Ayam Kedu sesuai namanya adalah jenis ayam kampung lokal yang berasal dari karisidenan Kedu bertepatan kawan Temanggung. Ayam ini memiliki 3 warna bulu yang umum dijumpai. Yaitu hitam, putih dan lurik. Kedu hitam sering sekali disamakan dengan ayam cemani, padahal keduanya berbeda.
Namun rupanya ayam ini bukan benar-benar berasal dari Kedu. Melainkan adalah hasil persilangan antara ayam lokal Dieng dengan jenis ayam Dorking yang dibawa oleh Rafles dari Inggris. Dari hasil perkawinan silang itulah didapat jenis ayam kampung lokal kedu yang kemudian terus menyebar di wilayah Kedu dan sekitarnya.
Ayam ini memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang mudah membedakannya dengan ayam kampung lokal pada umumnya. Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan dibanding jenis ayam lainnya. Untuk mengetahui selengkapnya, langsung saja simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga : Panduan Cara Merawat Ayam Kate yang Benar untuk Pemula
Ciri-Ciri dan Karakteristik Ayam Kedu
Supaya tidak salah dalam memilih, pembudidaya harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri serta karakteristik dari ayam jenis ini. Sebab ayam ini sering sekali disamakan dengan ayam cemani. Secara umum, ayam kampung lokal Kedu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Kedu dewasa memiliki bobot 3 sampai 3,5 kg untuk jantan, sedangkan untuk betina memiliki bobot lebih ringan yakni 2 sampai 2,5 kg.
- Warna jenggernya merah merona dengan bentuk tegak.
- Memiliki mata berwarna hitam agak kehijauan.
- Memiliki warna kulit badan rata-rata putih.
- Memiliki warna kaki yang terkadang kuning dan agak keabu-abuan.
- Warnanya terdiri dari hitam, putih, dan merah.
- Mempunyai postur tubuh yang tegak, besar dan padat.
- Bulu ekor kedu jantan panjang dan melengkung ke bawah.
- Mempunyai bulu yang halus dan mengkilap.
- Memiliki telapak kaki yang kebanyakan abu-abu tua.
- Memiliki taji yang besar dan panjang dengan bentuk melengkung, ujungnya cukup runcing berwarna hitam kusam.
- Dagingnya hampir sama dengan ayam kampung pada umumnya.
- Tingkat produktivitas telurnya lebih tinggi dari strain kampung asli.
- Memiliki langit-langit yang biasanya berwarna putih dan merah muda.
- Induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 45 butir untuk setiap periode.
- Telur yang dihasilkan mempunyai ukuran yang besar dengan warna putih kecoklatan atau putih kemerahan.
Itulah beberapa ciri-ciri dan karakteristik ayam temanggung atau kedu yang bisa dibedakan dari strain kampung asli. Ayam ini memiliki 3 jenis berdasarkan warnanya, yaitu hitam, putih, dan merah.
Jenis-Jenis Ayam Kampung Lokal Kedu
Ayam temanggung atau kedu masih dibedakan lagi dalam 3 jenis. Klasifikasi ini berdasarkan warna bulunya. Ketiga jenis inilah yang sudah menyebar luas di Indonesia. Terlihat hampir mirip dengan ayam kampung lokal pada umumnya, akan tetapi secara genetik dan produktifitasnya sudah sangat berbeda. Berikut penjelasan setiap jenisnya.
1. Kedu Merah
Jenis ini adalah jenis yang paling terlihat mirip dengan ayam kampung lokal pada umumnya. Warna merah terlihat pada jenggernya. Sedangkan bulunya berwarna hitam termasuk paruh, mata dan kaki. Disebut sebagai kedu merah karena memiliki jengger berwarna merah merona yang menjadi salah satu daya tariknya.
2. Kedu Hitam
Kedu hitam memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dengan ayam cemani. Hal ini terlihat dari seluruh tubuhnya mulai dari kepala, paruh, kaki, ekor dan bulu yang 11 12 dengan cemani. Namun sebenarnya mudah saja untuk membedakannya dengan ayam cemani.
Kedu hitam mempunyai ciri khas berupa warna putih yang terlihat di kulitnya dari samping sayap hingga brutu. Terkadang warnanya juga semu merah. Perbedaan juga terlihat dari langit-langit di atas lidah yang umumnya berwarna putih.
Baca Juga : Rahasia Cara Budidaya Ayam Buras dari Anakan Sampai Dewasa
3. Kedu Putih
Dibandingkan kedua jenis lainnya, kedu putih jauh lebih mudah untuk dikenali. Jenis ini mempunyai bulu warna putih, dengan kaki berwarna putih, kuning, atau abu-abu. Kedu putih juga memiliki jengger berwarna corak merah segar yang tegak wilah. Kemudian di bagian paruh dan matanya terdapat warna kuning yang memudahkan untuk dikenali.
Kedu putih jarang dibudidaya sebagai ras petelur. Umumnya line ini dipelihara untuk diambil dagingnya atau sekadar menjadi ayam hias. Sebab penampilannya yang cukup menarik sehingga cocok dipelihara sebagai ayam hias.
Keunggulan dan Kelemahan Ayam Lokal Kedu
Jika dibandingkan dengan ayam kampung lokal kebanyakan, jenis kedu memiliki beberapa keunggulan. Ayam yang sudah dibudidaya secara turun temurun di masyarakat khususnya wilayah Temanggung ini memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
- Tingkat produktivitas telurnya sangat tinggi.
- Pertumbuhannya sangat cepat.
- Memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar.
- Dapat dijadikan opsi strain baru, baik pedaging maupun petelur.
- Mudah beradaptasi dengan tempat baru.
- Memiliki daya tahan tubuh terhadap penyakit yang bagus.
- Harganya cukup terjangkau.
- Mudah dalam pemberian pakan.
- Memiliki tekstur daging yang lezat dan gurih saat dikonsumsi.
- Ciri khasnya terlihat pada paruh, kulit, kaki dan jengger.
- Dapat bertahan hidup hingga 6 sampai 8 tahun.
Namun tak menutup kemungkinan bahwa kedu juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut beberapa kelemahan dari ayam temanggung yang harus diketahui:
- Budidayanya tidak sebanyak strain kub, joper dan lainnya.
- Tingkat produktivitas telurnya masih berada di bawah ayam buras lainnya.
- Daripada dijadikan ayam pedaging atau petelur, ayam temanggung lebih umum dijadikan ayam hias.
- Dalam meningkatkan kualitas anakannya dibutuhkan wawasan yang lebih dalam.
- Pangsa pasarnya masih belum banyak yang mengetahui.
- Harga pasarannya kurang transparan.
- Mirip dengan ayam kampung lokal asli.
Baca Juga : Cara Budidaya Ayam Hutan Hijau Terbaru dan Trik Merawat
Perbedaan Ayam Lokal Kedu dengan Ayam Cemani
Meskipun sering disebut mirip atau sama, ayam temanggung dengan ayam cemani sebenarnya sangat berbeda. Perbedaan yang paling spesifik bisa dilihat dari langit-langit lidahnya. Untuk ayam cemani mempunyai warna langit-langit hitam, sedangkan untuk kedu hitam langit-langitnya berwarna putih.
Kemudian perbedaan juga bisa dilihat dari warna kulit di bawah sayap hingga dubur. Untuk ayam cemani pastinya berwarna hitam, sedangkan kedu mempunyai warna putih.
Harga Ayam Lokal Kedu
Ayam temanggung memiliki harga yang masih cukup terjangkau di pasaran. Sehingga cukup kurang diminati oleh para penghobi. Umumnya indukan kedu dibeli untuk membuat strain baru yang dikhususkan sebagai penghasil telur ataupun pedaging. Adapun berikut beberapa daftar harga ayam temanggung atau kedu yang perlu diketahui.
- Telur tetas fresh (semua jenis) : Rp20.000 – Rp50.000 per butir.
- DOC kedu (jenis putih dan merah) : Rp50.000 – Rp75.000/ekor.
- Anakan 1-3 bulan (kedu putih petelur) : Rp100.000 – Rp300.000/ekor.
- Anakan 1-3 bulan (kedu hitam) : Rp150.000 – Rp350.000/ekor.
- Indukan sepasang (kedu merah) : Rp1.500.000.
- Indukan sepasang (kedu hitam) : Rp1.800.000 – Rp2.000.000.
- Indukan sepasang (kedu putih) : Rp1.750.000 – Rp2.500.000.
Demikianlah penjelasan mengenai ciri-ciri dan harga ayam kedu. Semoga bermanfaat.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment