Minimalism adalah sebuah gaya hidup yang mengedepankan tujuan hidup sederhana dan bertolak belakang dengan kehidupan glamor (materialistis) dan berlebihan. Dalam artian lain, gaya hidup yang satu ini digunakan untuk menyingkirkan sesuatu yang tidak penting yang selama ini dilakukan dan lebih fokus dengan hal yang lebih penting. Bagaimana cara Memulai Hidup Minimalism? mari kita bahas
Gaya hidup sederhana ini pertama kali dicetuskan di Jepang oleh Marie Kondo, seorang penulis. Kemudian menjadi tren di masyarakat Jepang dan mendunia sampai saat ini. Menariknya, gaya hidup ini banyak diminati oleh kalangan anak muda alias milenial. Meski hidup minimalis atau sederhana, gaya hidup ini justru dapat mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan. Beralih menjadi memulai hidup minimalism dapat menjadi resolusi baru untuk hidup yang lebih bermanfaat.
Tips Memulai Hidup Minimalism
Memulai hidup minimalis bukan hanya sekedar menghentikan budaya konsumtif yang sejak lama merajalela. Tetapi juga turut fokus pada isu dan kepentingan lingkungan dan sosial yang ada di dalam kehidupan.
Baca Juga : Tidak Hanya Pengusir Nyamuk! Ini Manfaat Bunga Lavender
Selama ini, manusia hidup berdampingan tetapi tidak benar-benar menerapkan makna kata berdampingan itu sendiri. Seharusnya hidup berdampingan diartikan dengan toleransi, saling tolong menolong, lebih peka dan peduli satu sama lain, sehingga tercipta lingkungan yang harmonis. Berikut ini 10 tips memulai hidup sebagai minimalism, antara lain:
1. Melakukan Proses Decluttering
Bagi sebagian orang yang belum tahu, decluttering adalah proses menyortir barang dengan menyingkirkan barang-barang yang tidak perlu atau tidak terpakai. Banyak dari masyarakat pasti terbiasa memiliki banyak barang, contohnya saja baju dan sepatu. Bisa dipastikan semua orang memiliki kedua barang ini dalam jumlah yang banyak, atau minimal lebih dari 3.
Dengan melakukan proses decluttering, masyarakat diajak lebih sadar dan mawas diri terhadap apa saja yang Kita punya dan apa yang benar-benar Kita pakai. Setelah itu, singkirkan barang tidak terpakai dengan membuangnya atau memberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Point yang didapat dari sini adalah membiasakan diri tidak hidup berlebihan, mengenali kebutuhan, peduli sosial atau orang lain yang lebih membutuhkan. Dengan menyingkirkan barang tak perlu, secara tidak langsung juga melakukan aktivitas bersih-bersih atau beres-beres rumah/kamar. Dengan perginya barang tak perlu tersebut, rumah/kamar jadi terlihat lebih luas.
2. Mengutamakan Kebutuhan daripada Keinginan
Proses decluttering telah membantu seseorang untuk memahami kebutuhan mereka. Dengan begitu, selanjutnya tinggal fokus saja pada apa yang dibutuhkan dan tidak mementingkan nafsu atau keinginan belaka. Sedikit demi sedikit kebiasaan ini juga dapat membantu menghilangkan kebiasaan hidup konsumtif yang selama ini banyak ditemui di masyarakat.
Proses ini memang tolak ukur utama untuk memulai hidup minimalism. Dengan fokus hanya pada pemenuhan kebutuhan saja, akan banyak hal yang dapat dilakukan. Selain itu, akan lebih banyak uang yang disimpan (tabungan) daripada digunakan untuk membeli barang menuruti hawa nafsu atau keinginan pribadi.
3. Membeli Barang yang Benar-Benar Dipakai
Sadar akan kebutuhan juga harus diimbangi dengan kesadaran akan fungsi dari kebutuhan tersebut. Seseorang yang hendak memutuskan membeli barang yang dibutuhkan juga perlu melihat dari segi fungsinya. Belilah barang yang benar-benar berfungsi atau dipakai dan digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Mulailah dengan hal kecil yang memberi impact besar seperti baju, sepatu, tas, jaket, dan aksesoris lain yang selama ini dibeli berdasarkan keinginan. Cobalah lebih mengerti dengan kebutuhan diri sendiri dan beli barang yang benar-benar dipakai.
4. Memaksimalkan Efisiensi Waktu
Setelah berhasil menghilangkan gaya hidup konsumtif dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan saja, akan ada banyak waktu luang. Gunakan waktu yang ada untuk melakukan aktivitas bermanfaat. Jangan sia-siakan dengan tidak produktif atau hanya bermalas-malasan. Penting memahami dan memaksimalkan efisiensi waktu dalam penerapan minimalism.
5. Menikmati dan Bersyukur, Tanpa Terobsesi
Gaya hidup konsumtif telah mengajarkan kebiasaan buruk yaitu selalu ter-obsesi dengan barang baru, mewah dan up to date. Hal ini tentu perlu diperbaiki karena bisa berakibat buruk bagi mental dan psikologis seseorang. Dengan terlau terobsesi pada sesuatu, akan cenderung melakukan apapun demi memuaskan obsesinya.
Minimalism datang sebagai resolusi untuk lebih mengutamakan kebutuhan daripada nafsu/keinginan. Jadi, harus dipahami bahwa obsesi biasanya terbentuk karena nafsu/keinginan yang kuat. Lebih baik nikmatilah apa yang dimiliki dan bersyukur.
6. Memahami Konsep ‘Uang Bukan Segalanya’
Banyak yang salah sangka soal uang, yang dianggap sebagai tolak ukur kebahagiaan dan kesuksesan seseorang. Padahal tidak semua begitu. Meski memiliki uang yang banyak memang bisa membuat bahagia dan menjadikan simbol kesuksesan, tetapi uang bukanlah segalanya.
Tidak semua orang yang memiliki uang berlebih pasti bahagia. Kebahagiaan yang utama terletak pada mindset atau pola pikir sederhana dan bersyukur. Sehingga bisa lebih menikmati apapun yang kita punya.
7. Mulai Membuka Tabungan
Minimalism mengajarkan Kita untuk hidup sederhana dan fokus pada kebutuhan. Hal ini menggeser gaya hidup konsumtif yang selama ini dilakukan. Dengan tidak membeli barang yang tidak diperlukan/dibutuhkan, Anda akan memiliki uang lebih dan bisa mulai menabung untuk kepentingan di masa yang akan datang.
Baca Juga: Kamu Akan Malas Begadang Kalau Tahu 14 Akibat Buruknya
8. Mencintai Diri Sendiri Atau Selflove
Hidup sederhana secara tidak langsung akan membiasakan untuk lebih mencintai diri sendiri (selflove). Mencintai diri sendiri dapat ditunjukkan dengan selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki, sadar akan kebutuhan dirinya, dan fokus untuk produktif dan membuat dirinya bermanfaat untuk orang lain.
9. Seleksi Tempat atau Tujuan
Dengan memahami kebutuhan, secara perlahan-lahan Anda akan melakukan seleksi terhadap tempat atau tujuan dalam hidup. Seleksi tempat yang dimaksud misalnya Anda tidak akan iseng main ke pusat perbelanjaan jika tidak ada tujuan untuk membeli suatu kebutuhan, dan lain sebagainya.
Memulai hidup minimalism akan menyadarkan Kita bahwa selama ini sudah menghabiskan banyak waktu di luar untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak diperlukan. Selain menghabiskan waktu yang berharga, hangout juga merupakan gaya hidup yang boros.
Namun, bukan berarti hidup sederhana tidak bisa jalan-jalan atau ke luar rumah untuk bersenang-senang, hanya saja intensitasnya dikurangi karena sadar akan aktivitas lain yang lebih penting.
Jika seseorang memiliki hobi jalan-jalan tentu tidak masalah menghabiskan waktu diluar, bahkan point menabung bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hiburannya dengan jalan-jalan mengunjungi tempat yang ingin didatangi.
10. Seleksi Lingkungan Persahabatan
Istilah quality over quantity sangat cocok untuk pembahasan ini. Jadi, perlu dipahami bahwa tidak semua orang dalam lingkungan Kita membawa pengaruh positif. Oleh karena itu perlu melakukan seleksi pada persahabatan yang akan dijalani. Tidak perlu terlalu dekat dengan banyak orang, tetapi cukup bersahabat dengan beberapa orang yang benar-benar memahami Kita.
Baca Juga : Ingin Hidup Bahagia dan Bermakna? Temukan Rahasianya di sini
Hal ini bukan berarti bergaul dengan sifat pilih-pilih teman, tetapi lebih memilah sikap apa yang perlu ditunjukkan. Tidak semua harus dianggap sahabat, lagipula tidak semua bisa diajak komunikasi setiap saat dan dijaga hubungannya agar selalu harmonis.
Itulah 10 tips yang bisa diterapkan untuk memulai hidup minimalism. Dengan tren gaya baru ini, masyarakat akan lebih mencintai diri sendiri dan lebih peduli pada lingkungan dan sosial di sekitarnya.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Leave a Comment