Ayam hutan hijau merupakan salah satu jenis ayam hias yang memiliki bulu-bulu indah, dengan proses pemeliharaan yang benar, maka ayam tersebut dapat tumbuh sehat dan sempurna.
Saat mendengar kata ayam, mungkin hal pertama yang terlintas adalah daging ayam. Baik ayam kampung, ayam petelor, maupun ayam potong yang sering dikonsumsi atau dimasak. Namun ternyata, ada jenis ayam lain yang menjadi idola, yakni ayam hutan. Ayam hutan termasuk jenis ayam hias, sehingga tujuan utama pemeliharaan bukanlah untuk keperluan konsumsi. Sementara varietasnya ada dua macam, yakni ayam hutan merah dan ayam hutan hijau.
Baca Juga : 7 Tips Sukses Lengkap Budidaya Ayam Mutiara
Karateristik Ayam Hutan Hijau
Ayam hutan merupakan salah satu jenis burung berukuran besar asli Indonesia, wilayah persebarannya meliputi pulau Nusa Tenggara, Bali, dan Jawa saja. Meskipun demikian, ayam ini dapat dipelihara dengan mudah di rumah. Namun, sebelum memutuskan untuk memelihara, mari kenali karateristik dari ayam tersebut terlebih dahulu.
1. Ciri-Ciri Fisik
Pada ayam jantan, tubuhnya memiliki panjang sekitar 60 cm. Keunikannya terdapat pada jengger yang berbentuk bulat dengan tepian berwarna merah, sementara bagian tengah berwarna kebiru-biruan. Jika dilihat secara sepintas, bulu di daerah leher ayam tampak seperti sisik ikan. Hal ini berkat bulu-bulunya yang berwarna hijau mengkilap dengan tepi agak kehitaman.
Sementara bulu pada bagian pinggul memiliki warna kuning emas yang berhiaskan warna hitam di bagian tengah. Paruh pada ayam jantan berwarna abu-abu agak putih, iris berwarna merah, serta kaki yang agak kemerahan atau kekuningan. Ayam ini terlihat semakin gagah dengan ekor menjuntai berwarna hitam agak kehijauan yang berkilau.
Pada ayam hutan hijau betina, ukurannya sedikit lebih kecil, yaitu hanya sekitar 42 cm. Ayam betina memiliki bulu yang didominasi dengan warna kuning agak kecoklatan yang berhiaskan motif garis dan bintik-bintik hitam. Terlihat sangat anggun dan elegan.
2. Ciri Khas
Kokok ayam hutan hijau jantan menjadi ciri khas tersendiri. Yakni dimulai dengan suara mirip orang bersin selama beberapa kali, dilanjutkan dengan suara mirip “cek-ki kreh” sebanyak 10 sampai 15 kali. Setelah jeda selama beberapa saat, ayam akan kembali berkokok dengan waktu yang semakin panjang. Sementara kotek pada ayam betina mirip seperti ayam kampung biasa, suaranya lebih kecil serta nyaring.
3. Cara Hidup dan Kebiasaan
Ayam hutan hijau hidup secara berkelompok, sekitar 2 sampai 7 ekor per kelompok. Mereka tidur di atas dahan pohon yang memiliki ketinggian 1 sampai 4 meter dari atas tanah. Tidak seperti ayam kampung atau petelur, jenis ayam yang satu ini dapat terbang dengan cukup baik. Bahkan, kemampuan ini mereka dapatkan sejak usia beberapa minggu setelah menetas.
Semakin dewasa, kemampuan terbangnya akan semakin lihai. Mereka mampu terbang secara vertikal hingga ketinggian mencapai 7 meter lebih. Sedangkan secara horizontal, mereka mampu menempuh jarak hingga beberapa ratus meter. Sehingga wajar, jika ayam hutan hijau diklasifikasikan ke dalam kategori burung.
Baca Juga : 8 Tips Jitu Cara Merawat Ayam Bekisar Cepat Gacor
Cara Mudah untuk Ternak Ayam Hutan Hijau
Memelihara ayam hutan hijau sebenarnya tidak cukup sulit, apalagi sudah mengetahui ciri dan karateristiknya. Maka hal penting yang harus dilakukan adalah sebisa mungkin untuk menghadirkan habitat asli dari ayam tersebut. Bagaimana caranya? Ikuti panduan yang ada di bawah ini.
1. Mempersiapkan Kandang
Mempersiapkan kandang harus diperhitungkan secara jeli, karena ayam hutan memiliki sifat yang berbeda dengan jenis ayam lainnya. Berusahalah untuk menyiapkan kandang yang efektif dan efisien, tetapi tidak membuat ayam menjadi stres. Sehingga ayam dapat beradapatasi dengan mudah, serta meredam keliarannya. Ada pun kriteria ideal kandang ayam hutan adalah
- Ukuran kandang yang ideal adalah 5 x 5 meter dengan alas tanah dan atap yang terbuat dari bahan-bahan yang dingin, seperti asbes atau genting.
- Bagian dinding pada kandang dibuat setengah tiang atau semi permanen.
- Tinggi bangunan kandang minimum 3 sampai 5 meter.
- Buatlah ruang terbuka di sekitar kandang dengan pagar yang tertutup rapat. Hal ini untuk menghindari ayam yang keluar kandang dan berusaha untuk kabur.
2. Pemilihan Induk
Sama seperti ayam pada umumnya, untuk menghasilkan ayam berkualitas, maka dibutuhkan indukan yang bagus juga. Karateristik yang dapat dipertimbangkan saat memilih indukan ayam hutan adalah
- Pilih indukan dengan perilaku yang aktif serta lincah dengan suara kokok yang lantang.
- Amati seluruh bagian tubuh ayam dengan teliti, jangan sampai ada cacat atau luka.
- Pastikan indukan benar-benar sehat dan tidak terpapar oleh hama maupun penyakit.
- Pilih indukan dengan warna bulu yang indah, terutama pada ayam jantan.
- Untuk cepat membuahkan hasil, siapkan satu indukan jantan untuk tiga indukan betina.
3. Proses Pengawinan
Jika sudah mendapat indukan sesuai kriteria di atas, maka langkah selanjutnya adalah proses pengawinan. Sama seperti ayam biasa, untuk mengawinkan ayam hutan hijau dapat dilakukan dengan cara :
- Letakkan kedua indukan pada lokasi yang sama, agar keduanya dapat beradaptasi dengan baik. Bersabarlah, proses ini mungkin berlangsung agak lama, karena sifat bawaan ayam hutan yang liar.
- Jika memang memiliki indukan betina lebih dari satu, maka satukan semuanya ke dalam satu kandang. Biarkan ayam jantan yang akan memilih indukan betina yang disukai.
- Keberhasilan proses pengawinan dapat diketahui dari perilaku indukan betina yang menjadi lebih agresif saat didekkati oleh indukan jantan atau betina lain.
4. Penetasan Telur
Jika tanda-tanda pengawinan berhasil, maka segera siapkan sarang untuk indukan betina bertelur. Sarang asli di habitat ayam hutan hijau adalah sarang yang terbentuk dari susunan rerumputan. Dalam sekali proses perkembangbiakan, ayam betina biasanya menghasilkan 4 sampai 8 telur (tidak pasti). Sementara proses pengeraman tetap sama seperti ayam biasa, yakni membutuhkan waktu 21 hari.
Baca Juga : Rahasia Cara Budidaya Ayam Arab Paling Lengkap dan Rinci
5. Proses Perawatan dan Pemeliharaan
Proses perawatan dan pemeliharaan pada ayam hutan hijau sebenarnya sangat mudah. Karena sama saja dengan memelihara ayam jenis lain, tidak ada perlakuan istimewa. Hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Pemberian Makanan
Makanan ayam hutan di habitat asli adalah sejenis biji-bijian, pucuk daun atau rerumputan, serangga, serta hewan kecil lainnya. Oleh karena itu, berikan pakan yang bervariatif dengan intensitas 2 sampai 3 kali per hari atau sesuai dengan kebutuhan ayam.
Pemberian Vitamin
Asupan vitamin diperlukan untuk meningkatkan nafsu makan ayam, sehingga mau menyantap makanan yang disediakan. Selain itu, vitamin juga dapat merangsang imunitas pada tubuh ayam, sehingga tidak mudah terkena penyakit.
b. Pemberian Vaksin
Selain pemberian vitamin, vaksinasi pun perlu dilakukan untuk menghindarkan ayam dari berbagai macam virus dan penyakit, seperti flu burung. Oleh karena itu, lakukan vaksinasi secara rutin, minimum 3 sampai 6 bulan sekali. Jika belum mengetahui cara pemberian vaksin yang benar, maka mintalah bantuan pada dinas peternakan terdekat.
c. Pemberantasan Hama
Hama yang paling sering menyerang unggas adalah kutu. Selain memberikan obat anti kutu, hal ini dapat diantisipasi dengan memastikan kebersihan kandang. Pastikan juga kandang tidak dalam keadaan lembab atau basah.
Jika semua langkah-langkah di atas dilakukan dengan benar, proses pembudidayaan ayam hutan hijau pasti akan berhasil dengan baik. Jangan sungkan untuk mengumpulkan informasi dari teman-teman sejawat yang lebih berpengalaman. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment