Sejak dulu, beras sudah jadi komoditas utama pertanian di Indonesia. Mengingat mayoritas penduduk asli Indonesia yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya, permintaan atas beras di pasaran terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Akibatnya, banyak petani pemula yang tertarik untuk menanam padi di lahannya. Lantas, bagaimana cara bercocok tanam padi yang benar agar hasilnya melimpah ruah?
Karakteristik dan Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Secara garis besar, padi dapat tumbuh dengan baik pada area beriklim tropis dan subtropis dengan rata-rata curah hujan per tahunnya adalah 1500-2000 mm. Padi dapat dibudidayakan pada musim penghujan dan musim kemarau. Berdasarkan informasi dari beberapa petani ulung, produksi padi cenderung meningkat di musim kemarau karena proses penyerbukan dapat berlangsung secara sempurna tanpa kendala hujan. Hanya saja, jika petani memilih musim kemarau untuk ‘berlabuh’ tani, petani harus menyediakan air dalam jumlah yang cukup.
Tanaman padi biasa dibudidayakan di lahan dengan ketinggian altitude 0-650 mdpl dengan suhu 22-27 derajat celcius dan lahan berketinggian 650-1500 mdpl dengan suhu 19-23 derajat celcius. Lokasi lahan dengan penyinaran matahari penuh akan sangat membantu perkembangan tanaman padi dalam proses fotosintesis. Terutama pada saat pembungaan dan pemasakan biji padi.
Jenis tanah yang cocok untuk penanaman padi adalah tanah lempur dengan ketebalan 20 cm. Atau bisa juga di lahan lempung. Tanaman padi cenderung kurang cocok bila ditanam di tanah pasir lantaran sifatnya yang poros, alias tidak mengikat air. Indeks keasaman tanah untuk padi berkisar antara 4-7.
Baca Juga : Trik Merawat dan Cara Menanam Sirih Cina yang Benar Lengkap
Fase Pertumbuhan Padi
Tanaman padi memiliki 3 fase pertumbuhan, yakni:
1. Fase Pertumbuhan/Vegetatif
Ialah fase dimana padi mulai melakukan pembentukan akar, daun, dan batang, mulai dari perkecambahan sampai terbentuknya rangkaian bulir padi/malai. Umumnya, fase ini akan berlangsung selama 50-60 hari.
2. Fase Pembungaan/Generatif
Merupakan fase pembentukan bulir sampai pembungaan. Fase ini akan bertahan antara 30-35 hari.
3. Fase Pembentukan Biji Gabah
Terhitung sejak masa pembungaan dimulai hingga biji padi mulai masak.
Cara Bercocok Tanam Padi
Berikut merupakan panduan pembudidayaan tanaman padi. Go check these out!
1. Pembuatan Bedengan untuk Persemaian Padi
Bedengan semai dibuat dengan ukuran lebar 1-1,5 meter, sementara panjangnya menyesuaikan ukuran lahan pertanian. Biasanya, luas bedengan semai adalah 1/20 luas penanaman.
Agar benih padi dapat tumbuh dengan optimal, usahakan untuk memilih lahan dengan bedengan semai yang memiliki akses pengairan mudah, serta terbebas dari hama penyakit.
Guna meningkatkan tingkat kesuburan lahan semai, petani dapat menambahkan pupuk kompos/pupuk kandang dengan dosis 1 kg/m2. pastikan pula untuk menyemprotkan 10 gr/m2 insektisida karbofuran dan 10 gr/m2 pupuk NPK 10.
2. Persiapan Benih
Pada waktu yang sama ketika bedengan semai dibuat, siapkan biji padi bernas yang hendak disemai. Rendam biji tersebut selama 24 jam penuh dan ganti air rendamannya setiap 6 jam sekali. Setelah itu, peram benih selama 1-3 hari hingga seluruh bagiannya berkecambah.
Kemudian, tebar benih berkecambah pada bedengan dengan kerapatan 50 gr/m2. Jika sudah, genangi air selama 2-3 hari secara macak-macak.
3. Persiapan Lahan Padi
- Pembersihan lahan dari bekas tanaman lama atau gulma bisa dilakukan dengan herbisida, baik sistemik atau kontak.
- Lalu, genangi lahan agar hama penyakit yang bersarang di dalam tanah bisa mati dan struktur tanahnya menjadi lebih lunak. Prosedur ini dapat dilakukan selama 1 minggu.
- Setelah itu, sebarkan pupuk kompos atau pupuk kandang dengan aturan 5-10 ton/ha.
- Olah tanah dengan membolak-balikkan tanah, serta menghancurkan bongkahan tanah.
- Lakukan pengaruan untuk meratakan kontur tanah. Proses ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar nantinya padi dapat tumbuh dengan baik. Paling tidak, pengaruan harus dilakukan 1 hari sebelum penanaman padi.
4. Pindah Tanam dan Pemeliharaan Masa Vegetatif
Bibit padi bisa dipindah tanamkan setelah usianya mencapai 3-4 minggu. Atau setidaknya telah memiliki 5-7 daun. Untuk prosedur penanamannya, jangan benamkan bibit terlalu dalam atau pertumbuhannya akan menjadi lambat.
Adapun jarak tanam yang direkomendasikan untuk budidaya padi adalah 20-25 x 20-25 cm. Sebaiknya, jarak tanam padi tidak terlalu rapat. Mengingat pertumbuhannya yang akan terus meninggi ke atas. Perlu diketahui, tanaman yang saling ‘menaungi’ hanya akan menyebabkan anakannya menjadi sedikit.
Usai 2-4 hari berlalu sejak bibit dipindahkan, akar-akar tanaman baru akan terbentuk. Setelah 5-10 hari, tanaman padi akan mengalami pertumbuhan anakan.
Baca Juga : 6 Cara Budidaya Kacang Hijau yang Benar dan Panen Melimpah
5. Pengairan
Pengairan dalam budidaya padi dilakukan dengan pola irigasi berselang, yakni tanah dialiri air dalam kondisi macak-macak. Sistematisnya, setelah tanaman mencapai umur 10 hari, lahan pertanian perlu diairi setinggi 2-5 cm. Kemudian, di hari ke-11, pengairan dapat dihentikan hingga air di petak sawah habis dengan sendirinya.
Selang beberapa waktu, genangi kembali lahan pertanian dengan ketinggian 5 cm selama kurang lebih 5 hari. Lakukan kembali proses ini sampai tanaman padi masuk ke fase pembungaan.
Di fase pembungaan, lakukan penggenangan lahan setinggi 5 cm hingga menjelang panen. Selanjutnya, lahan perlu dikeringkan untuk proses pemasakan gabah.
6. Pemupukan Padi
Agar produktivitas tanaman bisa tinggi namun kesuburan tanahnya tetap terjaga, petani dianjurkan untuk mengkombinasikan pupuk anorganik dan pupuk organik dalam tahap perawatannya. Pemupukan sendiri harus dilakukan berdasarkan fase pertumbuhan dari padi. Berikut merupakan dosis dan jenis pupuk lengkap dengan keterangan fase pertumbuhannya.
- Pupuk urea 5075 kg/ha, KCI 50 kh/ha, dan SP36 100-150 kg/ha untuk tanaman padi berusia 7-10 hari setelah tanam.
- Pupuk urea 100-150 kg/ha untuk tanaman padi berusia 20 hari setelah tanam.
- Pupuk urea 50-100 kg/ha, KCI 50-100 kg/ha untuk padi berusia 40 hari setelah tanam.
7. Pengendalian Gulma
Gulma sejatinya merupakan hama yang perlu diberantas agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman induk, dalam hal ini adalah padi. Di lahan pertanian, gulma akan bersaing dengan tanaman padi untuk memperebutkan air, ruang tumbuh, unsur hara, dan sinar matahari.
Sebagai solusinya, lakukan penyiangan dengan mencabut gulma satu persatu. Atau bisa juga dengan memanfaatkan teknik pengendalian menggunakan herbisida selektif.
Baca Juga : Ketahui Cara Menanam Terong dengan Mudah: Syarat Tumbuh dan Penyiapan Bibit
8. Pemanenan Padi
Pemanenan biasanya bisa dilakukan setelah tanaman padi berumur 30 hari, terhitung sejak masa pembungaan. Atau ketika fisik gabah sudah mengalami masak fisiologis 90%, artinya sekitar 90% gabah di lahan pertanian telah berubah warna menjadi kuning.
Sebagai tambahan informasi, gabah yang dipanen terlalu awal akan memiliki bulir yang tidak sempurna. Bagian atas bulir beras akan patah sehingga menurunkan nilai jualnya dipasaran. Begitu pula jika panen dilakukan terlambat. Kemungkinan besar, petani akan merugi karena kehilangan banyak gabah akibat rontok di sawah.
Demikianlah cara bercocok tanam padi untuk pemula. Tidak perlu banyak modal, mudah dilakukan, mampu memberikan keuntungan dalam jumlah besar pula! Yakin ingin melewatkan kesempatan bisnis satu ini?
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment