Sahang atau yang juga populer sebagai merica maupun lada merupakan salah satu rempah menambah rasa yang mempunyai nilai ekonomi tinggi di dunia. Di Indonesia sendiri, lada sudah menjadi komoditas rempah utama yang diekspor ke seluruh dunia lantaran memiliki harga yang relatif stabil, bahkan relatif lebih tinggi dibandingkan karet atau kopi. Tapi, sebenarnya bagaimana cara menanam sahang yang benar agar cepat tumbuh dan bisa dipanen?
Asal Muasal Sahang Menjadi Komoditas Rempah Indonesia
Mulanya, tanaman dengan nama latin Piper Nigrum Linn berasal dari kawasan Asia, tepatnya di Ghat Barat, India. Tanaman ini dibawa oleh para penyebar ajaran hindu yang datang ke Indonesia pada abad permulaan masehi.
Di era kejayaan Kerajaan Sriwijaya, lada banyak dibudidayakan mengingat eratnya hubungan antar Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Chola Mandala di India. Meski pada akhirnya, hubungan tersebut runtuh lantaran Kerajaan Chola menghancurkan Sriwijaya seiring dengan datangnya bala tentara dari India yang ikut serta membawa tanaman ini ke daerah Sumatera.
Pada dasarnya, lada masuk dalam salah satu kategori tumbuhan yang sudah lama diusahakan/dibisniskan. Fakta ini bisa dilihat dari bukti tertulis yang sudah ada sejak zaman kerajaan islam pertama di Indonesia didirikan, yakni Samudra Pasai yang notabene menguasai perdagangan lada di Lampung kala itu.
Sejurus dengan bertambahnya waktu, sahang semakin populer di Indonesia dan bahkan seluruh dunia. Hingga pada akhirnya, banyak pedagang Eropa yang tertarik untuk menguasai pasar lada lewat eksploitasi sumber daya alam Indonesia. Seperti yang kita pahami, di Eropa lada menjadi komoditas termahal yang harganya setara dengan emas.
Baca Juga : Petunjuk Teknik Cara Budidaya Jengkol agar Hasil Maksimal
5 Manfaat Lada Bagi Kesehatan
Rupanya, lada bukan hanya berguna sebagai penyedap rasa suatu masakan, namun juga mempunyai segudang manfaat bagi kesehatan manusia, khususnya organ otak. Lebih detailnya ialah sebagai berikut:
1. Mencegah Timbulnya Parkinson
Lewat sebuah penelitian yang diluncurkan pada bulan Desember 2012 lalu, bahan aktif yang terkandung di dalam piperine diklaim ampuh membantu menghentikan enzim yang dapat menghancurkan dopamin. Dimana pada penderita parkinson, kadar dopamin yang sejatinya merupakan jenis neurotransmitter sangatlah sedikit.
2. Menurunkan Resiko Alzheimer
Melalui studi yang juga diterbitkan pada tahun 2012 bertajuk Journal of Alzheimer Disease, ditemukan bahwa kebiasaan seseorang mengkonsumsi merica, terutama jenis merica hitam pada masakan yang dibuatnya dapat membantu menurunkan potensi penyakit Alzheimer.
3. Ampuh Atasi Depresi
Saat seseorang merasa sedih, kondisi otak saat itu kemungkinan besar sedang kekurangan serotonin. Kabarnya, kandungan aktif yang ada di dalam sahang akan membantu otak untuk memproduksi hormon serotonin agar mood orang tersebut bisa kembali stabil.
4. Mengurangi Resiko Kejang
Studi berjudul Biological and Pharmaceutical Bulletin yang diterbitkan pada tahun 2010 menunjukkan jika kandungan piperine dalam lada bisa mengontrol aliran kalsium yang memang melibatkan sel saraf untuk melepaskan neurotransmitter. Hal tersebut diyakini mampu menurunkan resiko terjadinya kejang-kejang.
5. Memulihkan Stroke
Melalui Journal of American Geriatric Society, terungkap jika menghirup aroma lada akan mengaktifkan bagian otak manusia yang berperan memerintahkan tubuh untuk menelan. Dari penelitian tersebut, seluruh partisipan yang diambil sampelnya berasal dari kalangan penderita stroke dengan kondisi kesulitan menelan makanan/minuman.
Baca Juga : Kiat-Kiat Sukses Budidaya Kopi Dengan Lahan Sempit dan Terbatas
6 Cara Menanam Sahang di Lahan Sempit
1. Mengenali Syarat Tumbuh Sahang
Resiko kegagalan panen bisa diminimalisir dengan memenuhi seluruh syarat tumbuh dari sahang. Misalnya saja:
- Suhu udara di sekitar lahan berada pada titik 24-35 derajat celcius.
- Lahan yang hendak digunakan harus terkena terik matahari sekurang-kurangnya 10 jam per harinya.
- Memperoleh curah hujan sekitar 2.500-3.000 mm per tahunnya.
- Ketinggian lahan berada di 300-1.500 mdpl dan PH tanahnya adalah 5-7.
- Jenis tanah yang dianjurkan adalah ultisol, lateritic, latosol, dan podsolik.
2. Memproses Bibit
Walau memang prosedur budidaya sahang bisa dilakukan secara generatif menggunakan bijinya, namun cara pembibitan yang dianggap paling efektif tetaplah metode stek batang. Adapun kriteria bibit merica berkualitas ialah sebagai berikut:
- Terbebas dari berbagai penyakit maupun hama serta mempunyai kondisi yang sehat.
- Memastikan bibit berasal dari tumbuhan lada yang sehat.
- Pastikan agar kemurnian bibit merica terjamin.
- Dalam setiap 1 hektar lahan, akan dibutuhkan sekitar 2.000 bibit merica.
3. Mempersiapkan Media Tanam
Secara spesifik, merica membutuhkan tanah yang gembur dan subur untuk bisa bertumbuh dengan baik. Nah, berikut merupakan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengolah lahan bakal media tanam tanaman lada.
- Cangkul lahan tanah dengan kedalaman sekitar 30 cm supaya kondisi tanahnya menjadi gembur.
- Apabila pH lahan kurang dari 5, petani dapat menambahkan sekitar 500 kg dolomit untuk setiap 1 hektar lahan. Biarkan selama kurang lebih 4 minggu sebelum tanah diproses lebih lanjut.
- Tambahkan pula pupuk kandang yang sudah matang sempurna dan kembali diamkan sekitar 2 minggu.
4. Menanam Bibit Lada
Secara garis besar, tumpang sari atau monokultur menjadi salah satu metode penanaman lada yang banyak dilakukan di Indonesia. Ketentuan lebih detailnya ialah sebagai berikut:
- Idealnya, jarak tanam untuk tumbuhan lada adalah 2 x 2 meter.
- Lubangi media tanam dengan kedalaman sekitar 50 cm. Untuk diameter lubang bagian bawahnya adalah 40 x 15 cm, sementara bagian atasnya 40 x 35 cm.
- Biarkan lahan selama 2 minggu.
- Lalu, lakukan prosedur penanaman di sore hari supaya terhindari dari paparan terik cahaya matahari.
- Setelah itu, tambahan pupuk kompos sebesar 100 gram dan sirami lahan seusai penanaman berhasil dilangsungkan.
Baca Juga : Rahasia Budidaya Pohon Coklat di Lahan yang Efisien
5. Merawat dan Memelihara Tanaman Merica
Terdapat beberapa prosedur perawatan dan pemeliharaan yang bisa diterapkan agar hasil budidaya sahang lebih optimal. Salah satunya adalah:
a. Pengairan
Di awal masa tanam, pengairan lahan menjadi hal utama yang wajib dilakukan. Apalagi jika petani mulai membudidayakan lada di musim kemarau. Ketika tanaman sahang sudah cukup besar, petani hanya perlu menyiraminya sesekali saat cuaca terlihat terik.
b. Pemupukan Susulan
Pemberian pupuk susulan diperlukan untuk menambah nutrisi tanaman merica. Pemupukan susulan dianjurkan dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan pupuk kandang atau kompos yang dibuat menggunakan bahan organik.
c. Pemasangan Rambatan
Selain merapikan tampilan sahang, pemasangan rambatan juga akan mengoptimalkan perkembangan tumbuhan merica.
d. Penyiangan
Penyiangan dibutuhkan untuk menyingkirkan hama atau gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sahang. Lakukan prosedur ini sekurang-kurangnya sebulan sekali dengan mencabut atau memotong gulma menggunakan sabit.
e. Perempelan
Perempelan dilakukan dengan melenyapkan tanaman yang terpapar penyakit ataupun layu.
6. Memanen Merica
Merica mulai bisa dipanen tatkala usianya genap mencapai 3 tahun. Akan tetapi, di tahun pertama masa panen, hasil yang akan diperoleh tidak akan terlalu banyak. Meski begitu, hal tersebut sangatlah wajar.
Pastikan untuk hanya memetik buah lada yang sudah matang dengan ciri fisik berwarna merah kekuningan.
Jika ditekuni dengan baik sesuai cara menanam sahang di atas, hasil sahang yang bisa didapat pun tergolong cukup besar. Pasti untung deh!
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment