Sudah beberapa dekade berlalu, olahan kangkung selalu jadi opsi menu makan sehari-hari yang banyak disenangi masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang lezat, sayur-mayur yang kaya akan zat besi ini bisa diolah menjadi berbagai macam sajian nikmat. Sebut saja rujak kangkung, plecing, seblak kangkung belacan, dan bahkan keripik krispi! Itulah kenapa budidaya kangkung darat membuka peluang besar dalam dunia bisnis saat ini.
Perbedaan Kangkung Darat dan Kangkung Air
Banyak orang salah kaprah dan menganggap keduanya sama saja, padahal aslinya beda loh! Salah satu perbedaan utama dari kangkung darat dan kangkung air ialah bentuk daun dan warna bunganya. Dimana kangkung darat memiliki warna daun hijau terang dengan ujung daun runcing serta warna bunga putih. Sedangkan warna daun kangkung air cenderung agak gelap dengan ujung daun lebih tumpul sehingga tampak lebih lebar, sementara warna bunganya adalah ungu.
Baca Juga : Rahasia Sukses Budidaya Kangkung Untuk Pemula
Prosedur Budidaya Kangkung Darat
1. Penyiapan Benih
Di bawah ini merupakan serangkaian prosedur pembudidayaan kangkung darat yang perlu dipahami.
Guna memperoleh tanaman berkualitas baik, diperlukan benih yang baik pula. Hingga saat ini, terdapat beberapa jenis benih kangkung unggul yang banyak digunakan masyarakat indonesia, misalnya saja varietas Bangkok dan Sutera.
Benih kangkung darat yang dianggap baik memiliki ciri-ciri daya tumbuh lebih dari 95% serta tumbuhnya tegak ke atas, setidaknya hingga tanaman kangkung berusia 8 minggu. Seperti yang kita pahami, kangkung darat yang tumbuh secara menjalar sebenarnya tidak terlalu diminati pasar. Karenanya, pastikan untuk tidak menanam benih yang usia simpannya melebihi 1 tahun, mengingat produktivitasnya yang telah menurun.
2. Pengolahan Lahan dan Pemupukan Dasar
Lahan pertanian untuk budidaya kangkung perlu diolah terlebih dahulu supaya kondisi tanahnya lebih gembur. Seusai pembajakan, buatlah bedengan dengan lebar sekitar 1 meter, sementara untuk panjangnya bisa disesuaikan dengan luas petak lahan. Adapun jarak antar bedengan ialah 30 sampai 40 cm. Fungsi pengadaan jarak tersebut ialah menjadi saluran drainase sekaligus jalan bagi petani untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan kelak.
Apabila petani menghendaki budidaya kangkung secara organik, maka petani dapat mempersiapkan pupuk dasar dari pupuk organik. Pada tahap ini, petani dapat menggunakan pupuk kompos maupun pupuk kandang yang telah matang sempurna.
Tak perlu perlakuan khusus atau pengolahan lanjutan, cukup diamkan pupuk kandang beberapa waktu hingga kondisinya mengering. Jika petani memilih opsi pupuk ini, ada baiknya untuk menggunakan pupuk dari kotoran ayam dibanding kotoran sapi atau kambing. Pasalnya, kotoran ayam dinilai lebih mudah terurai, sehingga sangat cocok dengan tanaman kangkung darat yang memang memiliki siklus panen cepat.
Taburkan pupuk dasar di atas bedengan dengan dosis 10 ton per hektarnya. Diamkan selama kurang lebih 2 sampai 3 hari sebelum pelaku budidaya menanam benih ke media tanam.
Baca Juga : Panduan Lengkap Cara Budidaya Aquaponik untuk Pemula
3. Penanaman
Pada dasarnya, proses penanaman kangkung darat bisa dilakoni dengan 2 metode, yakni ditugal atau ditebar secara langsung. Penyemaian dan pemindahan benih ke lahan tanam dianggap kurang ekonomis untuk budidaya kangkung. Sebagai gantinya, petani dapat menebar benih secara langsung di atas bedengan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Metode tersebut terbilang lebih cepat dan cocok diberlakukan di tempat budidaya yang kekurangan tenaga kerja atau memiliki ongkos buruh mahal. Sayangnya, teknik ini cukup boros dalam hal penggunaan benih. Diketahui, proses ini membutuhkan setidaknya 5-10 kg benih untuk setiap hektarnya.
Penebaran benih secara langsung juga membutuhkan tenaga terampil supaya hasil tebarnya merata. Namun, seperti yang kita ketahui, sangat sulit memperoleh kepadatan populasi tanaman kangkung yang ideal. Yang mana kepadatan ideal tanaman tersebut ialah 50.000 pohon bagi tiap-tiap hektarnya.
Sedangkan untuk metode tugal, petani bisa dengan bebas mengatur jarak tanam kangkung sehingga dapat memperoleh kerapatan populasi ideal. Dimana jarak untuk setiap lubang tugal ialah 10 x 5 cm dengan 2-3 biji benih pada setiap lubangnya. Karena pekerjaannya sangat detail dan membutuhkan waktu lama, pelaku budidaya membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk menyelesaikan proses penanaman benih kangkung.
4. Pemeliharaan dan Pemupukan Lanjutan
Kangkung darat memiliki ketahanan cukup baik pada kondisi kesuburan tanah sedang. Inilah mengapa pemberian pupuk secara intensif tidak terlalu dibutuhkan. Malah sebenarnya, pemupukan di awal penanaman saja sudah cukup dalam menyediakan nutrisi pada tanaman kangkung hingga siap panen nanti. Namun ketika tanaman kangkung darat tampak kurang subur yang ditandai oleh warna daun yang sedikit pudar, pemupukan lanjutan jelas diperlukan.
Jenis kangkung ini cukup responsif terhadap keberadaan nitrogen. Jika diperlukan, petani dapat menyemprotkan pupuk organik yang kaya akan nitrogen layaknya pupuk kompos maupun kotoran ayam yang sudah matang dan dicampur sekam, ke bedengan lahan.
Selain pemberian pupuk lanjutan, petani juga perlu memberlakukan sejumlah prosedur pemeliharaan sebagaimana berikut:
a. Penyiraman
Secara umum, kangkung membutuhkan banyak air untuk bisa tumbuh optimal. Tapi, ketika curah hujan di kawasan lahan pertanian terlalu tinggi, daun kangkung yang dihasilkan akan jelek.
Apabila petani menanam kangkung darat dikala musim kering, petani perlu menyirami tanaman kangkung secara rutin dipagi dan sore hari. Jika tanaman kangkung darat dirasa layu nan menguning saat siang hari, petani juga perlu melakukan penyiraman dalam intensitas cukup. Perlu dicatat, tanaman kangkung yang kekurangan asupan air di siang terik berkemungkinan besar akan mati.
b. Penyiangan
Meskipun kangkung memang tanaman bersiklus panen cepat, tanaman ini tetap memiliki resiko ‘kalah dalam bersaing’ dengan rumput ketika usianya masih muda. Terlebih ketika masa awal penebaran benih, dimana pertumbuhan dari benih kangkung relatif lebih lambat dibandingkan gulma. Sehingga potensi kangkung yang terserang gulma pun relatif tinggi. Jika hal seperti ini terjadi, petani wajib menyingkirkan gulma sesegera mungkin dengan mencabutnya secara berkala.
c. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Beberapa jenis hama yang biasa menyerang tanaman kangkung ialah myzus persicae, aphyds gossypii, ulat grayak, dan belalang. Gejala serangan kutu daun ditunjukkan dengan daun kangkung yang kerdil dan cenderung melengkung. Sedangkan serangan ulat grayak bisa dilihat dari daun bolong-bolong atau bentuk pinggiran daun yang bergerigi akibat bekas gigitan.
Adapun penyakit yang biasa menyerang kangkung adalah karat putih, atau yang dalam bahasa ilmiah disebut sebagai Albigo Ipomoeae Panduratae. Apabila kangkung darat terjangkit penyakit karat putih, akan muncul bercak-bercak putih pada bagian daunnya. Bila tidak segera diatasi, penyakit ini akan terus menyebar dan menjangkit tanaman lain disekitarnya.
Nah, guna mengurangi resiko serangan hama maupun penyakit, petani perlu memperlakukan rotasi tanaman, penyiangan berkala, serta mengatur jarak tanaman dengan tepat. Jika setelah itupun hama dan penyakit masih muncul, maka penggunaan pestisida hayati seperti gadung, daun nimba, dan sereh wangi boleh dilakukan.
Baca Juga : Panduan Cara Budidaya Tanaman Buncis Termudah Bebas Hama
5. Proses Panen
Kangkung darat bisa mulai dipanen setelah usianya 30-45 hari. Proses pemanenan bisa dilakukan dengan 2 metode, yakni dipotong dan dicabut. Konon, panen dengan cara dicabut dapat menghasilkan kangkung darat sekitar 23 ton per hektarnya.
Tidak hanya praktis dan murah, budidaya kangkung darat juga menjanjikan keuntungan berlimpah bagi pelakunya. Tertarik untuk mencobanya?
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment