Tanaman Pangan Cara Merawat Tanaman

7 Cara Budidaya Labu Kuning Agar Cepat Panen dan Untung Besar

budidaya labu kuning
Written by Trikmerawat.com

Waluh atau yang juga dikenal sebagai labu kuning sejatinya merupakan buah dari tumbuhan merambat yang masuk dalam suku Cucurbitaceae/labu-labuan. Memiliki kandungan serat dan vitamin yang tinggi membuatnya kerap digunakan sebagai bahan utama pembuatan sup, bubur, maupun kue. Dengan alasan yang sama, banyak orang kemudian tertarik untuk melakukan budidaya labu kuning sendiri di rumah. Lantas, bagaimanakah prosedur pembudidayaan waluh yang tepat agar buah yang dihasilkan optimal?

Syarat Tumbuh Buah Labu Kuning


Tanaman bernama latin Cucurbita Moschata Durch ini dapat tumbuh dengan baik di lahan dengan ketinggian 800-1.200 mdpl. Kawasan budidaya harus memiliki curah hujan sekitar 700-1.000 mm/tahun dengan kelembaban udara berkisar 75%.

Adapun jenis tanah yang dianggap baik bagi tumbuh kembang waluh adalah tanah aluvial berhumus, tanah andosol, tanah merah, tanah gembur kering bekas rawa, atau grumusol dengan derajat keasaman antara 5,0 sampai 6,5. Selain itu, lahan yang akan digunakan untuk menanam waluh harus memiliki ketercukupan cahaya matahari.

Baca Juga : Panduan Umum Cara Menanam Buah Naga di Segala Tempat

Cara Budidaya Labu Kuning


Jika seluruh syarat tumbuh buah waluh berhasil terpenuhi, pembudidaya dapat melanjutkan step berikutnya dengan:

1. Persiapan Benih Labu Kuning

Persiapan Benih Labu Kuning
(Sumber: Mangyono.com)

Perbanyakan benih tumbuhan Cucurbita biasanya dilakukan dengan metode generatif, atau melalui biji buah. Pilihlah bakal benih yang baik dengan kriteria sebagai berikut:

  • Memiliki buah yang berukuran besar
  • Memiliki pangkal buah kecil
  • Memiliki warna kulit yang relatif cerah

Biarkan buah labu yang sudah dipilih untuk dijadikan bibit masak di pohon. Setelah masak, petik buah labu dan diamkan selama kurang lebih 7 hari. Kemudian, belah buah dan ambil bagian bijinya.

2. Perendaman Benih

Rendam biji waluh selama semalam penuh. Selanjutnya, bersihkan selaput lendir yang menempel pada biji dengan mencampurkan arang sekam halus ke dalam air rendaman. Pada saat yang sama, lakukan sortasi benih. Buang biji yang mengapung di atas permukaan air dan pertahankan biji yang tenggelam di dasar air rendaman.

3. Pengeringan Benih

Berikutnya, keringkan biji waluh selama 2 hari dengan menjemurnya di bawah sinar matahari langsung. Jika sudah, simpan biji waluh ke dalam wadah kedap udara selama 1 sampai 3 bulan sebelum akhirnya ditanam ke media tanam. Sebagai tambahan informasi, upaya penyimpanan ini dilakukan untuk menghilangkan masa dormansi biji.

4. Pengolahan Lahan Tanam

Pengolahan Lahan Tanam
(Sumber: Sumberplastik.co.id)

Bajak lahan tanam dengan kedalaman sekitar 20-30 cm supaya tanah yang akan digunakan sebagai media tanam lebih gembur. Setelah itu, lakukan pengapuran menggunakan dolomit atau kapur pertanian apabila pH tanah di bawah 6. Adapun untuk dosisnya sendiri ialah 1-2 ton dolomit untuk setiap 1 hektar lahan. Jika sudah, lanjutkan pengolahan tanah dengan pemberian pupuk dasar. Biarkan selama 1 sampai 2 minggu.

Lalu, buat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter, tinggi 20-30 cm, dan panjang yang disesuaikan dengan lahan tanam. Pasang bedengan dengan jarak 35-40 cm. Berikutnya, lakukan pemulsaan dengan mulsa plastik supaya kelembaban lahan tetap terjaga.

Buatlah lubang tanah di atas mulsa plastik dengan ukuran 10 cm. Untuk setiap 1 bedengan, harus tersedia 2 baris lubang tanam dengan jarak antar lubang di dalam 1 barisnya sekitar 40 cm. Saat lubang tanam berhasil terbentuk, beri pupuk kandang atau pupuk kompos dengan aturan 1-1,5 kg per lubangnya. Bila diestimasikan, kebutuhan pupuk untuk 1 hektar lahan adalah 20-35 ton.

Baca Juga : Cara Efektif dan Simple Budidaya Alpukat Bagi Pemula

5. Penanaman Bibit Labu Kuning

Bibit labu kuning yang akan ditanam hendaknya direndam setidaknya 3 hari sebelum proses penanaman berlangsung. Perendaman dapat dilakukan dengan kain yang sudah dibasahi air dan simpan dalam tempat yang teduh hingga biji mulai berkecambah.

Benamkan 1 bibit labu kuning dalam setiap lubang, kemudian timbun kembali dengan tanah. Usahakan untuk tidak membenamkan bibit terlalu dalam, yakni sekitar 05 sampai 2 cm saja, agar lebih cepat tumbuh. Ketika bibit berusia 7 hari, waluh yang tadinya berbentuk kecambah akan mulai tumbuh lebih tinggi.

6. Perawatan Tanaman

Terdapat beberapa prosedur perawatan yang perlu dilakukan agar pertumbuhan labu kuning lebih optimal. Salah satunya adalah:

a. Penyulaman

Setelah tanaman labu kuning berusia 7 hari, lakukan penyulaman pada tanaman yang mati atau diperkirakan tidak dapat tumbuh dengan baik. Setelah itu, ganti dengan bibit baru yang lebih layak.

b. Penyiangan

Ketika tanaman berusia 3-4 minggu, gulma biasanya akan mulai muncul dan mengganggu pertumbuhan labu kuning. Pada tahap ini, lakukan penyiangan dengan mencabut gulma disekitar tanaman waluh.

c. Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan bisa dilakukan setelah tanaman labu kuning berumur 3 minggu. Sebaiknya, petani menggunakan pupuk organik cair yang terbuat dari campuran pupuk kandang matang dan air dengan komposisi 1 kg pupuk dan 1 liter air.

Namun sebelum itu, pastikan untuk memfermentasikan pupuk selama 1 minggu sebelum digunakan. Nah, pemupukan bisa dilakukan dengan menyemprotkan pupuk organik cair ke lubang tanam sekaligus bagian tanaman. Dosisnya adalah 1 liter pupuk cair untuk setiap 1 meter persegi lahan. Untuk selanjutnya, pemupukan bisa dilakukan setiap 3 bulan sekali.

d. Pemberian Lanjaran

Pemberian lanjaran diyakini akan memudahkan pelaku budidaya dalam melakukan berbagai upaya perawatan tanaman labu kuning. Pada fase ini, pembudidaya hanya perlu melilitkan tanaman waluh ke lanjaran yang telah disediakan. Dimana lanjaran tersebut dibuat dari material bambu berukuran 2 meter dan memiliki ketinggian 1,5 meter.

e. Pengairan

Secara garis besar, labu kuning masuk dalam jajaran tanaman yang mampu bertahan meski dalam kondisi kering. Walau demikian, tanaman ini tetap membutuhkan suplai air dalam jumlah yang cukup. Pada fase awal (pertumbuhan vegetatif), pemberian air harus dilakukan setiap hari hingga umurnya 15-20 hari setelah penanaman benih. Setelah itu, pemberian air bisa dilakukan ketika lahan tanam mulai mengering. Intinya, setelah fase vegetatif usai, air hanya berperan untuk menjaga kelembaban tanah.

f. Perempelan

Perempelan atau yang juga populer sebagai pemangkasan merupakan upaya perawatan tanaman labu kuning dengan membuang tunas yang tidak produktif. Caranya adalah dengan membuang cabang pada ruas pertama sampai ruas kelima dan biarkan 3-4 cabang pokok dalam setiap tanaman.

g. Pengendalian Hama

Upaya penanggulangan hama dilakukan sesuai dengan jenis hama yang menyerang tanaman labu. Beberapa jenis hama yang dikenal sering mengganggu tanaman waluh adalah lalat buah, ulat grayak, oteng-oteng, antracnose, layu, busuk daun, busuk tepung, dan bercak daun virus cucumber Mozaik.

Baca Juga : 7 Tips Cara Budidaya Melon dengan Hasil Panen Memuaskan

7. Pemanenan

Pemanenan
(Sumber: Mediatani.co)

Waktu pemanenan bisa dilakukan sesuai dengan target pasar yang dituju. Misalnya saja jika petani menargetkan konsumen yang mengkonsumsi labu muda untuk kebutuhan masak lauk, maka petani dapat memanen hasil produksinya sekitar 75 hari setelah penanaman berlangsung. Namun jika petani menargetkan konsumen yang menggemari labu tua untuk diolah menjadi stik labu, kue, tart labu, dodol, maupun keripik, pemanenan bisa dilakukan ketika labu berusia 95-120 hari setelah tanam.

Untuk beberapa tahun kedepan, prospek budidaya labu kuning masih sangat menjanjikan. Tidak butuh banyak waktu maupun tenaga, usaha ini bisa dilakoni dalam skala kecil di rumah. Menarik ya?

Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.

About the author

Trikmerawat.com

Situs yang Membahas tentang Cara Merawat Tanaman, Cara Merawat Hewan, Cara Merawat Tubuh dan Cara Merawat Benda.

Leave a Comment