Phaseolus Vulgaris atau yang akrab disebut sebagai buncis merupakan salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelompok leguminosa. Di Indonesia, terdapat 2 cara menanam buncis dalam prosedur budidaya. Yakni dengan penanaman secara tegak dan merambat. Diketahui, tanaman buncis yang merambat dapat mempunyai ketinggian hingga 2 meter. Sementara tanaman buncis yang ditanam tegak tinggi hanya mampu mencapai ketinggian sekitar 60 cm saja.
Panduan Cara Menanam Buncis
Berikut merupakan langkah-langkah membudidayakan tanaman buncis yang perlu dipahami oleh para petani pemula.
1. Persiapan Bibit Buncis
Bibit buncis yang unggul akan menghasilkan tanaman buncis dengan kualitas yang baik. Sebagaimana disinggung sebelumnya, buncis dibedakan menjadi 2 varietas. Yaitu buncis yang tumbuh tegak dan merambat. Pilihlah salah satu varietas buncis yang sesuai dengan budget dan luas lahan yang dimiliki.
Nah, guna memperoleh bibit buncis unggulan, beberapa trik berikut mungkin bisa petani aplikasikan.
- Pilihlah buncis dari tanaman induk yang sehat.
- Petiklah buah buncis dengan ukuran optimal.
- Pisahkan buncis yang sehat dengan buncis cacat/tidak sempurna.
- Pilihlah buah buncis yang mempunyai besar serupa/seragam.
- Jemur buah buncis selama 1-2 hari di bawah terik matahari.
- Kupas bagian kulit buah yang masih menempel/melapisi bagian bijinya.
- Ambil biji buncis untuk dijadikan sebagai benih.
- Simpan di dalam wadah kedap udara dan tutuplah menggunakan abu kayu.
Konon, jika langkah tersebut dilakukan dengan benar, benih buncis mampu bertahan lebih lama yakni sekitar 6 bulan atau lebih.
Namun jika ternyata petani belum mempunyai tanaman induk yang bisa diambil benihnya, maka pembelian bibit dalam kemasan bisa dijadikan sebagai opsi alternatif.
Baca Juga : Panduan Cara Budidaya Tanaman Buncis Termudah Bebas Hama
2. Persiapan Media Tanam
Secara garis besar, tanaman dapat tumbuh dengan baik di area lahan dengan kriteria sebagai berikut:
- Memiliki intensitas cahaya matahari cukup antara 400-800 foot candles.
- Bercurah hujan 1500-2500 mm/tahun.
- Kelembaban udara sedang.
- Suhu udara di sekitar lahan berkisar antara 20-25 derajat celcius.
- Memiliki kondisi tanah yang gembur, permeabilitas sedang, dan kaya akan unsur hara.
- Mempunyai drainase yang layak.
Apabila kriteria di atas berhasil dipenuhi, petani perlu melanjutkan proses pengolahan lahan, yaitu dengan melakukan pembajakan tanah. Jika kondisi tanah cenderung asam, tambahkan sedikit taburan kapur.
Setelah itu, buat bedengan setinggi 20-30 cm dengan lebar 1 meter. Adapun jarak antar bedengan tersebut adalah 30-40 cm. Selanjutnya, buat lubang tanam pada bedengan dengan jarak antar baris sekitar 50-60 cm dan jarak di dalam barisnya adalah 30 cm.
Masukkan pupuk kompos atau pupuk kandang ke dalam setiap lubang tanam. Dosis pupuk yang disarankan adalah 20 ton pupuk kompos/kandang untuk setiap 1 hektar lahan. Diamkan lahan selama 1-3 hari sebelum proses penanaman buncis dilangsungkan.
Baca Juga : 9 Rahasia Sukses Cara Budidaya Gambas Otodidak untuk Pemula
3. Menanam Benih Buncis
Di bawah ini merupakan panduan step by step penanaman bibit buncis ke media tanam.
- Masukkan sebanyak 2 biji benih tanaman buncis ke dalam lubang tanam.
- Timbun dengan tanah disekitar lubang tanam.
- Padatkan permukaan tanah secara perlahan hingga rata.
- Sirami dengan air secukupnya.
4. Perawatan Tanaman Buncis
Sejumlah perawatan yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman buncis diantaranya penaikan permukaan tanah, pemupukan susulan, dan pemasangan lenjeran dari kayu/bambu. Pada dasarnya, tanaman buncis merupakan tanaman yang mampu bertahan dalam kondisi kering, sehingga petani tidak perlu menyiramnya setiap hari. Walaupun hujan hanya turun sekali dalam 1 minggu, tanaman buncis masih bisa berkembang dengan baik. Proses penyiraman hanya dibutuhkan saat kondisi kekeringan disekitar lahan pertanian sudah sangat parah.
Sekitar 2 minggu setelah hari penanaman, naikkan tanah disekitar tanaman buncis. Tindakan ini dilakukan agar tanah menutupi akar buncis yang timbul ke permukaan sekaligus memperkuat kedudukan akar. Disamping itu, penaikan tanah dilangsungkan untuk menyiangi gulma disekitar tanaman induk.
Pemasangan lenjer atau pengajiran dapat dilakukan setelah minggu ke-2 penanaman buncis berlalu. Pasanglah lenjer dengan jarak antar lenjernya sekitar 2 meter. Lalu, gabungkan setiap 4 lenjer dengan mengikatkan tali rafia di bagian pangkal atasnya. Tujuan utama pengadaan lenjer adalah agar tanaman buncis dapat merambat naik dan bagian buahnya tidak mengenai tanah.
Sementara itu, pemupukan susulan bisa diberikan pada minggu ke-3. Tiap-tiap tanaman buncis harus diberikan pupuk kompos atau pupuk kandang dengan dosis 1 kepal tangan orang dewasa. Jika dikonversi dalam skala hektar, kebutuhan total pupuk susulan adalah 20 ton.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang buncis adalah kumbang pemotong daun yang mengobrak-abrik jaringan pengangkut. Singkatnya, kumbang ini akan menyebabkan tanaman buncis menjadi kering dan gagal berbunga. Untuk menanggulanginya, semprot tanaman buncis dengan biopestisida dari ekstrak kipait dan buah gadung.
Akan tetapi, penanganan dengan pestisida hayati biasanya tidak berlangsung lama. Oleh sebab itu, penanganan hama secara manual diklaim memberikan hasil yang lebih efektif. Dengan catatan, pengambilan kumbang secara manual masih memungkinkan untuk dilakukan. Umumnya, dalam setiap lahan berukuran 100 m2, akan ada setidaknya 50-100 ekor kumbang.
Beberapa jenis hama lain yang juga kerap menyerang budidaya buncis adalah kutu daun, ulat grayak, lalat kacang, ulat bunga, dan penggerek biji. Pengendaliannya bisa dilaksanakan dengan menerapkan kultur teknis seperti halnya penanaman serempak, rotasi tanaman, dan membersihkan serta memusnahkan sisa-sisa tanaman bekas persembunyian hama.
Selain hama, masalah dalam budidaya buncis timbul akibat kehadiran penyakit seperti layu bakteri, mosaik daun, antraknosa, penyakit sapi, dan embun tepung. Upaya pencegahan penyakit yang bisa dilakoni adalah melakukan perbaikan drainase dan mencabut tanaman buncis yang layu atau mati. Atau bisa juga dengan melakukan rotasi tanaman dan penyemprotan pestisida hayati.
6. Pemasangan Tiang Rambat
Pengadaan tiang rambat hanya diperlukan apabila petani memilih untuk menanam varietas buncis dengan cara tumbuh merambat. Fungsi tiang rambat ialah sebagai media tanaman buncis untuk merambat. Seperti yang kita ketahui, buncis mampu merambat hingga ketinggian 3 meter. Bila tidak dibantu tiang rambat, buah buncis akan menjuntai ke tanah dan perkembangan tanaman secara keseluruhan tidak optimal. Akan tetapi, jika petani memilih untuk menanam varietas buncis yang tumbuh tegak, maka pemasangan tiang rambat tidak perlu dilakukan.
Baca Juga : 6 Rahasia Cara Budidaya Mentimun Cepat Panen dan Untung Besar
7. Panen
Buncis sudah bisa dipanen kala usianya mencapai 50-60 hari sejak penanaman benih. Di bawah ini merupakan beberapa ciri tanaman buncis siap panen adalah:
- Memiliki tekstur buah yang padat.
- Buah telah mencapai ukuran maksimum.
- Sudah tumbuh bunga.
- Warna buncis telah berubah bila dibandingkan dengan buncis muda.
Adapun tahapan pemanenan tanaman buncis adalah sebagai berikut:
- Potong buah buncis yang menggantung menggunakan gunting.
- Pastikan bunga buncis tidak terjatuh.
- Satukan buncis yang sudah dipanen ke dalam satu wadah.
- Masukkan ke dalam mesin pendingin atau simpan di tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari langsung dan tidak lembab.
Ternyata, cara menanam buncis di lahan sempit cukup mudah untuk dilakukan ya? Bahkan seorang petani pemula pun pasti bisa berhasil memperoleh panen berlimpah! Bagaimana? Tertarik untuk mencobanya?
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment