Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman palma yang banyak dibudidayakan di Tanah Air. Utamanya perkebunan kelapa sawit dimiliki oleh negara dan milik swasta, masih cukup jarang perorangan yang mengelola perkebunan kelapa sawit.
Hal ini bisa dimengerti mengingat persiapan memulai budidaya kelapa sawit yang cukup rumit dan memakan biaya yang tidak sedikit.
Kelapa sawit utamanya diolah menjadi minyak untuk menggoreng makanan, begitu juga untuk minyak industri, serta bahan bakar nabati. Dan Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, yakni sebanyak 48% minyak kelapa sawit diproduksi di Tanah Air.
Tips Budidaya Kelapa Sawit
Tips agar budidaya kelapa sawit berhasil dengan baik, adalah dengan memenuhi syarat hidup kelapa sawit. Syarat hidup supaya kelapa sawit dapat menghasilkan produksi yang optimal adalah di ketinggian 1500 meter dpl.
Di mana kelapa sawit juga membutuhkan pencahayaan penuh selama 5 sampai 7 jam per harinya. Untuk suhu udara terbaik ada pada 24 hingga 28 derajat Celcius. Dan supaya proses penyerbukannya berjalan lancar, lahan kebun budidaya kelapa sawit memiliki kecepatan angin setidaknya 5 sampai 6 km per jam.
Baca Juga : Cara Menanam Terong Dengan Mudah
Tips berikutnya adalah mengenai tanah yang akan digunakan sebagai media tanam kelapa sawit. Jenis tanah yang ideal sebaiknya merupakan tanah yang tidak berbatu akan tetapi mengandung lempung.
Tingkat keasaman tanah yakni pH 4 sampai 6. Tanah merupakan tanah gembur, subur serta memiliki aerasi yang baik.
Teknik dan Cara Budidaya Kelapa Sawit
Memulai budidaya kelapa sawit membutuhkan bibit kelapa sawit dengan kualitas unggul dan syarat hidup yang terpenuhi. Bibit kelapa sawit sendiri memiliki harga yang cukup mahal, terutama untuk bibit siap tanam yang bermutu dan berkualitas dari penjual yang bersertifikat.
Namun hal itu tidak lantas menjadi kendala dalam memulai budidaya kelapa sawit, karena dengan mutu yang terjamin dan didukung dengan teknik pemeliharaan yang tepat, bibit akan tumbuh dan menghasilkan kuantitas buah yang melimpah.
1. Persiapan Lahan Budidaya
Lahan harus dalam keadaan bersih dari tanaman liar, rerumputan dan bebatuan sebelum ditanami. Pastikan juga untuk tidak lupa membuat parit sebagai saluran drainase kebun kelapa sawit. Segera setelah lahan selesai dipersiapkan, silahkan tanam tanaman penutup tanah, dalam hal ini yang terbaik yakni menggunakan tanaman kacang-kacangan.
Tujuan dari penanaman tanaman penutup tanah ini adalah untuk menambah bahan organik tanah, mencegah adanya kerusakan tanah oleh butiran air hujan, dan yang terpenting adalah untuk mengurangi potensi erosi tanah.
Pola tanam yang akan diterapkan adalah monokultur atau tumpangsari. Untuk pola monokultur, maka perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah berupa tanaman kacang-kacangan.
Sedangkan jika menggunakan pola tumpangsari, maka selain menanam kelapa sawit, dapat dilakukan juga penanaman jenis tanaman lain seperti jagung, ubi kayu, dan sebagainya.
2. Pemasangan Ajir atau Pancang untuk Kelapa Sawit
Berikutnya perlu dilakukan pemasangan ajir atau pancang. Ajir yang digunakan yaitu berupa kayu atau bambu, yakni sebagai penentuan dari titik yang akan ditanami bibit dengan jarak tanam yang diterapkan.
Jarak tanam yang umum digunakan adalah 9 x 9 x 9 meter, dengan sistem segitiga sama sisi. Jadi jarak setiap tanaman adalah 9 cm, sehingga jika ditotal jumlah bibit untuk 1 hektar sekitar 143 pohon.
Selanjutnya adalah membuat lubang tanam, yang bisa dibuat tepat pada lokasi ajir dipasang. Jadi ajir berdiri di tengah-tengah lubang tanam. Kedalaman lubang tanam bibit kelapa sawit disesuaikan dengan tinggi polybag bibit dan ditambah setidaknya 5 sampai 10 cm, atau menggunakan patokan ukuran 50 x 40 x 40 cm.
Kemudian lubang tanam ditaburi dengan kapur dolomit, kieserit atau pupuk rock phospat dengan dosis yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan ditanami dulu selama setidaknya 7 sampai 10 hari.
3. Penanaman Kelapa Sawit
Bibit Kelapa Sawit
Setelah 10 hari lahan dibiarkan, lahan pun sudah siap untuk ditanami. Bibit kelapa sawit yang siap tanam setidaknya berumur 8 sampai 10 bulan.
Apabila bibit kelapa sawit masih dalam bentuk kecambah, maka perlu dilakukan pembibitan terlebih dulu yakni melalui tahap pre-nursery dan main-nursery. Proses pembibitan setidaknya membutuhkan waktu 8 sampai 10 bulan, tapi akan lebih efisien apabila membeli bibit yang sudah siap tanam.
Sebenarnya tidak ada patokan waktu untuk penanaman bibit ke lahan. Bisa dilakukan saat musim hujan, maupun tidak. Asalkan tanah sudah dalam keadaan memiliki kandungan cukup air.
Penanaman bibit dilakukan dengan melepas atau merobek plastik polybag dengan hati-hati tanpa sedikitpun merusak bola tanahnya, lalu dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat.
Sebelum bibit ditimbun dengan tanah galian, ada baiknya lakukan penebaran Natural Glio yang sudah difermentasi dengan pupuk kandang selama 1 minggu.
Penebaran dilakukan di sekitar perakaran bibit. Baru setelahnya bibit ditimbun dengan tanah galian bagian atas dan disiram dengan campuran POC NASA dosis 5 sampai 10 ml dengan 1 liter air tiap pohon secara merata.
4. Perawatan Tanaman Kelapa Sawit
Setelah bibit sudah ditanam, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah perawatan hingga buah siap panen. Perawatan kelapa sawit di antaranya adalah penyulaman, membuat piringan (bokoran), melakukan pemangkasan daun maupun pelepah, pemupukan, pengendalian gulma, hama serta penyakit.
Baca Juga : Panduan Budidaya Tanaman Azola Untuk Menambah Profit
Penyulaman dilakukan pada tanaman kelapa sawit yang mati atau tumbuh kurang baik. Penyulaman sebaiknya dilakukan dalam beberapa hari setelah bibit sudah ditanam.
Sehingga bibit yang bermasalah bisa langsung diganti dengan bibit berusia sama supaya panennya dapat dilakukan bersamaan. Adapun membuat piringan yang tujuannya untuk membersihkan area di sekitar tanaman dengan membentuk piringan mengelilingi batang kelapa sawit berdiameter 2 sampai 3 meter.
5. Pemangkasan Tanaman Kelapa Sawit
Berikutnya adalah pemangkasan daun maupun pelepah. Pemangkasan ini bertujuan supaya pohon kelapa sawit memiliki jumlah daun yang optimal sehingga panennya dapat lebih mudah.
Pemangkasan dalam budidaya kelapa sawit ada 3, yakni pemangkasan pasir, pemangkasan produksi, dan pemangkasan pemeliharaan.
Pemangkasan pasir dilakukan saat usia tanaman masih 16 hingga 20 bulan sejak tanam. Melakukan pemangkasan ini adalah dengan memangkas daun-daun kering serta buah pertama yang busuk. Kemudian di umur 20 sampai 28 bulan di mana pohon kelapa sawit sudah mulai berbuah, maka perlu dilakukan pemangkasan produksi.
Pemangkasan ini adalah dengan memangkas daun yang terlihat saling menumpuk atau songgo dua dan membuang buah yang busuk. Tujuan pemangkasan produksi adalah untuk persiapan pelaksanaan panen. Nantinya baru dilakukan pemangkasan pemeliharaan setelah tanaman kelapa sawit berproduksi.
6. Pemupukan Kelapa Sawit dan Penyiangan Gulma serta Hama
Ada pula pemupukan yang perlu dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun, yakni saat awal dan akhir musim hujan. Menggunakan pupuk Urea, TSP atau SP-36, dan KCl. Dosis pupuk disesuaikan berdasarkan usia tanaman.
Supaya tanaman dapat dipanen dengan hasil yang memuaskan, maka perlu dilakukan penyiangan gulma dan pengendalian hama serta penyakit. Penyiangan juga sebaiknya dilakukan pada tanaman penutup tanah juga.
7. Tahapan Panen Kelapa Sawit
Panen Kelapa Sawit
Apabila tanaman tidak menghadapi masalah apapun, panen sudah bisa dilakukan 5,5 bulan setelah penyerbukan. Atau dilihat dari adanya 5 buah yang jatuh dari tandan pohon kelapa sawit.
Baca Juga : Begini Cara Budidaya Kacang Kapri dengan Mudah
Itulah informasi lengkap perihal budidaya kelapa sawit. Semoga informasi ini bisa bermanfaat khususnya bagi para pembaca yang ingin mencoba membudidayakan tanaman ini.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
[…] Baca Juga: Cara Budidaya Kelapa Sawit Hingga Sukses Ratusan Juta Rupiah […]