Udang merupakan salah satu komoditi ekspor perikanan yang paling utama di Indonesia. Jenis udang yang banyak dibudidayakan adalah udang vaname dan udang windu. Udang windu sendiri merupakan udang asli dari Indonesia. Udang windu yang juga dikenal dengan sebutan black tiger shrimp memiliki ukuran tubuh 35 cm dan berat sekitar 260 gram. Harga jualnya sedikit lebih tinggi dari udang vaname, sehingga banyak yang melakukan budidaya udang windu.
Udang windu memiliki nama latin Panaeus monodon. Udang asli Indonesia ini memiliki ciri-ciri tubuh berupa warna hijau kebiruan, kulit tubuh yang keras, serta memiliki loreng-loreng besar selayaknya macan. Habitat udang windu dewasa adalah di tengah laut yang dalam, sedangkan saat sebelum masa dewasa, udang windu tinggal di perairan dangkal atau di tepi pantai.
Budidaya udang windu sendiri bisa dibilang cukup sulit daripada budidaya udang vaname asal Amerika. Dikarenakan varietas ini rentan dengan penyakit bercak putih. Meski begitu budidaya udang windu memiliki prospek yang cerah di masa depan. Tentu saja supaya budidaya dapat berhasil hingga memberikan keuntungan, diperlukan ketekunan serta pengetahuan kebiasaan udang windu serta teknik budidaya yang tepat. Cara budidaya udang windu dapat disimak selengkapnya berikut ini.
Langkah-Langkah Budidaya Udang Windu Lengkap
Udang windu merupakan varietas udang asli Indonesia yang habitat aslinya berada di air laut atau di air payau. Akan tetapi varietas udang ini juga dapat dibudidayakan di air tawar. Budidaya udang windu dilakukan di tambak, sayangnya hasil panennya tidak bisa memiliki ukuran panjang tubuh dan berat yang sama dengan udang windu di laut.
Baca Juga : Cara Budidaya Udang Air Tawar yang Telah Terbukti Sukses
1. Mempersiapkan Tambak
Langkah pertama dalam budidaya udang windu adalah mempersiapkan tambak. Persiapan tambak itu sendiri dimulai dari pemilihan lokasi. Lokasi yang sangat mendukung untuk perkembangbiakan udang windu adalah di dalam kondisi air payau, maka dari itu disarankan memilih lokasi yang memiliki sumber daya air payau yang melimpah, diantaranya adalah di dekat pantai.
Selain itu, dalam pemilihan lokasi budidaya sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Daerah yang dipilih adalah di sepanjang pantai, atau setidaknya beberapa meter dari permukaan laut pantai, dengan suhu rata-rata 26 sampai 32 derajat Celcius.
- Tekstur tanah liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 20%, akan tetapi pasir mudah dipadatkan sehingga dapat menahan air.
- Lingkungan serta air di sekitar lokasi tambak harus cukup baik supaya udang windu dapat menghasilkan panen yang melimpah.
- Tanggul harus dibangun dengan kuat, padat, tidak bocor dan bisa tahan erosi air.
- Air yang digunakan untuk budidaya adalah air payau dengan salinitas 15 sampai 35 ppt, kadar oksigen terlarut minimum 3 ppm, pH air sekitar 7,5 sampai 8,5 dan air harus bebas dari pencemaran.
Setelah lokasi yang tepat telah didapat, berikutnya adalah membuat tambak budidaya. Berikut hal-hal penting yang harus diperhatikan saat membuat tambak:
- Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, tak terkecuali alat pengukur kadar untuk memastikan kualitas air dan suhu.
- Tambak yang dibuat adalah sebanyak 3 tambak. Yakni tambak pendederan, tambak gelondongan, dan tambak pembesaran. Tiap tambah memiliki pintu air sendiri, keran dan selokan untuk proses pengaliran air. Bangun pematang dengan tinggi 50 cm di atas permukaan air di sekeliling tambak dengan ukuran lebar 2 m, serta bangun juga pematang sebagai pemisah tiap tambak.
- Tambak dibuat bersebelahan dengan tinggi yang berbeda. Buat 1 buah kanal di tambak paling tinggi, dan 1 kanal di tambak paling rendah untuk keluarnya air. Buat pintu air antar tambak 1 & 2, begitupula antar tambak 2 dan 3 untuk memudahkan pengaturan sirkulasi air di dalam tambak budidaya.
2. Mengolah Lahan
Sebelum mengisi tambak dengan air, lakukan pengolahan lahan terlebih dahulu dengan mengeluarkan lumpur dengan dicangkul atau disedot dengan pompa air. Kemudian lakukan pembalikan tanah di dasar tambak dengan dicangkul atau dibajak supaya terbebas dari gas yang bersifat beracun dan amoniak. Lakukan juga pengapuran untuk menetralkan keasaman tanah. Dosisinya 1 ton/ha. Kemudian lakukan pengeringan hingga tanah untuk membunuh bibit penyakit.
3. Memasukkan Air
Lahan dibiarkan selama 3 hari sebelum tambak diisi air. Pemasukan air dilakukan bertahap, pertama-tama isi sampai setinggi 10-25 cm, biarkan selama beberapa hari supaya bibit-bibit plankton tumbuh. Kemudian air dimasukkan lagi hingga minimal 80 cm.
Baca Juga : Jurus Sukses Belajar Budidaya Udang Vaname Auto Untung Besar
4. Pemilihan Benur
Benur atau benih udang windu dapat dibeli di tempat-tempat pembenihan. Pilihlah benur yang memiliki tingkat daya tahan tinggi, aktif bergerak, fisiknya berwarna tegas, sehat, alat tubuh lengkap dan tahan terhadap adaptasi perubahan lingkungan.
Benur harus dilakukan pengujian dengan cara diletakkan dalam baskom, beri air, lalu aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Pilihlah benur yang tetap aktif bergerak setelah air putaran berhenti. Benur dipilih yang ukurannya sama, baik benih yang masih post larva atau benih yang sudah besar atau juvenil.
5. Penebaran Benih
Benur ditebar setelah plankton sudah tumbuh, ditandai dengan kecerahan air kurang dari 30-40 cm. Penebaran benih dilakukan saat pagi atau sore hari. Penebaran benih harus dilakukan secara bertahap. Dimulai dari merendam plastik wadah benur selama 15-30 menit dalam tambak. Setelah itu plastik dibuka dan dilipat bagian ujungnya, biarkan tetap terapung selama 15-30 menit untuk adaptasi udara.
Berikutnya percikkan air tambak ke plastik selama 10 menit, supaya terjadi pencampuran air dan benur dapat melakukan adaptasi dengan salinitas air tambak. Selanjutnya benur dapat dikeluarkan dengan membiarkan benih keluar dengan sendirinya.
6. Pemeliharaan
Setelah itu yang dilakukan adalah pemeliharaan serta pemberian pakan. Pemeliharaan yang harus dilakukan diantaranya:
- Memperhatikan kualitas air agar tetap stabil dengan menambah atau mengganti air dengan hati-hati.
- Lakukan pemupukan untuk mendorong pertumbuhan makanan alami. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang 250gram/m2, TSP 5gram/m2, dan urea 5gram/m2.
- Pakan dapat berupa pakan alami dari udang itu sendiri atau plankton dan sisa tumbuhan dan hewan yang membusuk di tambak. Udang windu yang mulai dewasa akan memakan daging binatang lunak seperti kerang tiram.
- Berikan pakan tambahan saat masa pemeliharaan sudah 3 bulan, berupa campuran dedak halus dengan ikan cincang rucah, siput, ketam, siput, udang-udangan.
- Pelet diberikan untuk proses pembesaran. Diberikan sebanyak 4-6 kali dalam sehari dengan takaran 15-20% dari total berat tubuh benur. Untuk dewasa, berikan 5-10% dari berat tubuh per harinya.
- Pencegahan hama dan penyakit.
Baca Juga : 7 Tips Cara Merawat Udang Hias Di Akuarium
7. Pemanenan
Udang windu dipanen di usia sekitar 5-6 bulan, dengan berat rata-rata 8 ons per ekor. Panen dilakukan di malam atau dini hari dengan menebar jala. Biasanya harga jual udang windu per 1 kilogramnya adalah Rp175.000, dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari dinamika harga di pasaran.
Demikian penjelasan dari langkah cara budidaya udang windu. Semoga bermanfaat.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment