Kepiting Soka atau yang dikenal juga sebagai kepiting bakau, merupakan kepiting yang dipanen saat cangkangnya masih lunak. Budidaya kepiting soka terbilang tidak mudah. Bahkan membutuhkan lahan budidaya yang luas dan biaya yang tidak sedikit.
Namun, apabila berhasil dilakukan hingga panen, hasilnya cukup menjanjikan. Mengingat harga kepiting soka di pasaran masih cukup tinggi, dengan jumlah peminat yang sama tingginya.
Tahapan Budidaya Kepiting Soka
Walaupun memiliki beberapa kendala, bukan berarti budidaya kepiting soka tidak boleh dilakukan. Bagi yang benar-benar ingin menjalani budidaya kepiting soka dengan segala pertimbangan matang seperti bibit yang bisa didapatkan dengan mudah, ketersediaan lahan, kesanggupan dalam melakukan perawatan kepiting soka dan memiliki tujuan pasar yang menjanjikan, silahkan simak tahapan budidaya kepiting soka berikut ini.
Baca Juga : Kunci Sukses Budidaya Udang Vaname Hingga Menghasilkan Puluhan Juta
1. Memilih Lokasi Budidaya
Pertama adalah melakukan pemilihan lokasi budidaya kepiting soka. Lokasi yang cocok untuk melakukan budidaya adalah di tambak yang dekat dengan perairan mangrove sehingga pertumbuhannya optimal dan tingkat keberhasilannya tinggi.
Setelah memilih lokasi budidayanya, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memastikan pasokan airnya intensif atau lancar. Airnya adalah air bersih yang sama sekali tidak tercemar oleh polusi, pastikan sirkulasinya tidak terhambat supaya kepiting tidak mati.
2. Persiapan Bibit Kepiting
Berikutnya persiapkan bibit kepiting soka. Bibit kepiting soka dapat diperoleh dengan mengambil langsung di habitat aslinya, atau membeli dari panti pembenihan kepiting soka.
Jika dilihat dari segi kepraktisan, maka akan lebih praktis kalau beli. Akan tetapi harga bibit kepiting soka terhitung mahal daripada bibit kepiting biasa. Sehingga cara yang paling murah adalah dengan mengambil dari habitat aslinya.
Kepiting soka dapat ditemukan di perairan mangrove. Cara menangkap kepiting soka adalah dengan dipancing atau dengan memasang perangkap. Setelah bibit kepiting soka sudah didapatkan, bagian capit kepiting soka perlu diikat lalu dimasukkan ke dalam keranjang bambu.
Mengangkut bibit kepiting soka sebaiknya dilakukan saat pagi, sore atau malam hari. Hindari mengangkut bibit di siang hari saat sinar matahari sedang terik-teriknya, terutama hindari juga suhu panas karena bibit bisa mengalami dehidrasi dan mati.
3. Mempersiapkan Kandang Untuk Bibit Kepiting Soka
Selanjutnya pembudidaya harus mempersiapkan kandang untuk bibit kepiting soka. Kandang yang digunakan untuk budidaya kepiting soka umumnya berbentuk kotak-kotak dengan ukuran ideal 15 x 15 x 20 cm.
Kotak-kotak ini ditata sedemikian rupa dengan memberi jalan setapak dari bambu untuk pembudidaya dapat mengelola dan mengamati kepiting soka dari dekat. Kotak-kotak itu kemudian ditempatkan di permukaan tambak.
Silahkan lakukan pemeliharaan terhadap bibit selama kurang lebih 15 hari. Tujuannya adalah untuk menaikkan berat badannya hingga layak memasuki tahap molting.
Pada tahap molting ini, bagian capit serta kaki berjalan kepiting soka dipotong dengan tujuan supaya kepiting soka melepas cangkang secepatnya. Setelah cangkang lama terlepas, maka kepiting akan segera membentuk cangkang baru. Setelah pemotongan capit dan kaki jalannya, bibit kepiting soka bisa langsung ditebar.
4. Penebaran Bibit Kepiting Soka
Penebaran bibit dilakukan dengan memasukkan masing-masing 1 ekor kepiting ke kotak atau keranjang yang sudah dibuat. Usahakan tidak menempatkan 2 atau lebih bibit kepiting soka dalam satu kotak, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya saling serang antar kepiting.
Proses pembentukan cangkang baru sejak pemotongan capit dan kaki berjalannya biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 hari. Segera setelah cangkang baru telah terbentuk, kepiting soka sudah harus dipanen supaya cangkangnya tidak mengeras kembali.
Atau bisa juga dengan merendam kepiting soka di dalam air tawar selama 30 menit supaya proses pengerasan cangkangnya berhenti.
5. Pemeliharaan Kepiting Soka
Pelihara Kepiting Soka Hingga Siap Dipanen
Yang tak kalah penting lainnya adalah pemeliharaan kepiting soka. Supaya mendapatkan hasil yang maksimal, kepiting perlu diberi pakan berupa udang, siput serta ikan rucah. Pemberian pakan cukup dilakukan satu kali sehari dan saat menjelang senja mengingat kepiting soka merupakan hewan nokturnal.
Baca Juga : Cara Budidaya Lobster Air Tawar, Begini Rahasianya
Berikutnya mengamati kondisi airnya, yang menjadi penentu keberhasilan budidaya kepiting soka. Kepiting akan mati apabila sirkulasi airnya terhambat. Maka setiap hari airnya harus dicek secara rutin dengan memastikan bahwa sirkulasi airnya lancar.
Air juga harus terbebas dari polusi seperti limbah rumah tangga. Karena air yang tercemar akan menimbulkan penyakit pada kepiting hingga berujung kematian.
4 Kendala Utama Budidaya Kepiting Soka
Kendala Utama Budidaya Kepiting Soka
Akan tetapi meskipun menawarkan hasil yang menjanjikan, budidaya kepiting soka memiliki kendala yang membuatnya tidak mudah untuk dilakukan. Kendala dalam budidaya kepiting soka inilah yang menjadi alasan mengapa pembudidaya kepiting soka gulung tikar. Adapun 4 kendala utama yang dihadapi pembudidaya kepiting soka adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan Bibit
Mencari bibit kepiting soka unggul akan sulit dicari terutama bagi yang tinggal di luar Jawa. Para pelaku budidaya kepiting soka yang tinggal di luar Pulau Jawa cukup kesulitan mendapat bibit yang berkualitas unggul.
Baca Juga : Tips Budidaya Belut Hingga Panen Melimpah
Biasanya bibit didapatkan dari habitat aslinya, akan tetapi terkadang ukuran tubuh dan kualitasnya tidak semua sama, sehingga hal ini dapat menjadi alasan gagalnya budidaya. Selain itu harga bibit juga mencekik sehingga banyak pembudidaya yang gulung tikar.
2. Membutuhkan Lahan yang Luas
Budidaya kepiting soka membutuhkan lahan yang cukup luas. Kepiting soka idealnya dibesarkan pada tambak yang dekat dari perairan mangrove, di mana itulah habitat asli mereka.
Budidaya juga sebenarnya bisa saja dilakukan di kolam buatan, hanya saja media hidupnya harus sesuai dengan habitat aslinya supaya hasilnya pun memuaskan. Pembudidaya yang tidak memiliki lahan, terpaksa harus menyewa atau bahkan membeli lahan yang biayanya tidak sedikit.
3. Perawatan Kepiting Soka
Selain bibit dan lahan, kendala berikutnya ada pada perawatan kepiting sokanya sendiri. Mengingat kepiting soka cukup sensitif dengan kondisi air, maka pembudidaya harus secara rutin mengecek kondisi airnya.
Tingkat keasaman air dan tanahnya harus tepat. Apabila pH nya rendah, kepiting soka akan menunjukkan reaksi berupa munculnya warna putih pada cangkangnya. Begitupun apabila media hidupnya tercemar limbah dan terdapat penumpukan organik, hal ini juga dapat berdampak terhadap hasil panen.
4. Pembatasan Penangkapan Kepiting Soka
Dan kendala utama yang terakhir dalam budidaya kepiting soka adalah adanya pembatasan penangkapan kepiting soka. Hal ini mengacu pada Surat Edaran Nomor 18/MEN-KP/I/2015 tentang Penangkapan Lobster, Kepiting dan Rajungan, di mana disebutkan bahwa kepiting soka yang boleh ditangkap dan diperjualbelikan adalah yang memiliki ukuran berat minimal 150 gram.
Padahal ukuran berat ideal dari kepiting soka yang disukai oleh pasar luar negeri adalah yang berukuran 120 gram. Sehingga tidak heran apabila banyak pembudidaya yang gulung tikar oleh peraturan menteri tersebut.
Sementara pasar kepiting soka dalam negeri tidak sebesar di pasar luar negeri seperti China, Singapura dan Hongkong. Jadi produksi dalam negeri akhirnya menumpuk yang berakibat pada gulung tikarnya para pembudidaya kepiting soka.
Itulah informasi mengenai kendala budidaya kepiting soka dan tahapan budidayanya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca khususnya yang ingin mencoba meraih keuntungan dari budidaya kepiting ini. Selamat mencoba!
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment