Budidaya belut laut menjadi salah satu sektor perikanan yang sangat menjanjikan untuk dijalani. Belut sendiri merupakan sejenis ikan yang aman untuk dikonsumsi, bahkan peminatnya cukup banyak. Tingkat permintaan belut setiap tahunnya selalu meningkat, terutama dari restoran-restoran yang menyediakan menu belut. Untuk itu menjalani bisnis budidaya belut laut akan sangat menguntungkan karena tingkat permintaan pasar yang tinggi.
Belut memiliki bentuk tubuh yang ramping, panjang, dengan tubuh yang licin serta memiliki sirip di bagian punggungnya. Habitat belut adalah di perairan, baik itu di persawahan, rawa, maupun di kali-kali kecil. Belut laut sendiri seringkali disebut juga sebagai belut kali, yang mana sering ditemukan di kali-kali kecil dengan perairan tenang.
Belut mulai dikenal di Indonesia sebagai salah satu ikan konsumsi pada tahun 1979, yang akhirnya semakin digemari bahkan saat ini telah menjadi salah satu komoditas ekspor dalam sektor perikanan dan kelautan. Rasa dagingnya memang gurih dan lezat, sehingga mudah digemari oleh penyuka makanan laut. Tidak heran banyak yang tertarik untuk menjalankan bisnis budidaya belut laut dengan pertimbangan keuntungan yang menggiurkan. Sejauh ini sentra perikanan belut internasional berpusat di Jepang, Hongkong, Taiwan, Malaysia serta Prancis. Untuk skala nasional, sentra perikanan belut terletak di Jawa Barat dan Yogyakarta.
Baca Juga : Penjelasan Cara Budidaya Ikan Bawal dan Peralatan Pendukung
Panduan Lengkap Budidaya Belut Laut untuk Pemula
Budidaya belut laut sebenarnya sama saja dengan budidaya belut sawah maupun belut rawa. Adapun urutan memulai budidaya belut laut adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan Lokasi atau Tempat Budidaya
Untuk melakukan budidaya dalam sektor perikanan, tentu yang harus dilakukan pertama kali adalah mempersiapkan tempat budidayanya. Pemilihan lokasi budidaya dapat mempengaruhi berhasil tidaknya budidaya tersebut. Untuk budidaya belut laut sendiri membutuhkan tempat berupa kolam. Kolam yang dibuat hendaknya bersifat permanen, sehingga sudah pasti membutuhkan lahan untuk membangun kolam.
Pemilihan lahan yang baik harus dilakukan dengan survei terlebih dahulu. Pastikan bahwa lahan tersebut memang cocok untuk budidaya belut laut. Diantaranya dengan mengukur luas lahan, mengukur kemiringan lahan, serta menetapkan batas kolamnya. Berikutnya lanjutkan dengan melakukan persiapan untuk membangun kolamnya, yakni dengan melakukan pengamatan letak lahan, membuat skema konstruksi, melakukan penggalian serta pemasangan dan pembuatan bagian-bagian perlengkapan kolam yang utama seperti saringan, pintu air dan sebagainya.
2. Pembuatan Kolam Budidaya
Setelah menemukan lokasi yang tepat untuk budidaya, selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat kolamnya. Adapun dalam budidaya belut laut membutuhkan setidaknya 3 jenis kolam. Yakni kolam untuk penampungan induk, kolam untuk pemijahan dan pendederan, serta kolam untuk pembesaran. Masing-masing jenis kolam ini memiliki ukuran serta fungsi yang berbeda, dan wajib ada dalam budidaya belut.
Untuk kolam penampungan induk difungsikan sebagai tempat untuk menampung indukan belut. Ukurannya panjang 200 cm, lebar 200 cm dan kedalaman 100 cm. Berikutnya kolam pemijahan dan pendederan berfungsi sebagai tempat para induk belut melakukan pemijahan, bertelur, sampai telurnya menetas. Kolam ini dibuat dengan ukuran yang sama dengan kolam penampungan, yakni 200 cm x 200 cm x 100 cm. Terakhir adalah kolam pembesaran untuk membesarkan anakan belut hingga menjadi belut dewasa untuk dijual atau dimanfaatkan sebagai indukan, dengan ukuran kolam lebih besar yakni 500 cm x 500 cm x 120 cm.
3. Pemberian Media Pemeliharaan
Kolam sebagai tempat budidaya belut laut harus diberi media pemeliharaan sebelum benih disebar. Pemberian media pemeliharaan ini dilakukan setidaknya 2 minggu sebelum benih belut disebar di kolam. Adapun media yang harus ada di dalam kolam belut antara lain:
- Jerami padi, diletakkan di lapisan pertama paling bawah hingga mencapai ketinggian 40 cm
- Pupuk urea 5kg dan NPK 5kg yang ditaburi secara merata di atas jerami padi
- Tanah sawah atau lumpur kolam yang sudah dikeringkan, diletakkan di atas lapisan pupuk urea dan NPK hingga mencapai ketinggian 5cm
- Pupuk kandang setinggi 5cm, dan di lapisan berikutnya diberi pupuk kompos setinggi 5cm
- Beri tanah atau lumpur lagi atas lapisan pupuk kompos setinggi 5 cm
- Cincangan batang pisang setinggi 10 cm
- Diberi tanah atau lumpur lagi di atas lapisan cincangan batang pisang setinggi 15 cm
- Baru diberi air hingga mencapai ketinggian 10 cm
- Bagian permukaan air ditanami dengan eceng gondok secara merata hingga menutupi 3/4 bagian permukaan kolam.
Baca Juga : Teknik dan Tips Budidaya Ikan Mas agar Cepat Besar
4. Pemilihan Benih Belut
Setelah kolam sudah siap digunakan, berikutnya yang harus dilakukan adalah pemilihan benih. Benih yang dipilih haruslah yang berkualitas, yang mana telah memenuhi syarat sebagai berikut:
- Tubuhnya utuh, mulus, tidak ada luka maupun bekas gigitan
- Gerakan tubuhnya lincah dan agresif
- Memiliki penampilan yang sehat, dimana tubuhnya keras dan tidak lemas saat dipegang
- Ukuran tubuhnya kecil dengan warna kuning kecoklatan
- Rentang usia 2 bulan sampai 4 bulan
Kemudian dalam memilih indukan belut juga harus dipilih dengan teliti. Belut merupakan binatang hermaprodit, dimana binatang ini memiliki 2 jenis kelamin, namun pada usia muda mereka memiliki kelamin betina, dan pada usia dewasa akan berubah menjadi kelamin jantan. Untuk dapat melakukan perkembangbiakan belut, maka induk betina dan induk jantan harus dipilih dengan teliti dilihat dari penampilannya.
Untuk indukan betina memiliki ukuran panjang 20-30cm, punggung berwarna hijau muda, perutnya berwarna putih kekuningan, bentuk kepalanya kecil, dan usianya di bawah 9 bulan. Sedangkan untuk indukan jantan memiliki ukuran panjang tubuh > 40 cm, warna permukaan kulitnya gelap atau abu-abu, bentuk kepalanya tumpul dan usianya di atas 10 bulan.
5. Perkembangbiakan Belut
Masa perkembangbiakan belut laut secara alami terjadi setahun sekali, namun dengan masa perkawinan yang panjang kurang lebih 4 sampai 5 bulan saat musim penghujan hingga awal musim kemarau.
Saat musim kawin tiba, para belut jantan akan berbondong-bondong berenang ke setiap penjuru tepian kolam, lalu mereka akan menggali lubang perkawinan dan membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air di atas lubangnya. Busa-busa itu tujuannya adalah untuk menarik perhatian betina, yang nantinya begitu betina datang maka akan terjadilah perkawinan dimana telur-telurnya akan dikeluarkan di sekitar lubang di bawah busa-busa. Setelah dibuahi oleh induk jantan, telur-telur tersebut akan diamankan dalam lubang persembunyian dan dijaga oleh indukan jantan sampai menetas.
6. Menetaskan Telur dan Membesarkan Anakan Belut
Telur-telur belut akan menetas dalam 12-14 hari. Anakan belut akan diasuh oleh induk jantan selama 2 minggu sampai bisa berenang sendiri. Baru setelah itu dipindahkan ke kolam pembesaran.
Baca Juga : Trik Rahasia Cara Budidaya Ikan Nila Agar Cepat Panen
7. Memanen Belut
Masa budidaya belut cukup singkat. Tergantung tujuannya akan dipasarkan secara lokal atau untuk diekspor. Apabila tujuan budidaya adalah untuk dijual di pasar lokal, maka belut sudah bisa dipanen di usia 3 bulan sejak anakan belut masuk ke kolam pembesaran. Sedangkan jika untuk kebutuhan ekspor maka dipanen di usia 6 bulan sejak anakan belut masuk ke kolam pembesaran.
Pasca belut dipanen, maka harus dilakukan pembersihan dan perbaikan kolam untuk memulai budidaya belut yang baru. Media pemeliharaan juga sebaiknya diganti dengan yang baru agar zat renik-renik makanan untuk belut tidak habis dan tumbuh banyak.
Nah, itulah beberapa panduan budidaya belut laut untuk pemula. Semoga informasi ini bisa menjadi inspirasi budidaya untuk Anda ya!
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment