Budidaya ayam hutan hijau menjadi salah satu peluang usaha yang banyak diminati untuk dikembangkan. Selain karena fisik ayam hutan hijau, atau yang juga kerap disebut sebagai ayam bekisar, yang cantik, nilai ekonomis dari varian ayam hutan ini bisa mencapai Rp 1-2 juta per ekornya.
Panduan Membudidayakan Ayam Hutan Hijau
1. Pemilihan Lokasi Kandang
Pada dasarnya, ayam bekisar adalah hewan liar yang hidup di pinggiran hutan. Walau mungkin sudah dipelihara sejak usianya masih kecil, bukan berarti ayam bekisar mudah untuk dijinakkan. Proses penjinakan harus dilalui dengan tekun dan ulet karena hewan ini memiliki sifat alami yang cukup agresif.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk menempatkan kandang hewan ini jauh dari pemukiman penduduk. Usahakan agar tempat budidaya memiliki suasana yang tenang sehingga ayam hutan hijau akan merasa nyaman.
Baca Juga : Tahap Cara Ternak Ayam Hutan Hijau yang Mudah untuk Pemula
2. Persiapan Kandang
Selain menjadi tempat berteduh dikala hujan atau panas yang terik, kandang juga berfungsi untuk meredam sifat liar ayam bekisar yang terkenal sulit dihilangkan. Sama seperti budidaya unggas lain, kandang ayam bekisar harus ideal agar prosedur budidaya bisa berjalan efektif dan efisien nantinya.
Kandang wajib dibuat senyaman mungkin agar ayam mudah beradaptasi dan tidak merasa stres. Adapun kriteria kandang ideal untuk ternak ayam hutan hijau adalah:
- Berukuran minimal 5×5 meter dengan bahan dingin seperti asbes atau genting serta menggunakan lantai tanah.
- Bagian dinding kandang dibuat setengah tiang saja, alias semi permanen.
- Memiliki tinggi maksimal 3 sampai 5 meter.
- Penyediaan ruang terbuka di sekitar bangunan dengan sisi-sisinya dilapisi dengan pagar agar ayam bekisar tidak keluar menjauh atau kabur.
Dengan ukuran tersebut, pembudidaya bisa memasukkan 3 indukan betina dan 1 indukan betina pada 1 kandang yang sama.
3. Pemilihan Indukan
Pemilihan indukan memegang peranan yang sangat penting dalam budidaya ayam bekisar. Indukan yang berkualitas baik pasti akan menghasilkan anakan yang juga berkualitas mumpuni. Karakteristik dari indukan ayam jantan dan betina berkualitas cukup berbeda satu sama lainnya.
Adapun kriteria indukan ayam jantan dan betina yang berkualitas baik ialah sebagai berikut.
- Ukuran ayam hutan hijau jantan jauh lebih besar daripada ayam betina.
- Ayam jantan cenderung lebih indah dari segi warna bulunya. Dimana bagian bulu pada ayam ini berwarna hijau bercampur dengan ungu dan kombinasi warna-warna menarik lainnya. Sementara ayam betina relatif memiliki warna standar seperti hitam dan coklat.
- Indukan yang baik harus memiliki pergerakan aktif nan lincah serta memiliki suara kokok yang keras.
- Tidak memiliki luka atau cacat pada bagian tubuhnya.
- Berada dalam kondisi terbaik dan tidak terpapar oleh jenis hama atau penyakit apapun.
4. Mengawinkan Kedua Indukan
Setelah berhasil menemukan indukan yang ideal, segera kawinkan keduanya untuk memulai proses budidaya. Prosedur pengawinan indukan sendiri adalah:
- Dekatkan indukan jantan dan betina pada satu kandang. Hal ini akan membantu keduanya untuk saling beradaptasi satu sama lain.
- Bila kedua indukan sudah mulai menunjukkan rasa ketertarikannya, maka perkawinan bisa segera dilangsungkan.
- Umumnya, kedua indukan akan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk saling menyesuaikan diri. Ini dikarenakan sifat alamiah ayam hutan hijau yang cenderung liar. Sehingga perkawinan kedua indukan akan memakan waktu yang lebih lama.
- Apabila peternak memiliki lebih dari 1 indukan betina, maka tempatkan mereka dalam 1 kandang yang sama. Nantinya, indukan jantan sendiri yang akan menyeleksi indukan betina mana yang ingin dikawini.
- Berhasil atau tidaknya perkawinan ayam bekisar ditunjukkan oleh sifat indukan betina yang agresif ketika didekati oleh indukan betina atau indukan jantan lainnya.
- Setelah itu, peternak bisa mulai mempersiapkan sarang sebagai tempat indukan betina untuk bertelur.
Baca Juga : Trik Rahasia Cara Budidaya Ayam Buras Berkualitas Tinggi
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan dan pemeliharaan yang baik berpengaruh langsung terhadap kualitas ayam hutan hijau. Berikut ini merupakan beberapa langkah perawatan dan pemeliharaan ayam sesuai standar budidaya ayam hutan hijau.
a. Pemberian Pakan
Pakan menjadi sumber nutrisi bagi ayam hutan hijau. Di habitat aslinya, jenis ayam ini biasa mengkonsumsi cacing dan serangga berukuran kecil seperti jangkrik dan semut. Akan tetapi, saat dibudidayakan jenis pakan yang diberikan harus lebih bervariatif agar ayam hutan hijau memiliki perkembangan yang baik. Contohnya saja bekatul dan biji-bijian yang bisa menjadi sumber protein. Untuk frekuensi pemberian pakan bisa dilakukan setiap 2 sampai 3 kali dalam 1 harinya, bergantung pada usia dan kebutuhan hewan itu sendiri.
b. Vaksinasi
Pemberian vaksin ditujukan agar kesehatan ayam hutan hijau terjaga. Berbagai jenis virus dan penyakit yang umum mengincar ayam bekisar pun bisa dimusnahkan.
Apalagi untuk virus flu burung yang menjadi ancaman terbesar bagi kegagalan budidaya ayam bekisar. Karenanya, pastikan untuk rutin melakukan vaksinasi pada ayam budidaya sekurang-kurangnya 3-6 bulan sekali dengan meminta bantuan dari dinas peternakan setempat.
c. Pemberian Vitamin
Asupan vitamin harus dilengkapi guna menunjang kesehatan ayam hutan hijau. Seperti yang diketahui, pemberian vitamin yang lengkap akan membuat nafsu makan ayam hutan hijau meningkat. Juga merangsang pembentukan antibodi yang akan digunakannya untuk menangkal berbagai serangan penyakit di masa mendatang.
d. Pemberantasan Hama Kutu
Kutu sejatinya merupakan salah satu jenis hama yang sering menyerang hewan ternak, terutama jenis unggas-unggasan. Agar hewan ternak terhindar dari resiko terserang hama, maka perlu dilakukan penanggulangan efektif dengan menjaga sanitasi kandang tetap bersih dan tidak lembab. Pemberian obat anti kutu secara berkala juga bisa jadi langkah preventif bagi peternak ayam bekisar.
Baca Juga : 8 Tips Jitu Cara Merawat Ayam Bekisar Cepat Gacor
6. Menetaskan Telur Ayam Hutan Hijau
Seusai fase perkawinan berlangsung, indukan ayam hutan hijau betina akan mulai memproduksi telur dengan jumlah 3 hingga 4 butir.
Hewan yang populer akan bulu indahnya ini berkembang biak dengan cara ovipar. Adapun untuk prosedur penetasannya sendiri bisa dilakukan dengan 2 cara. Yakni secara alami oleh indukan betinanya langsung, dan secara buatan oleh pihak peternak.
Bila ingin melakukan penetasan secara alami, maka siapkan tempat khusus untuk mengerami telur bagi induk betina. Biasanya, proses pengeraman alami ini akan berlangsung selama 21 hari lamanya.
Namun jika hingga saat yang telah ditentukan, telur tak kunjung menetas, besar kemungkinannya kualitas dari telur sangat buruk. Pada tahap ini, sebaiknya peternak membuang telur tersebut agar tidak mempengaruhi kualitas telur lainnya.
Sekarang ini, sudah banyak sekali peternak yang memilih untuk melakukan penetasan secara buatan. Mengingat cara ini lebih efisien dalam mengurangi persentase kegagalan pengeraman. Diketahui, tingkat keberhasilan yang akan diperoleh saat menggunakan mesin tetas bisa mencapai 80% sampai 90%.
Itulah kilas singkat cara budidaya ayam hutan hijau untuk pemula yang bisa dijajal. Dibekali dengan informasi lengkap tentang cara budidaya dan dibarengi oleh rasa sabar sekaligus ulet dari peternak, niscaya bisnis ini akan menghasilkan banyak keuntungan.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment