Bagi sebagian besar orang, larva lalat atau yang kerap disebut belatung (maggot) merupakan hewan yang sangat menjijikkan. Selain lazim ditemukan pada sampah organik, binatang ini juga sering dianggap kotor. Padahal, jika dipelajari lebih lanjut, larva lalat ini bisa menjadi salah satu bahan alternatif pakan ternak yang sangat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga bisa menjadi alternatif bisnis sebagai budidaya maggot.
Larva lalat yang memiliki potensi untuk dibudidayakan pun bukan berasal dari lalat yang lazim ditemui sehari-hari. Jenis yang umum digunakan adalah jenis Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam (Hermetia illucens).
Larva lalat ini dikenal memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan maggot biasa serta mengandung protein yang lebih tinggi hingga cocok dibudidayakan untuk pakan ternak. Budidaya maggot pun cukup mudah dan memiliki banyak sekali kelebihan.
Cara Melakukan Budidaya Maggot Agar Nilai Jual Tinggi
Budidaya maggot dapat dilakukan siapapun tanpa adanya batasan. Walaupun memakan sampah tiap hari, budidaya maggot tidak mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Hal ini tentu akan sangat membantu peternak pemula yang belum memiliki peternakan besar yang jauh dari penduduk. Bagi yang berniat ingin melakukan budidaya maggot, sebaiknya perhatikan cara-cara berikut ini:
Baca Juga: Rahasia Sukses Budidaya Ikan Black Ghost Bagi Pemula
1. Tahap Persiapan
a. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan
Tahap pertama untuk membudidayakan maggot BSF adalah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Bahan-bahan yang diperlukan diantaranya adalah ember, air secukupnya, larutan EM4 atau Yakult, kantong plastik, penyedap rasa, gula pasir, dan dedak. Seluruh bahan tersebut dapat ditemukan dengan mudah di toko-toko terdekat.
b. Kandang
Setelah semua bahan tersedia, hal selanjutnya adalah kandang. Ya, kandang memang menjadi kebutuhan pokok bagi semua budidaya hewan ternak. Kandang berfungsi sebagai tempat bagi maggot BSF untuk memproduksi telur-telurnya.
Untuk budidaya skala kecil, ukuran kandang tidak perlu terlalu luas, namun harus dapat memuat indukan lalat dewasa mampu memproduksi telur sesuai jumlah yang diinginkan. Ukuran 2,5 m x 4 cm x 3 cm kiranya cukup untuk menampung indukan. Ukuran ini mampu menampung hingga puluhan ribu larva.
c. Media Penetasan
Setelah kandang, maka media penetasan telur BSF merupakan hal yang haus diperhatikan selanjutnya. Media penetasan bisa dibuat dari bahan daur ulang atau barang yang tidak dipakai lagi untuk mengurangi anggaran. Biasanya, media penetasan dibuat dari tripleks atau pun boks kardus kecil.
d. Biopond
Saat menetas, pindahkan larva ke media pembesaran atau biopond yang terpisah dengan media penetasan. Hal ini bertujuan agar telur yang belum menetas tidak rusak karena larva. Biopond sendiri merupakan tempat pembesaran larva yang umumnya dibuat dari PVC, kayu, dan tanah yang subur.
Terdapat 2 jenis biopond, yaitu biopond yang tidak memiliki ramp dan yang memiliki ramp. Jenis yang tidak memiliki ramp adalah biopond yang umum digunakan sebagai media memproduksi larva.
2. Tahap Pengembangbiakan
Untuk mengembangbiakkan maggot, tentu dibutuhkan lalat dewasa untuk terus menghasilkan telur. Untuk menarik lalat BSF agar dapat kawin diperlukan beberapa langkah yang cukup mudah. Berikut langkah-langkah yang harus diikuti.
- Mencampurkan 1 L air dan 5 sendok makan gula pasir.
- Masukan larutan tersebut ke dalam ember.
- Masukan 5 kg dedak dan penyedap rasa, lalu aduk rata.
- Tuangkan 1 tutup botol EM4 ke dalam ember atau 1 botol Yakult ke dalam ember.
- Aduk rata. kemudian masukan campuran ke dalam wadah plastik dengan kapasitas 5 atau 8 kg.
- Berikan udara pada plastik, jangan isi hingga penuh lalu ikat.
- Fermentasikan wadah ditempat sejuk dan aman selama 5-7 hari.
- Jika sudah selesai, silahkan tuangkan campuran dedak yang ada di dalam ember. Setelah itu Anda bisa menutupnya menggunakan daun pisang, atau juga bisa menggunakan plastik.
- Setelah 2-3 hari lalat akan mulai berdatangan dan bertelur ke dalam campuran tadi.
Baca Juga: Rahasia Cara Merawat Ikan Discus agar Sehat Bebas Penyakit
3. Tahap Pemanenan
Waktu yang dibutuhkan dari mulai telur hingga siap panen sekitar 2-4 minggu. Maggot yang sudah siap panen biasanya memiliki ukuran yang jauh lebih besar dan cenderung tidak mau bergerak dan tidak mau makan sehingga mudah untuk dipanen. Oleh karena itu, sebaiknya hentikan pemberian pakan jika maggot mulai menunjukkan tanda-tanda diam.
Selain dijual secara langsung sebagai pakan ternak, maggot BSF juga bisa dibuat menjadi tepung maggot (mag meal) agar lebih bertahan lama dan mudah digunakan. Namun, ada juga yang memilih untuk mengeringkan maggot dan menjualnya secara langsung untuk pakan berbagai hewan tertentu.
Kelebihan Budidaya Maggot BSF
Budidaya maggot BSF selain memiliki keuntungan ekonomi yang menjanjikan juga memiliki keuntungan lain, terutama di bidang lingkungan. Budidaya maggot bisa menjadi salah satu pilihan terbaik untuk mengembangkan ekonomi masyarakat, sekaligus mengatasi salah satu permasalahan lingkungan dan sosial yang sulit untuk diatasi hingga sekarang. Berikut beberapa keuntungan budidaya maggot BSF:
Baca Juga: Langkah-langkah Cara Merawat Iguana Bagi Pemula Lengkap
1. Mengatasi Permasalahan Lingkungan
Maggot BSF merupakan binatang yang dapat memakan apa saja (omnivora) dalam jumlah yang besar. Hal ini dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi sampah organik masyarakat. Perlu untuk diketahui, maggot BSF dapat menghabiskan 2 kg sampah organik dalam waktu 24 jam saja. Bayangkan berapa jumlah sampah organik yang dapat dihabiskan dalam kurung waktu 40-45 hari hidupnya sebelum menjadi lalat dewasa.
Tidak dapat dipungkiri, saat ini keberadaan sampah terutama sampah organik belum dapat diatasi dengan baik terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan sebagainya. Sayangnya, sampah organik merupakan sampah terbesar yang dihasilkan manusia.
Diperkirakan seorang manusia menghasilkan 175 ribu ton sampah per hari. Dengan volume sampah sebesar itu, tentu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mengatasinya. Sayangnya, tidak semua daerah memiliki dana yang cukup, sehingga budidaya lalat BSF bisa menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi sampah.
2. Kandungan Nutrisinya Tinggi
Seperti disebutkan sebelumnya, maggot BSF memiliki nilai protein yang tinggi, yaitu mencapai 41 – 42 %. Sehingga, maggot sangat cocok digunakan sebagai pakan ternak terutama unggas. Kandungan asam amino serta nutrisi lainnya yang terkandung dalam maggot akan sangat membantu dalam pertumbuhan ternak sehingga ternak tumbuh sehat. Oleh karena itu, budidaya maggot berpeluang besar untuk dikembangkan menjadi bisnis yang lebih besar.
3. Mudah untuk Dibudidayakan
Maggot BSF termasuk dalam hewan yang sangat mudah dipelihara karena tidak memerlukan perawatan khusus dan mudah untuk dikembangbiakkan. Seekor lalat dewasa mampu menghasilkan setidaknya 600 butir telur lalat, sehingga tidak diperlukan jumlah indukan yang terlampau banyak. Selain itu, maggot BSF memiliki daur hidup yang cukup singkat sebelum berkembang menjadi lalat dewasa sehingga masa panennya cukup cepat, mudah dan teratur.
Budidaya maggot memang tergolong singkat. Walaupun singkat, tapi bukan berarti budidaya ini tidak memiliki tantangan. Masalah promosi sering menjadi kendalanya, karena walaupun maggot memiliki harga yang relatif lebih murah dan memiliki nutrisi yang baik bagi ternak, tapi produk ini kurang dikenal di masyarakat.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antara peternak, pemerintah dan pembudidaya maggot agar tercipta sinergi yang saling menguntungkan. Potensi maggot cukup besar, sehingga bisa memenuhi pasar ekspor jika ada kerja sama berbagai pihak.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment