Cara Merawat Tanaman Tanaman Pangan

Inilah Teknik Sukses Budidaya Kacang Kapri Cepat Kaya Raya

Budidaya Kacang Kapri
Written by Trikmerawat.com

Tidak banyak petani yang membudidayakan kacang kapri. Mengingat, kacang kapri memiliki tingkat kesulitan budidaya yang tinggi, berupa pemeliharaan yang rumit dan masa panen yang membutuhkan ketelitian.

Budidaya kacang kapri bisa gagal apabila pembudidaya memiliki pemahaman ilmu yang minim. Sehingga tidak heran apabila kacang kapri memiliki harga jual yang stabil di pasar.

Jenis kacang ini sebenarnya sangat sering dikonsumsi masyarakat. Sehingga jumlah pembudidayanya yang masih sedikit bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Kacang kapri ini termasuk dalam suku polong-polongan, dan masih satu jenis dengan ercis.

Kacang kapri dipanen saat usianya masih muda, di mana saat bijinya masih belum berkembang penuh. Apabila dipanen saat usia tua, polong pada kapri akan memiliki serat tebal.

Teknik Sukses Budidaya Kacang Kapri


Supaya budidaya kacang kapri sukses hingga memberikan pundi-pundi rupiah yang banyak bagi yang menjalankan, maka perlu diperhatikan syarat tumbuh ideal kacang kapri. Kacang kapri cukup sensitif dengan suhu pada daerah budidayanya.

Untuk ketinggian daerahnya pastikan berada pada 700 m dpl atau lebih, dengan suhu rata-rata 13 sampai 21 derajat C. Jenis tanah yang ideal digunakan adalah tanah lempung berpasir dengan pH 5.5 sampai 6.5 dan tanahnya kaya akan humus serta gembur.

1. Mempersiapkan Benih Kacang Kapri

Budidaya kacang kapri tidak perlu melalui proses penyemaian. Benih kacang kapri pun tidak perlu beli, bisa dengan mengambil polong dari tanaman kapri kualitas unggul untuk digunakan sebagai benih.

Baca Juga : Cara Budidaya Tanaman Salak

Kalau mengambil sendiri dari tanaman kapri langsung, maka pilihlah kacang kapri yang sudah berusia maksimal 4 bulan. Benih yang didapatkan kemudian dikeluarkan dari polongnya, dijemur selama 3 hari lamanya. Setelah itu benih direndam dalam air selama 6 sampai 12 jam dengan tujuan supaya proses perkecambahannya berlangsung lebih cepat.

2. Proses Persiapan Lahan Budidaya

Sembari menunggu benih siap ditanam, ada baiknya lakukan persiapan lahan budidaya. Silahkan lakukan pembersihan lahan dari gulma, bebatuan, hingga rerumputan, kemudian tanah digemburkan menggunakan cangkul maupun dibajak sedalam 30 cm. Tanah yang sudah digemburkan kemudian diratakan, dan dibuat bedengan.

Ukuran panjang bedengan dapat diatur seluas ketersediaan lahan. Untuk lebar bedengan sendiri berkisar 80 cm, dengan tinggi 30 cm. Antara satu bedengan dengan bedengan lainnya sebaiknya diberi jarak 20 sampai 30 cm. Tujuan jarak ini adalah untuk dibuat sebagai parit.

Setelah itu silahkan ukur tingkat keasaman tanah dengan menggunakan kertas lakmus. Tingkat keasaman tanah minimal untuk budidaya kacang kapri adalah 5,5, apabila ternyata kurang dari itu, silahkan dilakukan pengapuran menggunakan dolomit. Dolomit disebar di atas tanah, lalu dibiarkan selama 2 minggu sebelum tanam.

Silahkan ukur kembali tingkat keasaman tanahnya. Kalau sudah berada di angka 5,5 hingga 6,5, saatnya untuk melakukan pemupukan pada lahan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik, diantaranya pupuk kandang atau pupuk kompos.

Banyaknya pupuk yang dibutuhkan untuk 1 hektar lahan kira-kira sebanyak 10 sampai 15 ton. Pemberian pupuknya dilakukan dengan cara disebar secara merata di atas bedengan, lalu dibiarkan selama maksimal 3 minggu sebelum proses penanaman.

3. Proses Penanaman Bibit Tanaman Kacang Kapri

Setelah lahan dan bibit sudah siap, saatnya untuk melakukan penanaman bibit kacang kapri. Penanaman sebaiknya dilakukan di akhir musim penghujan, sekitar bulan Maret hingga April. Silahkan buat lubang tanamnya terlebih dahulu.

Yakni dengan cara ditugal, yakni dengan menggunakan tongkat kayu yang bagian ujungnya diruncingkan, hingga kedalaman 2,5 sampai 5 cm. Antara lubang satu dengan yang lain dibuat jarak sekitar 15 sampai 20 cm. Untuk jarak lubang tanam antar barisnya, sekitar 50 cm.

Baca Juga : Cara Menanam Buah Naga

Kemudian masukkan benih ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat. Satu lubang dapat diisi sampai 2 biji benih. Setelah itu timbun lubang tanamnya dengan tanah. Dan setelah semua benih sudah ditanam, waktunya melakukan pemupukan.

Pemupukan ini adalah dengan membuat lubang untuk pupuk berjarak 5 cm dari lubang tanam. Cara membuat lubangnya adalah dengan ditugal juga. Pada lubang tersebut kemudian diberi campuran pupuk yang mengandung N, K2O dan P2O5. Dosis masing-masing pupuk untuk campuran tersebut sebanyak 150 kg, 80 kg, dan 190 kg per hektarnya.

4. Proses Penyiraman Tanaman Kacang Kapri

Berikutnya adalah melakukan penyiraman. Penyiraman budidaya kacang kapri sebaiknya dihindari saat hujan turun. Dan perlu diperhatikan, saat menyiram sebaiknya secukupnya saja, alias tidak sampai membuat tanahnya tergenang.

Penyiraman yang berlebihan sampai tanahnya tergenang justru akan berdampak buruk bagi tanaman. Salah satunya dapat terjadi pembusukan dan tanaman bisa lebih mudah terserang penyakit.

5. Penyiangan, Pemupukan, dan Pemangkasan Tanaman

Biasanya benih akan mulai tumbuh di usia 5 hari setelah tanam. Saat usia tanaman sudah 3 minggu setelah tanam, maka perlu dilakukan penyiangan, pemupukan lanjutan, pemasangan tajir hingga pemangkasan.

Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan tangan ataupun dengan bantuan kored yang tujuannya untuk membuang gulma dan rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman.

Penyiangan ini sebaiknya dilakukan sebanyak 2 kali, yakni saat awal penanaman dan kedua saat tanaman mulai berbunga.  Untuk pemupukan lanjutan, pupuk yang diberikan berupa pupuk urea, dengan cara ditabur pada larikan lalu ditutup dengan tanah.

Pemasangan tajir ini dimaksudkan sebagai media rambat bagi tanaman kacang kapri, mengingat tanaman kacang kapri tumbuh secara menjalar berupa semak. Pemasangan ajir mulai dilakukan saat tanaman sudah mulai tumbuh lebih dari 10 cm. 

Ajir yang digunakan bisa berupa bilah bambu dengan masing-masing ukuran sekitar 150 cm. Bilah bambu ini kemudian diikat tapi tidak terlalu erat. Sehingga nantinya tanaman kacang kapri akan merambat pada ajir yang telah terpasang, dan tidak akan mudah ambruk karena ada penopang untuk menopang kelopak kacang yang berat.

Selanjutnya adalah pemangkasan yang cukup dilakukan 2 kali dalam 1 kali siklus budidaya. Yakni saat tanaman memasuki usia 3 minggu setelah tanam, dan 5 minggu setelah tanam.

Yang tak kalah pentingnya adalah melakukan penggemburan, sekaligus pembubunan supaya tanah tetap dalam keadaan gembur dan akar yang tumbuh tidak sampai muncul ke permukaan tanah.

Baca Juga : Cara Budidaya Tanaman Strawberry

Supaya budidaya berjalan lancar tanpa kendala hingga masa panen, sebaiknya cek tanaman secara berkala untuk melihat adanya potensi hama dan penyakit yang mungkin saja menyerang.

6. Proses Panen Tanaman Kacang Kapri

Kacang kapri merupakan tanaman yang dipanen saat usia muda. Sehingga di usia 2 bulan atau 60 hari, tanaman kacang kapri sudah bisa dipanen. Masa panen juga bisa dihitung dari hari tanaman berbunga, yakni berselang 9 sampai 11 hari setelah tanaman berbunga. Pada masa ini, polong muda sudah siap dipanen.

Panen sebaiknya dilakukan saat pagi atau sore hari, untuk menghindari hasil panen menjadi layu karena terpapar sinar matahari yang terik. Setelah itu pemanenan dapat dilakukan terus menerus, berjarak tiap 3 hari sekali hingga tanaman sudah tidak berbuah lagi. Rata-rata hasil panen untuk 1 hektar lahan bisa mencapai hingga 5 ton kapri.

Demikianlah informasi seputar budidaya kacang kapri yang bisa dilakukan. Walaupun terbilang cukup rumit, namun budidaya ini bisa sangat menguntungkan jika dikerjakan secara total dan tekun.

Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.

About the author

Trikmerawat.com

Situs yang Membahas tentang Cara Merawat Tanaman, Cara Merawat Hewan, Cara Merawat Tubuh dan Cara Merawat Benda.

Leave a Comment