jumlah dan mutu pakan ternak yang diberikan haruslah mencukupi agar energi yang diperoleh bisa diubah dalam bentuk daging dan lemak. Dalam upaya peternak untuk memilih bahan pakan ternak sapi, terdapat beberapa hal yang perlu diketahui, seperti:
- Memilih jenis pakan ternak yang mudah didapatkan.
- Pakan mengandung zat gizi yang baik untuk pertumbuhan sapi.
- Merupakan jenis pakan yang ada di setiap waktu dan harga yang layak.
- Pakan sapi boleh diganti dengan jenis yang lain asalkan kandungan gizinya sama.
- Pakan sapi tidak mengandung racun, tidak rusak, ataupun produk pakan yang dipalsukan.
Hijauan menjadi bahan pokok utama untuk pakan ruminansia yang biasanya terdiri atas rerumputan, kacang-kacangan, dan dedaunan.
Dalam 1 harinya, sapi membutuhkan 10-12% pakan hijauan dan pakan tambahan sejumlah 1-2% dari total bobotnya.
Pemberian pakan ini bisa dilakukan 3 kali dalam sehari. Sedangkan pakan tambahan akan diberikan sebelum pakan hijauan. Disamping pakan yang cukup, sapi juga memerlukan suplemen untuk menunjang pertambahan berat badannya.
4. Manajemen Kandang Sapi Potong
Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung bagi sapi dari terpaan hujan dan teriknya panas matahari serta membatasi ruang gerak sapi agar terjadi penimbunan daging dan lemak pada tubuhnya. Syarat kandang sapi potong yang baik memiliki meliputi hal-hal berikut:
- Dekat dengan sumber air.
- Konstruksi kandang harus kuat dan kokoh.
- Memiliki tempat pembuangan limbah, dalam arti ventilasi cukup.
- Kandang sapi harus jauh dari pemukiman warga.
- Kandang sapi perlu didesain lebih tinggi dari akses jalan di sekitarnya guna mencegah adanya genangan air.
Salah satu tipe kandang yang efektif untuk digunakan adalah kandang ganda. Dimana jenis kandang ini terdiri dari 2 baris sapi yang saling berhadapan. Dan diantara 2 baris tersebut terdapat gang kecil berjarak 1,5 meter untuk menjadi akses bagi peternak saat hendak memberikan pakan.
5. Pencegahan dan Pengobatan Agen Penyakit
Dalam usaha peternakan sapi potong tidak bisa dilepaskan dari yang namanya penyakit. Mulai dari jenis penyakit yang mudah ditangani hingga penyakit berat penyebab kematian. Menjaga kesehatan sapi menjadi teknik pengendalian utama yang bisa dilakukan peternak agar tidak menimbulkan kerugian. Adapun tindakan pengendalian tersebut meliputi:
- Kontrol rutin kesehatan sapi dan pemberian vaksinasi.
- Selalu membiarkan lantai kandang sapi dalam keadaan kering.
- Mengkarantina sapi yang sakit dan segera mengobatinya agar tidak menularkan penyakit kepada sapi lainnya.
- Menjaga kebersihan dan peralatan kandang sapi potong.
- Rutin memandikan sapi.
Baca Juga : Cara Merawat Sapi Cepat Gemuk dalam Waktu Singkat
Jenis Penyakit Pada Sapi Potong
Di bawah ini merupakan beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang sapi potong.
1. Kembung
Tersumbatnya saluran gas sehingga menyebabkan sistem pencernaan tidak lancar sekaligus membuat bagian perut sapi membesar disebut sebagai kembung. Apabila tidak ditangani dengan segera, penyakit ini akan menyebabkan kematian pada sapi.
Kembung bisa dicegah dengan tidak memberikan pakan rumput yang masih basah. Agar gas dalam sistem pencernaan bisa keluar, peternak bisa memberikan minyak kelapa dan penicillin pada sapi. Atau bisa juga dengan menghubungi petugas vet untuk melakukan trocar tusuk pada bagian lambung sebelah kiri sapi.
2. Kudis
Kudis menjadi penyakit zoonosis yang dapat menular pada manusia. Gejala kudis yang umum terjadi adalah:
- Sapi terlihat gatal-gatal dan kerap menggigit bagian tubuhnya.
- Bulu sapi rontok.
- Menggosokkan tubuhnya ke kandang.
- Timbul bercak abu-abu pada tubuh sapi.
Bila mendapati satu atau keseluruhan gejala tersebut, peternak perlu melakukan sanitasi kandang sapi potong dan mengkarantina sapi yang terjangkit kudis agar tidak menularkannya pada ternak lainnya.
Pengobatan kudis bisa dilakukan dengan mencukur habis bulu sapi dan kerok bagian kulitnya, kemudian bersihkan dengan air hangat. Atau bisa juga dengan mengoleskan belerang dan oli bekas sebagai alternatifnya.
Baca Juga : Ketahui 5 Cara Merawat Kambing Agar Tidak Mudah Sakit
3. Cacingan
Cacingan akan menyebabkan tubuh sapi menjadi kurus, mata sayu, hidung dan mulut kering, nafsu makan turun, bulu kusam, juga diare. Untuk menghindari kehadiran penyakit ini, peternak harus membuang sisa makanan di dalam kandang dan mengusahakan agar kandangnya tidak terlalu lembab. Selain itu, rutin memberikan obat cacing yang diberi albendazole dapat menjadi tindakan preventif atas penyakit ini.
Itulah beberapa cara penggemukan sapi yang efektif untuk meningkatkan bobot sapi potong. Dengan waktu ternak yang singkat, perawatan mudah, dan biaya yang tidak terlalu besar, keuntungan yang didapatkan pun bisa lebih dioptimalkan.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment