Budidaya ulat jerman akan menjadi bisnis paling menguntungkan jika tepat sasaran dan tata caranya benar. Ulat jerman sendiri adalah ulat yang kerap menjadi pakan untuk burung peliharaan. Hal ini dikarenakan ulat jerman memiliki kandungan gizi tinggi yang dibutuhkan oleh burung peliharaan.
Budidaya ulat jerman memiliki tahapan yang hampir sama dengan budidaya ulat hongkong. Ulat jerman dihasilkan dari telur kumbang jerman. Tata cara budidayanya dimulai dari persiapan tempat, pemilihan indukan yaitu kumbang jerman, serta perawatan ulat jerman dari masih dalam bentuk telur hingga memasuki usia siap panen.
Tata Cara, Tips dan Trik Budidaya Ulat Jerman Sampai Panen
Sebelum memutuskan melakukan budidaya ulat jerman, sebaiknya pembudidaya melakukan survey lokasi terlebih dahulu. Apakah lokasi tersebut cocok untuk budidaya dan memiliki potensi besar dalam penjualan hasil panen. Pertimbangkan juga tempat budidaya dan budget untuk memberi sarana dan prasarana budidaya ulat jerman. Tata cara melakukan budidaya ulat jerman, selengkapnya diulas sebagai berikut.
Baca Juga: Rahasia Sukses Budidaya Ikan Black Ghost Bagi Pemula
1. Mempersiapkan Ruangan untuk Budidaya
Budidaya ulat jerman dilakukan di dalam ruangan. Tujuannya adalah supaya ulat jerman yang dibudidayakan aman dari serangan predator, serta hujan dan panas terik. Ruangan yang digunakan tidak harus ruangan yang luas. Ruangan bekas gudang atau garasi yang tak terpakai bisa digunakan untuk budidaya.
Ruangan budidaya sebaiknya memiliki sirkulasi udara yang bagus. Lalu pada kotak untuk budidaya, sebaiknya memiliki suhu yang ideal yaitu 27-29°C. Temperatur dalam kotak harus seimbang dan jangan sampai terlalu tinggi suhunya, karena hal ini akan berdampak terhadap proses perkembangan ulat jerman.
Pasang termometer pada kotak untuk mengatur suhu udara, atau bisa juga dengan menggunakan kipas apabila suhu dalam kotak terlalu tinggi. Pada tiap sisi kotak sebaiknya diberi pelepah pisang untuk menjaga kelembaban di dalam kotak. Pelepah pisang ini berguna untuk menyerap suhu panas sehingga membuat kotak dalam suhu stabil dan kelembaban yang tepat.
Pastikan tempat budidaya jauh dari keramaian dan kebisingan, hindari memilih tempat yang berada di pinggir jalan. Ulat jerman juga menyukai tempat yang gelap, sehingga untuk sumber cahaya seperti jendela jangan dibuat terlalu banyak, dan untuk lampu ruangannya pilih yang tidak terlalu terang.
2. Mempersiapkan Tempat Ulat dan Kumbang
Langkah kedua adalah dengan mempersiapkan tempat bagi ulat jerman, dan satu tempat lagi bagi kumbang jerman. Wadahnya sama-sama berupa kotak. Untuk kotak ulat jerman, ukuran umumnya adalah 240 meter persegi, yang mana dapat menampung hingga 250 ulat jerman.
Sedangkan untuk kumbang jerman, kotaknya berukuran 38 x 58 cm, yang mana ukuran ini dapat menampung hingga 500 kumbang jerman. Kotak untuk kumbang jerman diberi kaki atau penyangga yang tinggi dari lantai serta wadah berisi oli agar kumbang jerman aman dari serangan predator seperti tikus dan semut. Di kotak inilah kumbang jerman akan menghasilkan telur yang nantinya menetas menjadi ulat jerman.
3. Mempersiapkan Media
Setelah kotak dipersiapkan, berikutnya adalah mempersiapkan media budidaya. Media yang umumnya digunakan dalam budidaya ulat jerman adalah berupa polar gandum. Polar gandum ini memiliki kandungan yang kaya akan protein dan pati, sekaligus dapat menghambat gangguan hama yang berpotensi menghambat proses perkembangan ulat jerman. Kalau tidak ada polar gandum, bisa dengan menggunakan dedak. Menggunakan polar gandum atau dedak saja sudah cukup sebenarnya, tapi akan lebih baik lagi jika kedua bahan tersebut dicampur, yakni polar gandum yang memiliki tekstur halus dipadukan dengan serbuk halus kulit padi. Untuk membuat polar gandum menjadi halus, caranya adalah disaring terlebih dahulu sebelum dicampur dedak.
4. Memilih Bibit Ulat Jerman
Bibit untuk memperbanyak ulat jerman adalah kumbang jerman. Bibit bisa didapatkan di tempat pembibitan atau dari peternak ulat jerman lainnya. Mencari bibit ulat jerman memang bisa dimana saja, akan tetapi harus memperhatikan kualitas dari bibitnya juga.
Untuk banyaknya bibit yang dibeli di awal budidaya adalah sebanyak 10 kotak. Tiap satu kotak bibit itu berisi sebanyak 500 kumbang jerman. Nantinya dari 10 kotak bibit ini akan menghasilkan sebanyak minimal 10 kg ulat jerman saat panen nanti.
Setelah bibit didapatkan, bibit kemudian dimasukkan ke dalam kotak kumbang jerman. Sebelum itu pastikan untuk memasang kotak bagi kumbang jerman bertelur di bagian dasar wadahnya. Selama pembibitan, kumbang jerman diberi pakan secara rutin berupa polar dan buah-buahan yang diberikan tiap 2 hari sekali selama kurang lebih 2 minggu hingga kumbang jerman menghasilkan telur.
5. Menetaskan Telur
Telur-telur yang dihasilkan oleh kumbang jerman sebaiknya segera dipindahkan ke wadah lain. Penetasan membutuhkan waktu selama kurang lebih 15 hari. Ukuran ulat jerman yang baru menetas biasanya sangat kecil dan membutuhkan perawatan secara khusus.
Selama pembesaran, ulat jerman yang baru menetas rutin diberi pakan berupa polar atau buah-buahan yang dipotong hingga berukuran kecil-kecil. Jangan biarkan ulat jerman kelaparan karena hal ini dapat menghambat tumbuh kembang ulat jerman.
6. Memisahkan Larva
Tips supaya ulat jerman dapat tumbuh dengan baik, maka harus dilakukan pemisahan larva. Tujuannya adalah supaya larva tidak menjadi pupa. Pemisahan ini disarankan dilakukan sedini mungkin. Pemisahan larva ini dapat mempengaruhi kualitas ulat jerman juga.
Cara melakukan pemisahan larva adalah dengan menggunakan saringan yang ukurannya sesuai dengan ulat. Pisahkan larva setiap sebulan sekali untuk mendapatkan ulat jerman dengan kualitas terbaik.
Baca Juga: Rahasia Cara Merawat Bulu Kucing Dijamin Anti Rontok
7. Memberikan Pakan pada Ulat Jerman
Langkah budidaya ulat jerman yang paling penting adalah pemberian pakan. Dalam pemberian pakan yang perlu diperhatikan adalah jenis pakannya dan frekuensi pemberian pakan. Untuk pakan ulat jerman adalah berupa ampas tahu dan polar. Ampas tahu yang digunakan adalah ampas tahu yang sudah dikeringkan. Kedua bahan itu kemudian dicampur. Pastikan campuran tersebut memiliki tekstur yang seimbang, dalam kata lain tidak terlalu kering ataupun lembab supaya pakan juga tidak mudah berjamur.
Frekuensi pemberian pakannya adalah 2 kali dalam sehari. Ukur takarannya supaya sesuai dengan jumlah ulat jerman yang dibudidayakan. Jangan berikan terlalu berlebih maupun terlalu sedikit. Pemberian pakan yang terlalu berlebih dapat mengakibatkan kematian pada ulat. Pakan biasanya diberikan saat malam hari mulai pukul 7 sampai 10 malam. Jangan lupa untuk memberi minum juga karena ulat jerman juga perlu minum untuk bertumbuh.
8. Pemanenan Ulat Jerman
Terakhir adalah panen. Jika budidaya ulat jerman berjalan dengan tanpa hambatan besar, panen ulat jerman sudah bisa dilakukan di usia 3 bulan. Hasil panen ulat jerman dapat dijual ke pabrik yang membutuhkan ulat jerman sebagai bahan baku, atau langsung ke orang-orang yang memelihara burung.
Demikian informasi mengenai budidaya ulat jerman. Diharapkan informasi ini bisa memberikan gambaran seperti apa langkah tepat untuk memulai budidaya dari ulat jerman. Selamat mencoba!
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment