Ingin bercocok tanam, tapi cuma punya lahan yang sempit atau gak ada lahan kosong yang luas di sekitar rumah? Gampang, Anda bisa memanfaatkan bercocok tanam dengan metode budidaya vertikultur. Vertikultur merupakan sistem budidaya pertanian atau cara berkebun secara bertingkat yang memanfaatkan media tanam dengan lahan yang sempit, yang dilakukan secara vertikal ataupun horizontal, baik indoor maupun outdoor.
Media tanam vertikultur ini berupa campuran tanah gembur dan pupuk yang diletakkan di dalam sebuah wadah. Wadah ini bisa berupa pot, rak gantung, paralon, botol bekas, dan lain sebagainya. Jadi, pada intinya, seluruh penanaman dilakukan dengan disusun secara vertikal dan horizontal dengan tujuan tidak memakan banyak ruang.
Tujuan, Kelebihan, dan Kekurangan Vertikultur
Adapun tujuan dari budidaya vertikultur selain untuk menyiasati lahan yang sempit, antara lain:
- Membuat orang yang tidak punya lahan atau tanah tetap bisa produktif untuk bercocok tanam.
- Termasuk upaya penghijauan dan penyegaran yang mampu menghasilkan oksigen lebih banyak.
- Sebagai aktivitas yang mendukung pecinta lingkungan, karena bercocok tanam bisa dilakukan menggunakan barang-barang bekas seperti botol air mineral, kaleng susu, dan wadah bekas lainnya. Dengan begitu, dapat meminimalisir jumlah sampah di permukaan bumi.
Kelebihan dari vertikultur ini di antaranya lahan lebih efisien, mudah dipindahkan, minim gulma dan hama, tidak perlu membutuhkan banyak pupuk, tampilan lebih estetik dan unik, serta pengeluaran lebih hemat.
Sementara kekurangannya adalah penyiraman dan pemupukan harus dilakukan lebih sering dan berkelanjutan, karena media tanam yang cenderung minim membuat air dan unsur hara lebih cepat berkurang dan habis.
Selain itu, vertikultur juga membutuhkan modal yang besar (jika memilih sistem rumah kaca dibanding dengan metode sederhana). Begitu halnya jika Anda menggabungkan dua metode sekaligus, seperti mengkombinasikan vertikultur dengan hidroponik.
Baca Juga: 6 Cara Menanam Hidroponik Cabe Paling Mudah untuk Pemula
Tanaman untuk Vertikultur
Tanaman yang cocok digunakan untuk budidaya vertikultur ini adalah tanaman yang mudah tumbuh, memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek, dan tanaman semusim. Contohnya kemangi, sawi, selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabai (besar, rawit, hias), pakcoy, bawang merah, kangkung, bunga anggrek, bunga mawar, bunga melati, bunga sepatu, anggur, stroberi, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Teknik Vertikultur
Secara umum ada dua jenis penanaman vertikultur, yakni:
1. Vertikultur Konvensional
Jenis penanaman vertikultur ini menggunakan tanah sebagai media penanamannya. Cara menanamnya hampir sama seperti ketika Anda menanam dengan pot atau polybag. Hanya saja model penanamannya disusun secara mendatar atau tegak. Untuk sistem dan model, seperti cara penyusunan tanaman, cara penyiraman tanaman, dan pemupukan bisa Anda modifikasi sendiri sesuai dengan kreativitas Anda masing-masing.
2. Teknik Vertikultur Hidroponik
Teknik ini merupakan gabungan antara teknik vertikultur dengan teknik hidroponik. Yang membedakan teknik vertikultur hidroponik dengan konvensional adalah media tanamnya tidak menggunakan tanah. Melainkan sekam arang, perlite, cocopeat, rockwool, dan lain-lain. Sistem hidroponik ini bisa diaplikasikan ke beberapa sistem, seperti sistem wick atau sistem sumbu, sistem dutch bucket, NFT, dan sistem fertigasi.
Baca Juga: 6 Cara Menanam Hidroponik dengan Botol Bekas yang Mudah
Teknik Budidaya Vertikultur
1. Siapkan Wadah
Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk budidaya vertikultur adalah menyiapkan wadah. Wadah ini bisa berupa botol bekas atau kaleng bekas dengan ukuran 1,5 liter sampai 2 liter. Anda juga bisa menggunakan pipa paralon dengan ukuran menyesuaikan.
Bersihkan botol bekas, kemudian lubangi pada bagian sisinya (dari atas ke bawah) selebar 3-5 cm. Anda juga perlu membuat lubang drainase pada botol bekas. Cara ini dilakukan untuk posisi botol secara horizontal, dan lebih cocok untuk tanaman yang berakar pendek.
Sedangkan untuk tanaman yang berakar panjang, Anda bisa membuat pot botol dengan cara memotong bagian bawah botol. Lalu lubangi tutupnya sebagai lubang drainase. Dan sisi sampingnya untuk menggantungkan pot.
2. Siapkan Media Tanam
Cara membuat media tanam untuk budidaya vertikultur adalah menggunakan tanah gembur, pupuk kompos, dan sekam. Campurkan ketiga bahan tersebut dengan perbandingan 1:1:1. Kemudian isikan media tanam pada pot atau botol bekas.
3. Siapkan Area Tanam
Area tanam yang bisa Anda pilih adalah tembok atau lahan sempit yang terkena sinar matahari, setidaknya 6 jam dalam sehari. Jika menggunakan area tanam berupa tembok, maka tancapkan paku pada tembok untuk menggantung pot botol, dan siapkan tali penggantungnya.
Jika menggunakan lahan yang sempit, maka perlu membuat rak susun untuk dudukan pot yang terbuat dari kayu atau besi menyerupai pagar. Pastikan tembok atau dudukan pot tersebut cukup kuat untuk meletakkan atau menggantungkan pot-pot.
Model, bentuk dan ukuran wadah vertikultur beragam, sesuai dengan kreativitas dan ketersediaan bahan yang ada. Modelnya bisa tegak lurus, persegi panjang, segitiga, pyramid, rak bertingkat atau tembok rumah.
Adapun contoh dari model vertikultur yang bisa Anda tiru, di antaranya:
- Menggunakan pipa paralon atau pipa PVC dengan diameter 4 inci.
- Menggunakan jerigen bekas yang digantung atau ditempel pada tembok.
- Menggunakan botol bekas yang digantung atau disusun sedemikian rupa sehingga terlihat menarik.
- Menggunakan kantong plastik yang disusun vertikal.
- Menggunakan pipa paralon dengan teknik vertikultur hidroponik sistem NFT.
Dan masih banyak lagi model yang lainnya yang bisa Anda desain sesuai kreativitas.
4. Penanaman dan Perawatan
Sebelum proses penanaman, lakukan penyemaian benih lebih dulu. Setelah itu, bibit baru bisa ditanam di pot. Gantungkan pot yang telah ditanami bibit pada tembok atau susun di rak area tanam. Rawat tanaman dengan cara disiram setiap hari dan dipupuk menggunakan pupuk cair secara berkala.
Baca Juga: Panduan Cara Budidaya Tanaman Buncis Termudah Bebas Hama
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Budidaya Vertikultur
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam budidaya vertikultur dan sangat menentukan produktivitas tanaman dan hasil panen Anda.
- Tembok sebagai area tanam kuat, tidak mudah roboh, begitu pula dengan rak didesain agar mudah dipindahkan.
- Ukuran wadah atau pot disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, seperti jenis akar, buah, daun, dan lainnya.
- Untuk jenis tanaman sayuran daun, gunakan botol bekas air mineral atau pipa paralon dengan diameter 3 inci. Sedangkan untuk sayuran buah, gunakan wadah yang berukuran besar agar mampu menampung kapasitas lebih banyak (media tanam maupun hasil tanaman), misalnya menggunakan pipa paralon berdiameter 4 inci.
- Media tanam harus gembur, dan mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
- Letakkan tanaman di tempat yang mendapatkan sinar matahari yang cukup (minimal 6 jam per hari) agar dapat tumbuh secara maksimal.
Demikian cara budidaya vertikultur dengan luas lahan yang sempit, namun menghasilkan keuntungan yang menjanjikan untuk dijadikan bisnis. Perlu diingat, meskipun lahan pertanian di Indonesia masih luas dibanding negara lain, saat ini budidaya vertikultur sudah mulai menjamah di beberapa daerah.
Jika tujuannya untuk komersial, maka Anda perlu mempertimbangkan aspek ekonomisnya sehingga biaya produksi lebih rendah daripada hasil panen atau keuntungan yang Anda dapatkan. Namun jika dilakukan hanya untuk menyalurkan hobi berkebun, budidaya vertikultur ini sangat membantu dan membuat rumah Anda menjadi sejuk.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment