Kangkung merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Seperti kandungan mineral zat besi, serta vitamin A, B, dan C yang dibutuhkan oleh tubuh.
Bukan hanya itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit diantaranya sembelit dan wasir. Oleh karena itu, budidaya kangkung di Indonesia sangat menjanjikan.
Banyak petani sayur yang memilih membudidayakan kangkung karena penanamannya lebih mudah dari jenis sayuran lainnya. Perawatannya tidak sulit, bahkan dapat dilakukan oleh petani pemula. Benih unggul tanaman kangkung sudah dapat ditemukan di toko-toko pertanian.
Varietas Tanaman Kangkung yang Populer di Indonesia
Berdasarkan tempat hidupnya, terdapat dua jenis varietas yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung darat menggunakan tanah sebagai media tanam, atau menggunakan metode hidroponik.
Tanaman kangkung darat dapat tumbuh di lahan persawahan maupun perkebunan. Kangkung darat memiliki ciri daun berwarna hijau terang, ujung daun runcing, dan bunga berwarna kuning cerah.
Baca Juga : Tips Budidaya Pisang : Panen Berlimpah dengan Kualitas Terbaik
Sedangkan kangkung air tidak dapat hidup di media tanah. Jenis kangkung ini hanya dapat tumbuh subur di permukaan air, atau area persawahan berair. Kangkung air dapat tumbuh liar di rawa-rawa, tepi sungai, atau parit. Tanaman ini termasuk dalam tumbuhan hidrofit.
Kangkung air memiliki daun warna hijau gelap, ujung daun agak tumpul, dan bunga berwarna ungu.
Langkah Budidaya Kangkung untuk Pemula
Kangkung darat lebih banyak beredar dibandingkan dengan kangkung air. Selain itu, siklus panen kangkung darat lebih cepat dari jenis sayuran lainnya. Berikut ini cara budidaya kangkung darat untuk pemula.
1. Penyiapan Benih
Sebelum melakukan penanaman, pastikan biji yang dipilih merupakan varietas unggul. Saat ini sudah banyak toko pertanian yang menyediakan berbagai macam bibit kangkung berkualitas. Petani tinggal memilih biji sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membeli benih tanaman kangkung. Pastikan bibit tersertifikasi oleh instansi terkait, pilih bibit yang masih segar, kuat, tidak bolong, bukan bekas gigitan serangga, dan jika direndam dalam air biji akan tenggelam.
Selain ciri spesifik diatas, keunggulan dari bibit tersebut juga dipertimbangkan. Misalnya, tanaman tumbuh seragam, memiliki akar yang kuat, tahan terhadap iklim di lingkungan penanaman, tahan terhadap penyakit, bebas dari hama, serta batang dan daun yang kokoh.
2. Pengolahan Lahan
Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan pengolahan tanah adalah pemilihan lokasi. Tanaman kangkung akan tumbuh subur jika ditanam di lingkungan yang tepat. Cari tempat dataran tinggi maupun rendah yang memiliki kandungan air yang cukup.
Setelah mendapatkan lokasi yang tepat, saatnya mengolah tanah dengan mencampurkan 10 ton pupuk kompos atau pupuk kandang per satu hektar tanah. Lalu, lakukan pengairan hingga terisi air setinggi kurang lebih 5 cm. Kemudian beri satu kuintal pupuk urea per satu hektar tanah.
Baca Juga : Cara Budidaya Jagung : Alat dan Bahan yang Digunakan
Selanjutnya, buat gundukan atau bedengan dengan panjang 3 meter dan lebar 1,2 meter. Jarak antar gundukan yang dibuat sekitar 50 cm. Lalu, buat lubang dengan diameter 5 cm dengan jarak antar lubang sekitar 20 cm. Pengolahan tanah hingga pembuatan lubang dilakukan sekitar 3 minggu sebelum menanam bibit.
3. Pemupukan Dasar
Proses pengolahan lahan selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan pemupukan awal. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang. Ratakan pupuk di atas gundukan tanah. Biarkan selama kurang lebih 5 hari agar pupuk menyerap sempurna dalam tanah.
Apabila tanah pada lahan tersebut terlalu asam, tambahkan kapur dolomit untuk menetralkan pH tanah. Pemberian kapur ini dilakukan agar hasil budidaya kangkung sesuai harapan. Jangan memberikan kapur terlalu banyak. Gunakan takaran yang tepat, satu karung pupuk cukup dicampur dengan satu ember kapur.
4. Penanaman
Menanam benih kangkung sebaiknya dilakukan saat awal musim penghujan, atau antara bulan November sampai Desember. Jika melakukan penanaman ada musim kemarau, maka pengairan harus dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman.
Masukkan 3 hingga 5 benih pada setiap lubang yang sudah dibuat. Tutup kembali dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk NPK dan pupuk kandang. Penanaman bibit dapat menerapkan metode zig-zag atau garitan.
5. Pemeliharaan
(Sumber: daquagrotechno.or)
Pemeliharaan tanaman kangkung terbilang cukup mudah. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore. Jika menanam di musim hujan kurangi kapasitas penyiramannya. Tanaman kangkung yang mendapat terlalu banyak air bisa mudah rusak atau mati.
Hama yang mungkin dapat menyerang tanaman kangkung diantaranya ulat grayak, dan kutu daun. Sementara penyakit yang menyerang tanaman kangkung adalah karat putih. Untuk membasmi hama dan penyakit ini, lakukan penyemprotan menggunakan pestisida yang mudah terurai.
Pestisida yang umum digunakan adalah pestisida biologi, nabati, atau piretroid sintetik. Penyemprotan pestisida harus benar-benar diperhatikan mulai dari dosis, volume, jenis, interval, cara aplikasi, hingga waktu penggunaannya.
Lakukan penyemprotan pestisida jika memang diperlukan. Dengan kata lain, jangan menggunakan pestisida jika memang tidak ada hama atau penyakit yang menyerang tanaman kangkung.
Bukan hanya itu, pastikan juga selalu membersihkan gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Gulma dapat menyerap nutrisi yang ada pada tanaman kangkung. Sehingga, pertumbuhan tanaman dapat terganggu.
6. Pemupukan Lanjutan
Meskipun tanaman kangkung hanya berusia kurang lebih satu bulan, pemupukan tetap perlu dilakukan. Untuk membantu pertumbuhan kangkung, 10 HST tanaman kangkung diberi pupuk dengan takaran 50 kg urea, 30 kg SP-36, dan 25 kg KCl per satu hektar tanah.
Saat umur 20 HST berikan lagi pupuk dengan takaran 15 kg urea, 20 kg SP-36, dan 12 kg KCl per hektar tanah. Kemudian terakhir, pada usia 30 HST berikan 15 kg pupuk urea per hektar tanah. Pemupukan dapat dilakukan dengan dikocor atau ditabur.
7. Masa Panen Kangkung
(Sumber: birdbody.blogspot.com)
Tanaman kangkung darat siap panen setelah 30 hingga 45 hari terhitung dari penanaman benih. Panen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dipotong atau dicabut. Sebaiknya, panen dilakukan dengan cara dicabut karena konsumen lebih memilih kangkung yang lengkap dengan akarnya.
Hasil panen dengan cara dicabut menghasilkan sekitar 23 ton kangkung per satu hektar tanah. Sebelum dikirim ke pedagang, bersihkan dahulu menggunakan air yang mengalir. Pembersihan dilakukan agar kangkung terbebas dari tanah dan kontaminasi berbahaya lainnya.
Setelah dibersihkan simpan di tempat yang tidak begitu lembap, jauhkan kangkung ditempat yang jauh dari jangkauan matahari. Supaya kangkung tetap segar selama pengiriman hingga sampai di tempat penjual.
Baca Juga : Petunjuk Teknis Budidaya Cabe Rawit Agar Hasil Maksimal
Sementara untuk panen dengan cara dipotong, petani dapat panen beberapa kali dalam sebulan. Tanaman kangkung akan tumbuh lagi setelah 5 hingga 7 hari setelah pemotongan. Hal ini karena akar masih tertanam dalam tanah, dan terus melakukan pertumbuhan.
Budidaya kangkung bisa dilakukan dengan sangat sederhana. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan sampai siap dikonsumsi. Budidaya tanaman ini tidak hanya dilakukan oleh petani sayur.
Menanam kangkung dapat dilakukan sebagai kegiatan di sela-sela kesibukan. Kangkung darat dapat tumbuh dimana saja, jadi dapat memanfaatkan pekarangan rumah yang kosong untuk menanam.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
[…] Baca Juga : Rahasia Sukses Budidaya Kangkung Untuk Pemula […]